26. jatuh yang ditunggu, akhirnya tercapai.

419 26 1
                                    

''semoga tak hanya hari ini saja, tapi berkali-kali kita jatuh cinta.''

Lauren mengedarkan sepasang matanya, ke arah siswa yang sedang diceramahi oleh pak Didin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lauren mengedarkan sepasang matanya, ke arah siswa yang sedang diceramahi oleh pak Didin. Karena, tidak memakai atribut dengan lengkap.

Ia tersenyum tipis, mengingat Kenzo yang ternyata menuruti perintahnya. Dia tidak termasuk barisan anak-anak itu. Walaupun, untuk kali ini saja. Tapikan, ini sebuah kemajuan.

''KALIAN INI, GAK ADA KAPOKNYA, YA?! EMANG KENAPA, KALAU PAKAI ATRIBUT LENGKAP? KETAMPANAN KALIAN BERKURANG?!'' teriak pak Didin keras. Setiap hari senin, yang paling mengeluarkan suara banyak adalah pak Didin.

''iya pak, kelihatan cupu.'' sahut salah satu anak di sana, tanpa tahu takut.

''kalau dasarnya jelek, jelek aja!'' sarkas pak Didin, menohok ke jantung.

''anjir, gak sadar diri.'' gumam Gibran kepada Raja.

Raja melirik Gibran malas. ''diam, gue malas kalau harus diceramahi Didin lagi.'' peringat Raja kepada Gibran. Pak Didin itu memiliki kemampuan mendengar di atas rata-rata. Obrolan mereka, bisa saja terdengar.

''Kenzo mana? Tumben.'' Adi mencari keberadaan Kenzo. Namun nihil, Kenzo tidak terlihat di barisan mereka.

''bolos kali sama Tian.'' sahut Gibran asal. Di barisan ini, memang tidak ada mereka berdua.

Upacara Bendera telah dimulai. Tidak ada suara yang terdengar, selain dari para petugas upacara.

''aduh, pusing banget.'' keluh Cia, berbisik kepada Lauren.

Lauren menoleh menatap Cia yang telah berkeringat. ''sabar ya, bentar lagi selesai.'' pinta Lauren, terdengar khawatir.

Suara lagu kebangsaan sudah tidak lagi terdengar oleh Cia. Pandangannya kabur, kakinya terasa seperti jelly, kepalanya juga semakin pusing. Ia sudah tidak kuat lagi.

Brukk.

Tubuh Cia limbung ke belakang. Lauren dengan sigap menangkap tubuh Cia.

''woi! Panggilin anak PMR.'' teriak salah satu siswi MIPA 1.

Anggota PMR datang membawa tandu. Mereka menggotong Cia menuju UKS SMANIBA.

Lauren ingin sekali ikut. Tapi sayangnya, ia tidak boleh. ''lo kenapa?'' lirih Lauren bertanya.

Tak biasanya Cia pingsan saat upacara. Biasanya, Cia cuma mengeluh kepanasan. Tidak sampai pingsan, seperti ini. Apa mungkin, dia tidak sarapan?

Setelah upacara selesai. Lauren berlari menuju UKS, dengan membawa air dan sebuah roti.

''lo udah sadar?''

Cia tersenyum geli, menatap Lauren. ''huaa! Gue tadi pingsan?  Anjay, first time gue bisa pingsan. Gue harus mengabadikannya.'' seru Cia bahagia.

I'M BACK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang