48. bukan satu-satunya.

1K 33 1
                                    

Kemarin, kan ada kejutan.

Sekarang juga ada. Spesial🎉🎉🎉🎉🎉🎉

Jangan lupa vote!

Kenzo mengendarai motornya, dengan kecepatan tinggi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kenzo mengendarai motornya, dengan kecepatan tinggi. Seakan, ia melampiaskan semuanya di sana. Tak kuasa menahan air matanya, Kenzo menangis di sepanjang jalan Jakarta.

''BANGSAT!'' murkanya. Hancur, sedih, kecewa, semua menjadi satu.

Tadinya, Kenzo ingin malam ini jadi malam terindah mereka, karena ada satu hal yang Kenzo ingin sampaikan. Malah, menjadi malam tersedih mereka.

Benar, kita hanya merencanakan. Tapi, Tuhan yang menentukan. Jalan hubungan mereka seperti ini, tidak ada yang perlu disesali. Mereka sama-sama senang, ketika jatuh, mereka juga sama-sama sakit, ketika selesai. Semuanya seimbang, sesuai porsinya.

Motor Kenzo masuk di dalam pekarangan rumahnya. Ia melihat Mamanya, sedang berdiri di luar. Seakan sengaja menunggu kedatangannya.

''Mama?'' panggil Kenzo. Dia berjalan mendekat ke arah Luna.

Mata Luna memerah, masih ada air mata yang menggenang di kelopaknya. Dia sedang menangis, saat ini.

''ada yang lebih kecil, kamu bukan satu-satunya.'' Luna berhambur ke pelukan Kenzo, dan menangis di sana.

''ada apa, Ma?''

Luna menggeleng, dan menghapus air matanya. ''Papa kembali.''

Deg. Tubuh Kenzo menegang sempurna. Papanya? Kembali? Dalam sekejap, Kenzo melupakan kesedihannya. Heronya telah kembali. Sejak 17 tahun Kenzo hidup, ia belum pernah mengenal sosok itu. Mimpi Kenzo tercapai, ia akan bertemu dengan Papanya.

Kenzo berlari kencang, masuk ke dalam rumahnya.

''Kenzo! Tunggu!'' panggil Luna, yang tidak dihiraukan oleh Kenzo.

''Papa!'' teriak Kenzo mengglegar.

Langkah kakinya terhenti, ketika melihat ada manusia lain di sini.

''Kenzo, sini nak, peluk Papa.'' Papa Kenzo merentangkan tangannya, agar Kenzo memeluknya.

Tak bisa dipungkiri, Kenzo ingin sekali memeluk tubuh itu. Melepas semua rindu yang telah terkumpul selama 17 tahun ini. Dengan langkah pelan, Kenzo berjalan ke arah Ayahnya.

''Papa..'' lirihnya, sembari memeluk Papanya erat.

Hangat, itulah kesan pertama saat memeluk tubuh Ayahnya. Pertama kali Kenzo melakukan ini, air mata menetes karena bahagia.

''jagoan Papa sudah tumbuh besar, maafkan Papamu ini yang tidak bisa ikut serta, dalam perjuanganmu.''

Kenzo menggeleng lemas. Ia tidak ingin hal apapun lagi, Papanya telah kembali. Kenzo ingin menghabiskan 17 tahun silam, yang terbuang sia-sia.

I'M BACK [THE END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang