Ekbeww.
Gimana bab sebelumnya?
Tenang, bab ini bakal buat kalian puas kok☺💔
Jangan lupa vote!
Kenzo keluar kamar dengan wajah yang kusut. Rambutnya acak-acak, kedua matanya bengkak. Kenzo seperti tidak ada semangat hidup.
''Mama?'' di dalam kamar Luna, Kenzo tidak menemukan siapa pun. Papanya—eum, masih pantaskah dia disebut seorang Papa?
Rumah Kenzo, sama sekali tidak ada orang. Kecuali, dirinya sendiri. Semuanya meninggalkan Kenzo.
''kalian ke mana?'' Kenzo mengedarkan kedua matanya, di sekeliling rumah. Namun nihil, ia tidak menemukan siapa pun.
Kenzo merasa dia bukan di rumah. Tolong katakan, bahwa semua ini mimpi. Ia tidak mau kejadia kemarin menjadi nyata.
Tingg. Suara notifikasi pesan masuk. Kenzo pun mengambil ponsel di dalam saku celananya.
Tian
[keluar. Kita beli perlengkapan kuliah.]
Kenapa Tian bisa berada di dalam mimpinya? Kenzo mencubit pipinya.
''argh!'' ternyata ini bukan mimpi.
Tian
[gak pakai lama. Gue cabut ke rumah lo, sekarang!]
[bentar dulu, bangsat!]
Kenzo berlari ke kamar mandi. Ia mandi, supaya badannya jauh lebih segar. Kenzo harus memikirkan masa depannya, ia tidak boleh menyerah!
TINN. Suara klakson motor Tian terdengar.
''anjing!'' Kenzo berlari keluar. Karena Tian menekan klaksonnya terus-menerus. Bisa-bisa, tetangganya akan marah nanti.
''lo pikir ini di hutan?!'' hardik Kenzo, ketika sudah di luar.
''lama!''
''WOI! SIAPA YANG KLAKSON PAGI-PAGI GINI?!'' teriak seorang pria perut buncit, yang baru saja keluar rumahnya menggunakan sarung.
Kenzo panik bukan main. Pria ini kalau menasehati malah membuat telinga panas.
''maaf Pak,'' sahut Tian.
''anak muda zaman sekarang, tidak punya atitut.''
''attitude, Pak.'' Tian membenarkan perkataan Bapak itu yang salah.
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BACK [THE END]
Teen Fiction''Konon katanya, Laki-laki hanya jatuh cinta sekali seumur hidup, sisanya hanya melanjutkan hidup.'' Setiap manusia di bumi, pasti merasakan namanya jatuh cinta. Namun, Valenthyna Lauren Arcellio, belum pernah merasakan jatuh cinta dalam hidupnya. S...