#11. 3 Aturan Inti

999 142 2
                                    

▪︎▪︎▪︎

Saat ini, lembayung senja dari ceruk langit terlihat berpendar indah. Koloni awan berbondong-bondong pulang bersama para burung ke arah barat. Debur angin dari celah pepohonan besar mulai berhembus senyak pada wilayah besar Lembang dan sekitarnya.

Masih berpusat di ruang tengah, namun memanjang sampai keluar teras, bagian selanjutnya setelah rapat kerja adalah makan besar. Dua panci besar dengan lauk-pauk sederhana yang diterima baik oleh mereka semua. Satu jajar daun, satu sepenanggungan, satu ikatan, dan satu tawa yang terkuar bersama.

"Cuy, yang masak siapa?"

"Si no komen cuy!" Balas Yeri pada Hyeri.

Disaat yang lain mulai tergelak, Hyeri mengernyit bingung. "No komen maksudnya?"

"HAHAHAHAHA!!!" Irene dan kadar recehnya sudah terkelupas.

"Jennie cuy!" Joy bantu meluruskan. "Bisa-bisanya dia waktu masak mingkem, padahal kita sambil dugem."

"Emang ye, dasar lulusan saritem lo Joy!"

"Untung lo kating ya, kalau nggak ni daun gue gulung sama muka lo!" Celetuk Joy dengan tekad beraninya.

Memang begitu guys, gausah aneh.

"Enak Jen!" Hyeri mengacungkan jempol pada Jennie. "Jadi kahim segala bisa bener! Bagus!"

Jennienya sendiri hanya mampu tersenyum. Pantas saja dilabeli "no komen" orang wataknya memang nggak banyak omong. Anggota lain sibuk saling bergurau, dia sendiri yang fokus makan seakan-akan nasi dan lauk-pauk itu sebuah kenyataan hidup, sementara manusia di sekelilingnya sebatas batu.

"Jen, lo nggak enak badan?" Tanya Lisa khawatir. Betulan cemas karena Jennie irit sekali bicara.

"Enak." Jawabnya.

Lisa udah pengen misuh aja. Tapi malu sama alumni yang lain. Alhasil dia mencoba fokus dan mengacuhkannya lebih lama lagi. Jangan salahkan Lisa bila tidak akrab, toh Jennienya yang tidak berniat mengakrabkan diri.

"Mau tambah Jen?" Taehyung menawarkan dengan ancang-ancang akan meriah lauk lagi.

"Nggak usah, gue kenyang."

"Nggak biasa makan begini ya lo?" Tanya Lisa.

"Biasa."

"Biasa apaan? Kalau nggak napsu bilang aja, nanti kita cari makan berdua."

"Gausah."

"Iya kek Jen kali-kali." Lisa menghembuskan napasnya kecewa.

"Nanti malem kita ada acara juga. Lo mau misah sama anak-anak? Ada alumni juga, nggak usah aneh-aneh."

Nah, senyum Lisa praktis kembali berkembang ketika kata-kata Jennie mulai memanjang. Ia lebih baik melihat perempuan ini misuh-misuh ketimbang diam. Agaknya bukan hanya dia yang ikut beku, tapi situasi yang ditempatinya.

"Sejauh ini masih aman kan kondisinya?" Solar membuka pertopikan ladies.

"Kalau sejauh ini masih aman lah kak. Soalnya kan belum ada maba-maba. Ntar pas penerimaan mahasiswa baru, di sana tuh tempatnya kita ujian. Ngeyakinin anak-anak, ngejalanin proker tetap sekaligus meyakinkan mereka tentang himpunan ini." Nayeon menjabarkan.

"Internal aman? Jen?" Irene melemparkan pertanyaan itu pada Jennie.

"Aman."

"Jen, anjem lo coba--sini deh!" Gemas Joy. "Gue sumpelin sambel sama daun pepaya biar berkutik dikit!"

"Lemes banget Jen? Kenapa?"

"Capek kak ngadepin mereka."

"HAHAHAHAHAHA!" Irene tertawa lagi.

Himpunan | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang