#71. Midnight Urgent

1.1K 173 26
                                    

▪︎▪︎▪︎

Sesampainya di kawasan basement apartemen itu, begitu nyentrik mobil mahal Irene dengan merk luar negeri yang tertera di belakang mobilnya. Entah secepat apa perempuan itu mengendarainya, atau memang takdir berpihak pada mereka, tapi Lisa buru-buru berlarian melalui tangga darurat belakang. Menembus dua lantai atas kemudian masuk ke dalam lift untuk sampai lantai 5.

Tanpa harus berbasa-basi ketika sampai di lantai tujuan, toh memang pintunya pun tidak terkunci, Lisa menerobos masuk dan menemukan di ruang tengah Jennie dihimpit Jisoo dan Irene.

Sejenak mereka saling bertatapan. Lisa juga masih terengah-engah dengan kepala yang lengket akibat panas sore ini menghantamnya bersama polusi kota di luar. Namun kemudian dia menyadari di mejanya ada satu mangkok bubur baru beserta segelas air. Ya lagipula manusia seperti mereka mustahil sekali berdiam diri, pasti sudah mempersiapkannya dengan matang.

"Gak bawa Seulgi?" Celetuk Irene.

"Hah? Oh... yang lain masih sibuk wara-wiri kak."

Bisa mampus dia kalau Irene tahu sebenarnya dia menolak Seulgi untuk ikut datang. Ya Lisa juga baru tahu sih bahwa kedua demisnya ini akan ikut bertandang.

Untungnya Irene manggut-manggut saja, tak mempersulit keadaannya. Lisa juga akhirnya menjatuhkan diri di bawah karpet, tak lupa menurunkan semua barang-barang yang dia bawa.

"Gimana di kampus?" Jennie bertanya dengan suara serak habis. Tapi entah mengapa melihat wajahnya yang lesu begitu menggemaskan.

"Tadi gue ngumpulin anak-anak buat persiapan pelantikan sekaligus rencana danusan." Ujar Lisa seraya membuka jaketnya dan melinting lengan kausnya ke atas pundak. Belum lagi membuka mulutnya seperti anjing yang kepanasan.

"Lo minum dulu gih sana." Jennie mendesau risau.

"Panas banget anjeng emang di luar, makanya gue beli lemon mixue nih." Jisoo berujar yang membuat pandangan Lisa teralihkan pada dua minuman di atas meja.

"Gue kagak dibeliin?" Lisa memberengut pada Jisoo. Tapi kakaknya itu hanya memajukan bibir dengan mata menutup rapat. "Bajing, menyebalkan lu!"

"Minum aja yang kakak, Lis." Irene berujar.

"Gamau ah takut dimarahin Seulgi."

"YEEEEE APA HUBUNGANNYA?!" Jisoo langsung membenturkan bantal sofa pada kepala Lisa.

"Satu sedotan." Celetuk Lisa menyengir. Namun tak lama dia kembali melemparkan bantal tersebut dengan wajah geram pada Jisoo.

"Dih, orang Kak Irene belum minum ya!" Jennie ikut sewot dengan mata melotot.

"Yeeee, Kak Irene mau nikah tuh ama Ugi." Celetuk Lisa lebih sompral kali ini. Namun ampuh membuat Jennie dan Jisoo tertohok melotot.

"KAK?"

"RENE?!"

"Hayolooo..." Goda Lisa mencolek kaki Irene.

Tapi Irene benar-benar irit ekspresi. Perempuan itu seakan-akan tak menganggap bahwa kehebohan Lisa dan Jisoo yang tengah mencercanya adalah sebuah masalah. Dia hanya mempertahankan senyumnya agar tak luntur. Laksana sebuah indahnya cinta, siapa yang tak mau menikah sih? Irene bahkan siap menyerahkan segala yang ia punya asalkan bersamanya. Irene siap melakukannya hanya untuk dia. Seandainya, seandainya itu dapat terindahkan.

"Kok gak bilang-bilang?" Jennie menyorot Irene dan Lisa bergilir. "Lo tau dari siapa Li?"

"Dari Seulgi lah. Siap-siap aja nih gue sebarin ya!"

"Eh, jangan!" Sebelah tangan Irene langsung terulur panik. Dia bergeleng-geleng kuat. "Jangan ya!"

"Gila, gue absen 3 hari aja berasa absen setaun. Informasi berantakan dimana-mana!" Jennie bergeleng-geleng sembari menyingkap rambutnya.

Himpunan | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang