#48. Mode Pesawat

832 128 1
                                    

▪︎▪︎▪︎

Mendekati penghujung bulan, dimana jadwal libur dalam kalender pun akan segera berakhir, segala hal yang terjadi di bulan Januari ini akan segera menjadi kenangan. Dari malam ke malam yang terus melakukan bonding pekerjaan, saling menepuk pundak ketika suntuk, atau saling menyelimuti disaat lampu padam dan tertidur.

Menyiapkan hadiah demi hadiah untuk perlombaan. Mengusung ide per-produksian dengan ibu-ibu hingga menemukan pendapat akan bolu asin talas yang mengangkat nilai oleh-oleh Bogor ini. Belum lagi perurusan kantor dan segala materi yang semakin digencar agar sumber daya manusianya menguat.

Semua orang yang kini mulai dalam mode pesawat, alias tidak bisa diganggu gugat oleh urusan-urusan luar. Dari pembersihan lingkungan dan perawatan bebungaan yang mulai bermunculan, membersihkan mck dan menyaring aliran air dari sampah-sampah yang menodainya. Walaupun awalnya Hyunsuk harus disurung-surung agar menjadi pemuda yang tangguh dan tak selalu bergantung dengan kehidupan mewah, pada akhirnya berkat himpunan ini, mau tak mau dia harus terjun pada sesuatu yang sebelumnya tak ia sukai.

Mau tak mau, segala hal yang menjadi permasalahan pribadi-pun disingkarkan terlebih dahulu jika tidak terlalu urgent.

Di arah perkebunan, Lisa menghela napasnya melihat para adik tingkatnya sibuk membenahi kembali posisi pot dan keindahan kawasan itu. Setelahnya apa? Mereka sibuk berfoto-foto, apalagi Somi yang sudah heboh ingin difotokan dengan Seulgi.

"Ini ngapain sih kita di kebun?" Gumam Lisa.

"Kalo di dapur yang ada elu diamuk sama Jennie." Balas Wendy.

"Padahal kan gue pengen ikut masak-masak, apalagi pengemasan produknya. Mana di sana ada camat sama dprd dong! Aing pengen di sana!" Lisa mencebik.

"Kalau mau kesana diem aja liatin."

"Anying, sama aja! Masa Jennie ngusir gue, katanya jangan di sini mending ke kebun atau lihat panen! Nyebelin anjir!"

"Hahahaha, lo sama Ugi kalau kesana bisa-bisa jadi kapal pecah anying! Feeling cewek mah suka bener!"

"Lah, terus gua ini apa? Gua juga cewek nyet!"

"Elu mah monyet!"

"Bangsat Wawan!" Semena-mena Lisa menggeplak kepalanya. Yang jelas pasti dibalas oleh Wendy, karena dia bukan Seulgi yang selalu pasrah dan sabar.

"Sakit bangsat! Udah sono lu poto-poto sama ulet teh pucuk!" Wendy mendorong Lisa ke depan.

"Ogah ah, poto-poto sama siapa coba. Liat noh, adik-adik lu malah pada bucin!" Lisa mengadahkan dagunya ke depan.

Ada Yujin dan Minju yang sibuk sok romantis bercengkrama sambil memindai berbagai jenis bunga di sana. Karina dan Winter yang saling berbacot, juga Ryujin dan Yeji yang tiada akhir terus bertengkar. Ini lagi, Si Seulgi malah anteng-anteng sama Somi.

"Woy Sugi, pelanggaran lo!" Pekik Moonbyul yang baru datang dari belakang.

Seulgi yang semula sedang memilih-milih foto dengan Somi praktis mendongak dan mengerut kening.

"Apaan anjir?"

"Inget yang di Bandung woy!"

"Yang di Bandung siapa?"

"Anying, stres!" Moonbyul menunjuk. "Wen, telpon aja Wen! Potoin kalo bisa sekalian!"

"Awas lu ya!"

"EEH, APAAN ANJIR? MAKSUD GUE TUH APAAN? GUE SALAH APA?!" Pekik Seulgi panik ketika Wendy mengangkat handphone, dia langsung mendekat.

"Bilangin lu ke Kak Irene!" Bisik Wendy.

"Apaan sih, gua sama Somi emangnya kenapa? Kalian dari kemaren sensi mulu kalau gua sama dia. Berasa ada apaan aja!" Cerocos Seulgi sebal.

Himpunan | Jenlisa✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang