▪︎▪︎▪︎
Berlangsung, terus berlangsung kegiatan hari demi harinya. Menuntaskan apa yang sempat tertulis dalam laporan kerja. Terlepas apapun masalahnya, Jennie akan tetap menjadi Jennie yang bekerja secara professional. Bahkan setelah menyelesaikan sarapan dengan pengurus inti, dia sempat memastikan keadaan adik-adik di sebelahnya. Yakni mengusapi kepala Jeongwoo dan Jisung untuk ikut bekerja dan melupakan permasalahan sejenak.
Kali ini, Ten dan Johnny punya garis besar materi yang sedang digelar besar-besaran di kantor desa. Pemaparan ilmu tekhnologi oleh departemennya berjalan dengan lancar.
Sesekali, Jennie yang memantau itu akan ikut bergerak untuk menjelaskan ulang pada ibu-ibu atau bapak-bapak yang tak mengerti istilah-istilah zaman milenial.
"Jadi, sistem ini nanti bisa ibu-ibu dan bapak-bapak gunakan untuk memasarkan barang-barang di online shop. Nggak perlu ribet-ribet tuh Bu pake gerobak kalau dagang. Makanan yang nantinya kita produksi juga bakal terkenal sampai keluar kawasan ini. Jadi, makin banyak peluang pembelian yang masuk." Tutur Ten.
"Jadi kita teh bakal terkenal siga Blekping kitu?" Ada yang menyeletuk begitu membuat Jennie melotot kaget.
"Naon ai maneh Blekping?"
"Anak urang tah sok ngalalajoanan Blekping. Bener kan neng Blekping nya?"
Sambil terkekeh, Jennie terkekeh. Dalam hatinya berbisik, ini kenapa jadi bawa-bawa Blackpink?
Sementara bermeter-meter dari wilayah kantor, ada para lelaki otot besi sedang melakukan pemotongan dan pembentukan rak. Didampingi Lisa untuk melihat prosesnya, juga adik-adik tingkatnya yang akan senantiasa bertukar pendapat tentang penghiasan meja, rak, dan kursi demikian.
"Cuy, tebak. Kenapa ni desa dinamain desa Sukasirna coba?" Seulgi tiba-tiba menyikut lengan Lisa.
Yang menoleh kini bukan hanya Lisa, melainkan Wendy, Moonbyul, Sinbi, Rosè, dan Jeongyeon.
"Karena yang sukakamu mah gaada, YHA!" Celetuk Moonbyul sambil sekonyong-konyong menoyor kepala Lisa.
Lisa yang belum siap apa-apa alhasil hanya bisa melongo kaget saat kepalanya ditoyor. Berbeda dengan Wendy dan Rosè, keduanya bisa puas tertawa.
"Kok aing sih?" Lisa melongo.
"Karena yang sukabertahan mah doi gua, Gi. Doi lo kan Sukasirna." Jawab Sinbi sambil menyengir.
"HAHAHAHAHAHA!!!" Rosé makin tak kuasa saat Seulgi memberengut dengan mata mendelik.
"Jing, gua jadi kena juga." Gumamnya.
"AAAARRGH, PERUT GUE!!" Berakhir Wendy memilih berjongkok karena tak kuasa dengan perutnya.
"Lagian elu, ngapain sih ngasih pertanyaan begitu? Dah tau temen-temen lu kayak setan begini." Cebik Lisa.
"Lu juga setan berarti." Jeongyeon membalas.
"Teh Ochie pas milih tempat ini kayaknya lagi galau deh, makanya milih yang namanya Sukasirna. Perasaan siapa atuh Teh yang suka sirna teh?" Goda Yena.
"Sama yang demis bukan, Teh?" Yujin ikut menimpali di bawah. Sedang mencabuti rumput liar di dekat Moonbyul. Gabut.
"Demis siapa? Fitnah nih!" Rosé jelas menggeleng.
"Demis siapa sih anjir? Si Jisoo?" Celetuk Seulgi asal-asalan.
Namun, demikian asal-asalan itu membuat Rosè terhenyak agak kaget. Buru-buru dia menggeleng. Tapi sayangnya, Rosè tidak sepintar Jennie bila urusan per-mimik-an. Jadi, jelas sekarang dia malah dirundung habis-habisan oleh circlenya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himpunan | Jenlisa✔
Fiksi Penggemar(+) OT GEN3 "Mau nggak, membina hima bareng gue?" - Jennie. "Maunya membina rumah tangga bareng lo." - Lisa. ©️Kanayaruna, 2023 Notes: bacanya di rumah aja, bahaya kalau dibawa-bawa keluar. Bisa disangka orang gila.