▪︎▪︎▪︎
Hari ini, dari kilas masa lalu yang pernah terjadi 2 tahun lamanya, Jennie hampir saja tertawa ketika melihat Joy, Yeri, Jihyo, dan Dahyun betulan diberi kesempatan sebagai jajaran komisi disiplin yang sedari awal gerbang sudah misuh-misuh tak jelas meneriaki maba agar cepat masuk.
Jennie hampir tak percaya bisa berdiri di atas kegiatan ini ketika dia sadari bahwa dia bukan mahasiswa baik-baik sedari awal. Tapi konyolnya, orang-orang yang dahulu membuat barisan himpunan gonjang-ganjing justru menjabat sebagai pimpinannya hari ini. Ah, takdir hidup kadang konyol.
Manusia-manusia seperti Joy, Yeri, Haechan, dan Somi yang selalu bertingkah pada masa mudanya, sekarang ditekan harus menertibkan masa lalu.
"Jen? Oiy, oiy? Jen?" Lisa melambaikan sebelah tangan ke hadapannya.
Sekarang, mereka sedang memantau para barisan maba yang berada di lantai 1 dari lantai 2. Sedaritadi Taeyong dan Hanbin tak mau diam berlarian memantau para panitianya dan mengamankan kondisi. Sementara Lisa dan Jennie sekarang adalah waktu yang tepat untuk bersantai.
"Jen?"
"Apaan sih?" Jennie meraih sebelah tangan Lisa untuk diturunkan. "Tuh lihat, adik-adik lo tuh! Dulu aja nakalnya nggak ketolong, sekarang pada jadi kabing sama komdis!"
"Periksa kerapihannya masing-masing! Topi, sabuk, syal, sepatu, baju, rapihin! Jangan kayak anak smp yang harus dikasih tahu kakak-kakaknya dulu!" Ujar Yeri di depan barisan sambil menepukan catatan pada telapak tangannya.
"INI KENAPA BARISANNYA MASIH PADA KOSONG? KEMANA TEMAN KALIAN YANG LAIN? TAU WAKTU NGGAK KALIAN? BARU HARI PERTAMA AJA UDAH NGELANGGAR! MAU JADI APA HAH KALIAN NANTI?!" Joy berteriak lantang.
"Jadi pengangguran kali ya Teh, maunya nyantai-nyantai aja tuh!" Somi memprovokasi.
"Ini nggak sifat, cara bicara, sama apa yang dibicarain Kak Irene dulu, selalu turun-temurun ya." Lisa geleng-geleng kepala sambil tertawa pelan.
"Anjing, kemarin posisi gue kayak Si Somi banget dah, bagian provokasi doang!" Seulgi datang ke samping Lisa dan ikut melihat pemandangan di bawah.
Tidak lama kemudian datang pengurus inti yang lain, berkerumun ke sisi Jennie dan Lisa untuk mengamati para panitia yang sedang bertugas di bawah.
"Demi Allah, gue bagian provokasi aja dah dapet umpatan dan segala macam sumpahan yang mengerikan! Heran gue mah!" Wendy bergeleng-geleng, kembali mengingat satu tahun silam.
"Lebih hina dia nih!" Johnny menunjuk Jennie. "Orang yang dulunya ngelanggar tau-tau jadi komdis. Mana marah-marahnya kagak tau kadar anjir, bikin anak maba sampe ada yang trauma sampe nangis!"
Jennie terkekeh di gigirnya. Sedangkan Lisa hanya bisa bergeleng-geleng sebab dia tidak kebagian menjadi komdis tahun kemarin. Hanya bagian angkut-angkut barang alias logistik. Alasannya satu, Lisa malas jadi bahan incaran dari surat kebencian.
"Taun kemaren nggak asik, nggak ada yang ngelawan." Tukas Jennie.
"Yaiya kagak ada yang ngelawan orang lu nya aja bikin sawan anjir! Sinting!" Ten mendelik tak percaya.
"Irene aja dulu gue lawan, masa cuman ngelawan gue gaada yang maju. Padahal kalau maba-maba sekarang nih tau, alumni kita kayak gimana, halah!" Jennie menjetikan jarinya.
"Pingsan pasti!" Sambungnya.
"Alesan dulu lo ngelawan apaan sih? Kagak jelas banget sumpah, yang ada kelompok kita nih yang kesiksa!" Protes Lisa. Kalau mengingat hal itu lagi dia selalu tak habis pikir dengan Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himpunan | Jenlisa✔
Fanfic(+) OT GEN3 "Mau nggak, membina hima bareng gue?" - Jennie. "Maunya membina rumah tangga bareng lo." - Lisa. ©️Kanayaruna, 2023 Notes: bacanya di rumah aja, bahaya kalau dibawa-bawa keluar. Bisa disangka orang gila.