▪︎▪︎▪︎
Lisa baru terbangun ketika jidatnya terasa perih karena disentil yang membuat kepingan mimpinya hancur. Begitu dua matanya melotot, hal pertama yang dia lihat ada mata tajam Jennie tengah mengintainya seperti malaikat izrail yang sedang menagih nyawa.
"Bangun!" Dan bebarengan suara Jennie, perasaan pening dan suntuk Lisa semakin bulat.
Dia bergelung ke arah lain. Suara yang semula kedap, kini mulai menginvasi dua telinganya. Ada speaker box menggema dari ruangan tengah, lalu tapak-tapak kaki yang saling mendentum di lantai dua. Belum lagi osengan spatula dari arah dapur. Lisa mendesis di dalam hati.
"Bangun! Lo kebiasaan banget kalau tidur itu simulasi mati! Sarapan dulu buruan!" Jennie menarik kasar selimut itu dan melemparnya ke bawah.
"Tsk, Jen! Masih ngantuk atuh!" Lisa merengek pelan.
"Ya tidurnya nanti di rumah aja! Sekarang bangun dulu, bentar lagi mau pulang!"
"Gamauuuuuu!"
"Aish, bangun ah!" Sekonyong-konyong Jennie menarik sebelah kakinya.
"JENNIE!! WOY BANTUIN WOY!!!"
"BANGUN DULU MAKANYA!"
"GAMAUUUUU!!"
Alhasil karena keduanya saling mengeraskan pertahanan, begitu pula tidak ada yang mengalah. Lisa bergantung pada cengkraman, sementara Jennie berusaha kuat menggusurnya sampai bawah.
"YA ALLAH LO PADA YA!!" Wendy yang datang melihatnya di ambang pintu hanya bisa bergeleng-geleng kepala.
"ADA APAAN SIH YA ALLAH RAME BANGET!" Datang Mina lagi. Menyembul dari belakang pundak Wendy. "ASTAGFIRULLAH, BANGUN LIS! BANGUN!"
"NO KOMEN, ITUSIH DERITA ELO! MASA BODO NGGAK MAU TAU!"
"NO KOMEN---"
"AMPUN!! BERISIKNYA!!!" Irene memegangi kepalanya dari arah dapur.
Ya bagaimana tidak pusing, di ruang tengah ada Joy dan antek-antek biduannya (Jihyo, Rosè, Yeri, Nayeon, dan Jaehyun) tengah berjoget ria. Belum lagi berisiknya anak-anak pria yang terus-terusan menjerit dari atas lantai. Lalu berakhir sebagai penyempurna ada suara Jennie yang begitu menggelagar beradu bersama Wendy dan Lisa.
"Telinga gue bisa-bisa langsung jebol pulang raker!" Solar berulang kali meniupkan kepalan tangan dan didekatkan pada telinganya.
"Mana anjeng gue samperin anaknya! Rame banget idupnya!" Jisoo yang baru selesai menurunkan wajan berisikan nasi goreng langsung berlalu ke depan.
Masih membawa lap dapur yang tersampir di pundaknya, dia menarik telinga Joy sebagai gerbang utama untuk menghentikan keributan itu. Dititah beres-beres, kelakuannya malah memberantaki. Iya, kelihatannya mereka bekerja, tapi hanya 5%, sebaliknya 95%-nya saling berlomba vokal.
"Disuruh beres-beres malah dugem! Buruan! Kalian mau makan nggak?!"
Melihat cara Jisoo menarik telinga Joy, sisanya praktis bungkam. Jaehyun langsung buru-buru mengangkuti dus sampah dan berlari keluar. Rosé berlalu ke arah lawang untuk memegangi pengki. Yakni Jihyo, Yeri, dan Nayeon langsung bergegas menyapu kilat.
"IYA-IYA BUNDA, MAAFIN INCES!!!" Joy menjerit sambil berusaha melepaskan jewerannya.
"BURUAN BERSIH-BERSIH!"
"IYA BUNDA JISUU!"
Lantas babak berikutnya, Jisoo berlalu arah ruangan dimana melihat Jennie dan Lisa sedang adu argumen. Tak segan-segan ia menendang pantat Wendy yang menghalangi pintu dan langsung berdiri di tengah-tengah kamar sambil bersilang dada.
KAMU SEDANG MEMBACA
Himpunan | Jenlisa✔
Fiksi Penggemar(+) OT GEN3 "Mau nggak, membina hima bareng gue?" - Jennie. "Maunya membina rumah tangga bareng lo." - Lisa. ©️Kanayaruna, 2023 Notes: bacanya di rumah aja, bahaya kalau dibawa-bawa keluar. Bisa disangka orang gila.