Author Pov
"Ijekiel ? Apa kau mendengarkanku ?"
Flinch !
Lamunan Ijekiel tiba tiba saja terpecah saat mendengarkan pertanyaan dari Jennette.
Di mana mereka ?
Ah, benar. Mereka saat ini sarapan bersama di ruang makan seperti biasanya.
Mereka tidak hanya berduaan saja di sana. Ada Fiona yang selalu berdiri di sisi Jennette untuk berjaga jaga jika saja gadis bersurai coklat itu membutuhkan bantuan saat sarapan, karena terkadang gadis kecil 5 tahun itu salah dalam menggunakan alat makan, tetapi Ijekiel memaklumi akan hal itu karena usia Jennette masih terlalu muda. Terkecuali bagi Roger yang selalu menekankan Jennette untuk selalu bersikap sesuai tata krama gadis bangsawan yang sebenarnya.
Selain Fiona. Ada juga beberapa pelayan wanita yang bertugas selama menyiapkan makanan dan minuman yang hadir di sana tetapi selalu berdiri jauh dari meja makan.
Lalu di mana Niel ? Bukankah Niel harus ada di sebelah Ijekiel karena sudah tugasnya sebagai pengasuh bagi Ijekiel.
Yah, meskipun Niel merupakan pengasuh bagi Ijekiel. Niel juga memiliki kewajiban sebagai kepala pelayan keluarga Alpheus. Itu sebabnya Niel akan jarang di lihat bersama Ijekiel. Lagipula Ijekiel sudah mengerti akan hal itu dan tidak mempermasalahkan jika Niel tidak selalu berada di sisinya.
"Ya Jennette. Apa kau mengatakan sesuatu ?", tanya Ijekiel membuat Jennette cemberut kekanak kanakan.
Melihat wajah yang Jennette buat menyebabkan Ijekiel harus sesegera mungkin membuat suasana hati gadis kecil itu membaik. Karena mau bagaimanapun dia tahu kalau Jennette merupakan tanggung jawabnya untuk dia jaga. Seperti yang Ayahnya katakan kalau Jennette berada di bawah perlindungan mereka.
"Maaf", Ijekiel langsung meminta maaf dan memasang raut wajah menyesal.
"Sebagai permintaan maafku. Setelah sarapan ini. Ayo kita pergi ke rumah kaca"Saat mendengarkan tawaran permintaan maaf Ijekiel langsung membuat kedua mata biru gelap Jennette berbinar cerah, Ijekiel tahu kalau kedua bola mata biru permata khas Kekaisaran Obelia milik Jennette di sembunyikan oleh cincin sihir yang Ayahnya beli 3 tahun yang lalu untuk menyembunyikan warna mata asli Jennette.
Dan Ijekiel langsung bisa bernafas lega melihat Jennette kembali ceria.
Rumah kaca di dalamnya terdapat berbagai macam bunga indah yang merupakan milik Ibu Ijekiel. Dan juga tempat kesukaan bagi Jennette.
Mudah saja bagi Ijekiel jika ingin membuat suasana hati Jennette membaik. Dia hanya perlu mengajak gadis kecil itu mengunjungi rumah kaca milik Ibunya.
Jennette langsung menganggukan kepalanya dengan senang dan melanjutkan sarapannya secepat mungkin agar bisa pergi ke rumah kaca. Tetapi tidak lupa untuk berhati hati agar tidak mengotori gaun cantiknya jika tidak berhati hati saat makan.
Fiona yang melihat interaksi keduanya hanya bisa tersenyum lembut. Dia senang melihat Tuan muda Ijekiel selalu mau menghabiskan waktunya untuk bermain dengan gadis yang dia asuh. Dan mengabaikan para pelayan wanita yang merupakan rekan kerjanya yang membisikkan betapa kurang tata kramanya Nona Margarita saat sarapan.
Fiona sangat kesal mendengarkan mereka yang bergosip tidak sopan meskipun dengan pelan. Tetapi dia mencoba bersabar dan tetap tenang.
Mau bagaimanapun Nona Jennette masih kecil dan tidak ada salahnya jika membuat kesalahan dalam berprilaku. Itulah apa yang Fiona pikirkan.
Sementara itu dengan Niel berada.
Niel saat ini nampak jalan menyusuri lorong Mansion Alpheus entah di bagian mana. Yang pastinya dia saat ini berjalan setelah selesai memeriksa beberapa orang yang ingin melamar kerja.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Youngest Alpheus
Fanfiction❗ SLOW UPDATE ❗ Sejak dulu keturunan keluarga Duke Alpheus selalu memiliki ciri ciri warna mata emas dan rambut putih platinum. Tetapi, suatu ketika lahirlah bayi laki laki yang memiliki warna mata hijau zamrud seperti permata dan rambut hitam gagak...