Chapter 45 - Ibukota Surgawi -

674 101 29
                                    

Oh ! Sebelum aku lupa, aku kasih tahu nih ya. Kemungkinan beberapa karakter dari ceritaku di sini agak ooc (⁠ ⁠╹⁠▽⁠╹⁠ ⁠)

Jadi jika ada yang bertanya tanya "Kok si ini karakternya agak beda dari manhwa aslinya sih ?" Ya, karena aku emang sengaja bikin karakter prilakunya agak beda dengan cerita aslinya, gitu ya (⁠◍⁠•⁠ᴗ⁠•⁠◍⁠)

Oke, sekian. Dan terima gaji 👁️👄👁️🙏🏻

***

Author Pov

"Selagi kamu di sini. Apa kamu ingin berkeliling, (M/n) ?", tanya Jun Wu setelah menjelaskan kepada (M/n) tentang ke 6 Dewa Dewi Utama.

(M/n) tanpa sadar memeluk leher Jun Wu saat Jun Wu berdiri tanpa memberitahukannya. Dia menatap Jun Wu yang nampak tidak perduli dengan gerakan refleksnya, dan malahan dengan lebih kuat menggendongnya.

Rae yang sempat terbang sendiri saat Jun Wu berdiri, saat ini melayang.
"Oh ! Bisakah naga ini ikut !?"

"Tentu saja", Jun Wu menatap Rae yang nampak senang sambil mengepakan kedua sayap kecilnya cukup cepat untuk menunjukan betapa senangnya dia.

"Dan kalian semua bisa pergi. Biar aku yang membawa kedua tamu kecil kita ini mengelilingi Calestial Capital", lanjut Jun Wu menatap Dewa Kematian dan yang lainnya. Dia menatap semuanya dengan tatapan yang menunjukan kalau dia tidak ingin mereka membantah, karena ini merupakan perintah darinya.

Meskipun berat hati Dewa Kematian dan yang lain mengikuti perintah dari Jun Wu. Tetapi Dewa Kematian sempat menatap (M/n) yang juga menatapnya.

"Ayo", Choi Jung Soo mendorong pelan bahu kiri Dewa Kematian. Dia menatap Dewa Kematian yang memasang raut wajah keraguan. Dia tahu kalau Dewa Kematian tidak ingin meninggalkan (M/n) bersama Kaisar Surgawi. Begitu juga dengannya. Tetapi perintah tetaplah perintah yang harus mereka turuti dari seorang Kaisar seperti Jun Wu.

"Yang Mulia. Tolong beritahu saya jika terjadi sesuatu", Dewa Kematian menatap Jun Wu dengan tatapan yang benar benar memohon.

"Apa kau tidak percaya denganku untuk menjaga mereka berdua ini ?", Jun Wu menaikan sebelah alisnya dengan serius.

(M/n) yang tidak ingin terjadi kesalahpahaman antara Jun Wu dan Dewa Kematian langsung saja tersenyum polos.

"Jangan khawatir, (M/n) akan baik baik saja dengan Yang Mulia Kaisar !", seru (M/n) menatap Dewa Kematian tetapi tatapannya mengatakan kalau Dewa Kematian harus menyerah saja dan membiarkannya bersama Jun Wu untuk beberapa saat lagi.
"Lagipula siapa yang berani menyerang (M/n) saat Yang Mulia Kaisar ada bersama (M/n) ?"

"Itu benar ! Naga ini akan menjaga dan melindungi Dewa kecil. Tidak ada yang bisa menyakiti Dewa kecil selama naga ini bersamanya", seru Rae dengan ceria yang di angguki oleh (M/n) sebagai tanda setuju.

"Tentu saja, (M/n), Rae ", senyum Dewi Matahari dengan lembut. Dan dengan perlahan menepuk lengan kanan Dewa Kematian. Dia memberikan tatapan meyakinkan yang membuat Dewa Kematian menghela nafas pasrah.

"Baiklah", gumam Dewa Kematian.

(M/n) menatap kepergian Dewa Kematian dan lainnya. Sempat memberikan lambaian dengan kekanak kanakan saat menatap Dewa Kematian, Dewi Matahari, Dewa Perang, Dewi Takdir dan Choi Jung Soo menghilang di tempat mereka berdiri karena sihir teleportasi yang mereka gunakan.

"Sekarang, tinggal kita bertiga", Jun Wu berjalan mulai meninggalkan aula singgasana. Di ikuti oleh Rae yang melayang di belakangnya.

(M/n) hanya diam memperhatikan koridor yang mereka lewati. Seperti yang di harapkan dari istana milik Kaisar. Luas koridor dan ketinggian atapnya tidak bisa di hitung. Sangat besar dan tinggi. Di tambah dengan lapisan berwarna emas yang dia duga merupakan emas murni yang bernilai tinggi harganya.

The Youngest Alpheus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang