Chapter 25 - Ke Benua Barat ? Kuy lah -

1.6K 223 93
                                    

Author Pov

'Ah, lagi lagi dia di sini', batin (M/n) tersenyum canggung melihat Anastacius berdiri di depannya.

"Selamat pagi, (M/n)", Anastacius menyapa (M/n) sambil berjongkok untuk menyetarakan tinggi mereka.

"Pagi, Tuan Viscount !", (M/n) balik menyapa dengan senyuman cerah.

Beberapa pelayan yang kebetulan melewati lorong di mana Anastacius dan (M/n) berada, berbisik betapa menggemaskan (M/n) dan juga bertanya tanya apakah pria berambut hitam itu kerabat dari Ibu dari (M/n), karena warna rambut (M/n) sama dengannya. Bisa sajakan pria itu Paman dari (M/n).

Duh, jika si emen dengar mereka menebak nebak tentang Anastacius adalah Pamannya, bisa bisa si emen nangis kejer loh 🗿

Jika kalian bertanya tanya kenapa tidak ada yang menyadari kalau Anastacius menyamarkan warna rambut dan matanya, padahal wajahnya tetap sama. Karena Anastacius menggunakan sihir untuk membuat semua orang tidak mengenalinya sebagai Anastacius De Alger Obelia, tetapi sebagai Viscount Peterson.

Oh ya, hanya Roger yang tidak berada di bawah pengaruh sihir Anastacius.

Kenapa ?

Entahlah, mungkin Anastacius sengaja melakukannya agar Roger tahu siapa dia.

'Orang ini selalu datang seminggu sekali, dan ini sudah terjadi 4 kali dalam sebulan ini', batin (M/n) saat Anastacius terus menatap wajahnya.

"Apa ada sesuatu di wajahku, Tuan ?", tanya (M/n) bingung karena Anastacius terus menatap wajahnya selama 5 menit tanpa berkedip.

Tuh mata lama lama di colok sama emen saking gregetnya 👁️👄👁️

Anastacius bukannya langsung menjawab pertanyaan (M/n). Dia malah mengusap pipi kanan (M/n) yang sangat lembut saat dia menyentuhnya.

Dih ! Ini namanya mencuri kesempatan dalam kesempitan.

"Uhh, Tuan Viscount ?", gumam (M/n) gugup. Untung tidak ada orang lain lagi melewati lorong dan tidak melihat kelakuan aneh yang Anastacius lakukan saat ini.

"Aku hanya memperhatikan betapa imutnya dirimu, (M/n). Aku yakin saat kamu beranjak remaja akan tumbuh menjadi pemuda yang cantik", Anastacius tersenyum tetapi membuat tulang punggung (M/n) gemetar seakan menandakan ada sesuatu yang aneh.

"Aha haha, tetapi saya laki laki", (M/n) tertawa gugup mundur selangkah dari Anastacius. Hati kecilnya berteriak untuk pergi dari sana secepat mungkin.
"Kata cantik hanya untuk perempuan"

Anastacius menggelengkan kepalanya seakan geli mendengarkan pernyataan dari (M/n).

"Laki laki juga bisa di panggil dengan sebutan cantik, (M/n). Dan salah satunya adalah kamu", Anastacius menunjuk (M/n) sebentar sebelum kembali berdiri di hadapan (M/n).

"Oh, baiklah", gugup (M/n). Dia harus mencari cara untuk pergi dari sana. Sekarang !

Sepertinya Dewi Fortuna ada di pihak (M/n). Tiba tiba saja ada seorang pelayan pria yang datang dari belakang (M/n).

"Tuan muda (M/n) ?", pria itu memiliki warna rambut coklat muda dan warna bola mata yang senada dengan warna rambutnya.

'Ah ! Suara ini !', seru (M/n) melihat ke belakang dari sisi bahu kirinya.

Pria pelayan itu sedikit membungkuk sambil menopang kedua tangan di atas lututnya. Pria itu menyapa (M/n) dengan senyuman cerah.

 Pria itu menyapa (M/n) dengan senyuman cerah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
The Youngest Alpheus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang