Chapter 48 - Tiga Tahun Setelahnya -

667 74 72
                                    

Awalnya kan (M/n) punya 16 anggota Harem. Aku tambahkan 1 lagi, jadi 17 orang. Yang aku tambahkan cuma Jun Wu.

Udah cukup ya, kasihan si emen harus pusing nghadepin 17 anggota haremnya.

Terus kalau ada yang nanya, "Kok Elijah sama Sean enggak masuk ke dalam list haremnya (M/n) ?"

Itu karena untuk Elijah sama Sean bakalan jadi pasangan, begitu juga dengan Niel. Jadi nantinya itu si Elijah Seme, Sean Seke - Seme Uke - dan Niel Ukenya. Yah, cuma Elijah enggak ada perasaan sama Niel, hubungan mereka cuma platonis doang.

Untuk anggota TGCF lainnya, cuma Jun Wu aku tambahkan ke list haremnya si emen.

Oke, jangan tambah tambah lagi ya 👁️👄👁️

***

Author Pov

Suasana di kamar itu sangat sunyi, terlalu sepi, terlalu dingin.

Beberapa pelayan yang hadir untuk membantu persalinan Nyonya di rumah yang mereka apdikan saat ini hanya bisa diam takut akan nyawa mereka yang melayang jika sekali saja membuat pergerakan yang salah.

Udara di sekitar terasa berat seakan akan ada tekanan yang memberatkan siapa saja yang ingin bernafas.

Pria berambut merah yang sedang menggendong bayi yang baru saja di lahirkan nampak mengeluarkan air mata yang sejak tadi dia pertahankan saat berada di kamar dan melihat proses persalinan pasangannya.

"Sayang", pria berambut merah itu memanggil pujaan hatinya yang nampak berbaring di atas tempat tidur dengan nafas yang tersendat dan keringat membasahi gaun putih polos yang dia kenakan.
"Lihat, bayi kita sudah lahir"

Mendengarkan panggilan suaminya, membuat sang Nyonya melirik ke sisi kanan tempat tidur di mana suaminya sedang menggendong bayi yang sudah di bersihkan dan di balut dengan selimut hangat yang lembut.

".....Ya", suara lembut sang Nyonya yang nampak kelelahan dapat terdengar.
"Bisakah kamu membiarkanku melihat bayi kita.....tolong"

"Tentu, tentu saja", pria berambut merah itu dengan lembut meletakan bayi mereka di sebelah kanan sang istri. Dan dia tidak bisa menahan perasaan sedih saat melihat istrinya berbaring miring ke kanan dengan pelan untuk melihat bayi mereka.

"Bayi kita sangat kecil", gumaman lembut terdengar dari Nyonya berambut hitam itu. Kedua tatapan matanya nampak berkilauan dengan kasih sayang.
"Seperti saudaranya yang lain"

"Ya, kamu benar", pria berambut merah itu berlutut di sisi tempat tidur dan dengan lembut mengusap air mata yang tanpa sadar keluar dari ujung mata kanan istrinya.

Suara batuk terdengar dari sang Nyonya membuat semua pelayan yang hadir beserta pria berambut merah itu terkejut dan was was.

"Sa-sayang.....Apa yang kalian tunggu ! Cepat panggil Dokter Kekaisaran sekarang juga !", pria berambut merah itu seketika saja menatap tajam seorang pelayan yang langsung saja berlari keluar kamar untuk memanggil sang Dokter.

"Hush, kamu membuat bayi kita akan terbangun, aku baik baik saja", suara lembut sang Nyonya langsung saja menegur suaminya dan mengabaikan darah yang menetes dari ujung bibirnya.

Tidak mempercayai apa yang istrinya katakan, pria berambut merah itu nampak menggenggam lembut tangan kanan istrinya dan mencium punggung tangan yang mulai mendingin itu.

"Sayang, bertahanlah. Dokter akan menyembuhkanmu", dengan lembut pria itu mencoba menyatakan semua akan baik baik saja. Mengabaikan jantungnya yang berdegup kencang karena khawatir dan ketakutan.

"Ciel. Aku ingin nama bayi kita adalah Ciel", senyum lembut terpampang di bibir sang Nyonya saat menatap bayi laki laki yang tertidur di sisi kanannya.

"Ciel, nama yang indah", pria berambut merah dengan gemetar menggenggam tangan istrinya. Dia bisa merasakan cincin kehidupan istrinya mulai memudar.
"Ciel ******. Dia memiliki warna rambut dan mata sepertimu"

The Youngest Alpheus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang