Chapter 47 - Rahasianya -

587 82 69
                                    

Author Pov

Alberu sedang bekerja seperti biasanya di ruang kerja miliknya. Dia nampak sibuk dengan akan banyaknya dokumen kerajaan yang harus dia tandatangani ataupun dia periksa sebelum dia mengirimkannya kepada Ayahnya.

Sudah 3 hari berlalu semenjak (M/n) terbangun dari tidur lamanya dan semua menyambut dengan suka cita. Nah tidak semuanya, masih ada sang Ratu yang nampak tidak perduli seperti biasanya dan lebih fokus untuk membuat citra baik akan nama Pangeran ketiga di mata para bangsawan, agar para bangsawan berada di pihak Putra semata wayangnya tersebut. Sehingga jalan menuju tahta Raja menjadi mudah bagi Dallen.

Alberu menghela nafas sambil memberikan sedikit pijitan di pelipisnya. Dia terlalu banyak bekerja dan sepertinya apa yang Bibinya katakan ada benarnya, terkadang dia butuh waktu libur dan beristirahat.

Tasha tidak ada di sana seperti biasanya membantu Alberu dalam pekerjaannya, karena Tasha memiliki pekerjaan lain di luar istana. Sehingga meninggalkan Alberu dengan pekerjaan menumpuk di ruang kerjanya.

"Hampir habis", gumam Alberu seraya menatap bandul kalung yang dia kenakan.

Kalung yang Alberu pakai bukanlah kalung biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalung yang Alberu pakai bukanlah kalung biasa. Kalung tersebut bisa menyembunyikan identitasnya sebagai seperempat Dark Elf dan menyamarkan warna rambut, kulit dan matanya. Jika dia melepas kalung tersebut, maka telinganya menjadi sedikit runcing seperti para Elf, serta warna rambut pirangnya menjadi cokelat begitu juga warna kulit dan matanya.

Sihir kalung tersebut juga bisa habis dan butuh di ganti ataupun di isi ulang. Itu sebabnya terkadang Alberu akan memerintahkan salah satu pelayannya yang merupakan Dark Elf yang menyamar untuk pergi ke desa Dark Elf. Tetapi masih ada beberapa hari lagi sebelum kalung itu kehabisan sihirnya.

Di saat Alberu akan melanjutkan menandatangani dokumen penting, ada suara ketukan dari luar pintu menghentikan gerakannya.

"Siapa ?", Alberu bertanya karena biasanya di jam segini para pelayan tahu untuk tidak mengganggu pekerjaannya terkecuali jika itu urusan yang sangat penting dan berhubungan dengan Raja.

"Yang Mulia, maaf mengganggu waktu anda. Hanya saja saya datang bersama Tuan muda (M/n). Tuan muda (M/n) ingin bertemu dengan anda", suara pelayan pria terdengar dari balik pintu.

Mendengarkan hal tersebut membuat Alberu secara tidak sadar tergesa gesa merapikan atas mejanya yang cukup berantakan. Setelah beberapa detik akhirnya dia memberikan ijin pelayan tersebut untuk masuk bersama (M/n).

Alberu langsung saja berdiri dengan senyuman menatap kedatangan (M/n).

"(M/n) memberi salam kepada Yang Mulia Pangeran pertama", (M/n) membungkuk sopan dengan tata krama yang sempurna dan menatap Alberu dengan tatapan cerah.

Ah, mendengarkan suara menggemaskan dan lembut itu membuat rasa lelah Alberu seolah olah melompat keluar jendela.

Bahkan pelayan pria yang mengantarkan (M/n) juga tersenyum menahan rasa gemas melihat keimutan dari sosok (M/n).

The Youngest Alpheus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang