Sebelumnya, aku berterima kasih banyak untuk yang udah komen di chapter sebelumnya tetapi belum sempat aku bales, eheheh ( ╹ᴗ╹ ).
Dan maaf jika jalan cerita ini akan lamban, karena jika di percepat menurutku akan kurang teliti dalam cerita. Jadi aku sengaja buat alurnya sedikit lamban, semoga kalian mengerti (• ▽ •;)
***
Author Pov
"(M/n).....?!", gumam Ijekiel menatap terkejut ke arah tangan kanan (M/n) yang memiliki bercak noda darah yang baru saja (M/n) muntahkan. Bahkan ada juga darah yang menetes mengenai baju yang (M/n) pakai untuk menghadiri waktu teh yang dia usulkan.
(M/n) juga nampak shock dengan apa yang terjadi. Dia menatap ke tangan kanannya dan kembali menatap Ijekiel yang gemetar menatapnya.
"Kak.....Kiel", kedua mata (M/n) perlahan lahan tertutup dan dia jatuh miring ke kanan.
"(M/N) !"
"TUAN MUDA (M/N) !"
"......?!"
'Apa yang baru saja terjadi ?!'
Awal waktu teh yang di isi dengan aura hangat dan canda ria berubah menjadi mencekam.
Kalian pasti berpikir ada sesuatu yang kalian lewati ?
Akan aku ceritakan kembali 2 minggu sebelum kejadian,....
***
Di taman belakang yang ada di istana Garnet saat ini terlihat Claude, Athanasia dan Felix. Claude nampak menggendong Athanasia selama berjalan jalan di taman.
"Papa. Athy bisa berjalan sendiri", ucap Athanasia di gendongan Claude.
"Ini lebih cepat", balas Claude menolak keinginan Athanasia untuk jalan sendiri.
"Itu benar. Tidak baik memaksakan tubuhmu, Tuan Putri", Felix nampaknya juga ikutan melarang Athanasia untuk berjalan sendiri.
Ah, benar. Selama 48 hari Athanasia tidak sadarkan diri karena kelebihan Mana di dalam dirinya. Karena dia tidak pernah menggunakan Mananya, akhirnya Mananya yang sangat banyak menumpuk ke jantungnya dan akan berakibat fatal.
Beruntung Lucas datang untuk menyembuhkan Athanasia meskipun Lucas mengatakan kalau Athanasia belum sembuh total dan tubuhnya masih lemah.
Lucas juga mengatakan jika Athanasia memuntahkan darah saat itu karena selalu sering melakukan sentuhan secara langsung dengan Raven, binatang suci milik Athanasia. Karena sentuhan kontak langsung dengan Raven menyebabkan kelebihan Mana di dalam diri Athanasia menjadi tidak stabil.
Claude saat tahu penyebab Athanasia hampir kehilangan nyawanya, berencana menghabisi Raven. Tetapi Felix langsung mencegahnya dan Lucas juga mengatakan jika Raven di musnahkan, maka Athanasia tidak bisa menggunakan sihir.
Claude terpaksa membiarkan Raven tetap hidup tetapi melarang Athanasia sering bermain dengan Raven.
"Yang Mulia. Haruskan saya yang menggendong Tuan Putri ?", tanya Felix menawarkan diri. Karena sejak berjalan di taman belakang istana Garnet, Claude yang terus menggendong Athanasia.
"Ambil jarak 5 kaki ke belakang", perintah Claude tanpa menatap Felix.
Athanasia saat ini di gendong dalam posisi koala dan menghadap ke belakang. Dia meletakan dagunya di atas bahu kanan Claude dan bisa melihat Felix mundur secara teratur mengikuti perintah Claude. Melihat itu membuatnya tersenyum gugup.
Athanasia memiringkan kepalanya ke kiri lalu tersentak saat merasakan tarikan di rambutnya.
"Owwie", sentak Athanasia terkejut saat jepit rambut berbentuk bunganya tersangkut dengan sesuatu dan dia tahu apa itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Youngest Alpheus
Fanfiction❗ SLOW UPDATE ❗ Sejak dulu keturunan keluarga Duke Alpheus selalu memiliki ciri ciri warna mata emas dan rambut putih platinum. Tetapi, suatu ketika lahirlah bayi laki laki yang memiliki warna mata hijau zamrud seperti permata dan rambut hitam gagak...