Author Pov
"Di mana Niel berada ?", gumam Ijekiel berjalan menyusuri semua lorong Mansion untuk menemukan pengasuh sekaligus kepala pelayannya tersebut.
Bukan tanpa alasan Ijekiel mencari Niel. Karena pagi ini bukan Niel yang membangunkannya seperti biasanya, melainkan pelayan pria lain. Hal itu membuatnya bingung, tidak terbiasa di bangunkan oleh orang lain selain Niel.
Itu sebabnya setelah sarapan. Ijekiel pergi mencari Niel, tanpa mendengarkan panggilan dari Jennette. Seperti biasanya, pagi ini Ayahnya tidak sarapan bersamanya. Tetapi hal itu sudah biasa.
Ngomong ngomong sudah lebih setengah jam Ijekiel mencari keberadaan Niel yang tak kunjung dia temukan.
"Mungkin saja Niel keluar", gumam Ijekiel tetapi langsung menggelengkan kepalanya dengan pelan.
"Tetapi Niel akan selalu memberitahukanku sebelum pergi"Menundukkan kepalanya dengan sedih. Ijekiel mendengarkan suara gemerincing mainan bayi yang terjatuh saat melewati salah satu kamar.
Karena penasaran. Langsung saja Ijekiel diam diam mengintip ke dalam kamar dan mata emasnya langsung terpaku ke arah buaian bayi yang berada di tengah kamar.
Ijekiel melihat mainan bayi di bawah kaki buaian bayi dan sadar itulah asal suara tadi.
Ijekiel ingat kejadian kemarin. Dia tahu siapa di dalam buaian bayi tersebut. Pasti itu Adiknya.
Karena masih kecil dan mudah sekali penasaran. Ijekiel langsung masuk ke dalam kamar dan menghampiri ke buaian bayi tersebut.
Kedua mata emas Ijekiel yang selalu murung nampak cerah sedikit demi sedikit saat menatap bayi yang tertidur dan nampak damai.
"Adikku", gumam Ijekiel terpana menatap betapa imut Adik barunya.
"Dia sangat kecil"Ijekiel hanya diam menatap (M/n) yang tertidur dengan kain putih yang menyelimutinya dengan aman, meskipun terlihat seperti kain putih biasa, Ijekiel tahu kalau kain itu merupakan kain yang terbuat dari benang emas putih murni dan terasa lembut di kulit. Kulit putih (M/n) yang seputih susu. Tanpa di sentuhpun kulit itu pasti sangat lembut. Ada rona merah di kedua pipinya yang chubby dan gemuk. Bulu mata yang panjang dan lentik. Serta rambut hitam yang sehitam gagak. Warna rambut yang tak biasa.
Ijekiel tidak tahu apa warna mata Adiknya. Entah apa itu akan memiliki warna emas seperti miliknya dan Ayah mereka atau yang lainnya. Dia tidak perduli apapun warnanya. Dia akan tetap mencintai Adiknya.
Tangan kanan Ijekiel terulur dari sela sela buaian bayi yang dengan mudah dia masuki. Tetapi gerakannya terhenti saat melihat kalau Adiknya nampak membuka kedua matanya dengan perlahan.
Ah.
Ijekiel mengeluarkan suara helaan nafas lembut saat melihat kedua warna mata milik (M/n).
"Cantik. Seperti zamrud", gumam Ijekiel melihat (M/n) yang memperlihatkan warna mata yang sejak tadi di tutup dan sedikit membuka mulutnya yang kecil.
"Imut. Adikku Imut sekali"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Youngest Alpheus
Fanfic❗ SLOW UPDATE ❗ Sejak dulu keturunan keluarga Duke Alpheus selalu memiliki ciri ciri warna mata emas dan rambut putih platinum. Tetapi, suatu ketika lahirlah bayi laki laki yang memiliki warna mata hijau zamrud seperti permata dan rambut hitam gagak...