Author Pov
"Saya harus segera kembali, Yang Mulia", ucap Nan Feng.
(M/n) menatap Nan Feng. Setelah selesai menjelaskan apa alasan kedatangannya dan Roger tertunda, kali ini dia dan Nan Feng berada di taman tak jauh dari istana milik Kaisar. Meskipun hari mulai menjelang malam, cahaya kunang kunang yang beterbangan, bintang bintang di langit malam yang bersinar dan di tambah dengan bola cahaya sihir buatannya menerangi pandangan mereka berdua.
"Tentu saja, sekali lagi terima kasih atas bantuan Nan Feng Gege. Oh tolong ucapkan terima kasihku juga untuk Fu Yao Gege. Mau bagaimanapun Fu Yao Gege juga membantu kami sebelumnya", (M/n) tersenyum tulus, menangkup kedua tangan di depan dadanya dan akan membungkuk, tetapi Nan Feng lebih cepat menahan gerakannya dengan menggenggam lengan kanannya.
"Anda tidak perlu melakukan hal itu, Yang Mulia", ucap Nan Feng merasa tidak nyaman.
(M/n) melihat wajah Nan Feng dan memperhatikan nampak ekspresi wajah Nan Feng yang menahan emosinya.
"Baiklah"Nan Feng langsung melepaskan genggamannya dari lengan (M/n) dan menatap wajah (M/n) dengan begitu serius, membuat (M/n) merasa bingung tetapi memberikan senyuman lembut.
"Kalau begitu saya permisi, Yang Mulia", Nan Feng menundukan kepalanya dengan sopan dan beranjak pergi dari sana. Meninggalkan (M/n) yang memperhatikannya berjalan menjauhi istana.
(M/n) juga berbalik untuk kembali ke ruang singgasana, karena sebelumnya dia pergi secara diam diam bersama Nan Feng setelah Roger di panggil oleh Claude untuk membicarakan sesuatu di ruangan lainnya. Meninggalkan para bangsawan yang masih menunggu di dalam ruang singgasana milik Kaisar karena mereka belum di bubarkan oleh Claude.
Sekembalinya (M/n) dari mengantarkan kepergian Nan Feng. Semua mata para bangsawan memperhatikannya. Merasa risih ? Tentu saja. Dia benar benar merasa tidak nyaman saat menjadi pusat perhatian semua orang.
"Tuan muda", Will yang melihat (M/n) sudah kembali seketika saja menjadi lega.
"Saya pikir ada sesuatu yang terjadi kepada anda, saya dan Elijah berencana akan mencari anda""Kalau boleh tahu anda pergi ke mana, Tuan muda", tanya Elijah penasaran.
"Oh ! Mengantar Nan Feng Gege. Nan Feng Gege bilang harus pulang sekarang dan tidak bisa berlama lama lagi di sini", jawab (M/n) menatap Elijah.
Elijah hanya ber'hmm singkat dengan raut wajah berpikirnya.
"Apa ada sesuatu yang salah ?", tanya (M/n) memiringkan kepalanya ke kanan.
Elijah menatap (M/n) dan memberikan senyuman.
"Bukan apa apa, Tuan muda"(M/n) hanya ber'oh singkat dan menoleh saat mendengarkan suara panggilan dari Athanasia. Mau tak mau dia harus menghampiri sang Putri yang berdiri dengan seorang pemuda di sisinya. Dan bertanya tanya kepada dirinya sendiri siapa pemuda tersebut.
Menyadari kebingungan di mata (M/n), Athanasia langsung tersenyum cerah.
"Oh benar. Ini pertama kalinya kamu melihatnya. Namanya Lucas", Athanasia langsung saja memperkenalkan Lucas kepada (M/n).
"Lucas juga teman bermainku"(M/n) memperhatikan Lucas cukup lama sebelum dia tersenyum lembut.
"Senang bertemu denganmu. Namaku (M/n) Alpheus. Panggil saja (M/n) tanpa embel embel Tuan muda. Karena aku tidak suka pembicaraan yang terlalu formal"Lucas terdiam memperhatikan (M/n). Ini pertama kalinya dia bisa melihat (M/n) dari dekat, karena selama ini dia hanya bisa melihat (M/n) dari jauh.
Karena melamun terlalu lama memandang (M/n). Athanasia langsung saja menyikut sisi pinggang Lucas. Menyebabkan penyihir dari menara hitam yang menyamar itu mengeluh, memberikan pandangan kesal ke arah Athanasia. Tetapi Athanasia merasa tidak perduli karena dia memberikan kode ke arah Lucas untuk berbicara.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Youngest Alpheus
Fanfiction❗ SLOW UPDATE ❗ Sejak dulu keturunan keluarga Duke Alpheus selalu memiliki ciri ciri warna mata emas dan rambut putih platinum. Tetapi, suatu ketika lahirlah bayi laki laki yang memiliki warna mata hijau zamrud seperti permata dan rambut hitam gagak...