Author Pov
Di istana Garnet, istana tempat tinggalnya Kaisar Obelia. Claude De Alger Obelia, Kaisar tiran duda anak satu - Yang Terlalu Tsundere Untuk Mengatakan Yang Sejujurnya Kalau Athanasia Sebagai Anaknya - saat ini berada di ruang kerjanya.
Seperti biasanya. Claude hanya menggunakan jubah yang kita ketahui mirip jubah yang berasal dari Mesir atau Yunani kuno.
Note : Hmm, tetapi aku lebih suka menyebutnya kalau Claude menggunakan jubah untuk memanjakan mata para kaum hawa, karena jubah itu memperlihatkan dada bidangnya, hehehe~ (◍•ᴗ•◍).
Claude nampak menatap keluar jendela dengan menopang dagu menggunakan telapak tangan kanannya. Menunggu Felix kembali dari tugas yang dia berikan sebelumnya.
Suara ketukan dari luar pintu membuat Claude hanya melirik sekilas dan tahu saat mendengarkan suara dari balik pintu.
"Yang Mulia, ini saya Felix. Bisa saya masuk", tanya Felix dengan sopan.
"Masuk", hanya satu kata yang Claude berikan dan Felix langsung masuk tak lupa menutup kembali pintunya.
Claude hanya diam dan tidak mengatakan apa apa lagi, tetapi Felix yang sudah sangat mengenalnya tahu apa yang ingin dia dengarkan.
"Saya sudah mengantar kembali Tuan Putri ke istana Ruby dengan selamat", ucap Felix dengan senyuman lebar bahkan seakan ada cahaya terang di belakang punggungnya. Memancarkan sinar ilahi yang membuat mata Claude sakit.
"Hapus senyuman bodohmu itu, Felix", mungkin terdengar kasar apa yang Claude katakan. Tetapi Felix nampak tidak mempermasalahkannya dan seakan terbiasa akan kata kata tajam dari teman masa kecilnya tersebut.
Bahkan dengan beraninya Felix malah terkekeh kecil.
Felix memang terlanjur senang hari ini karena dia baru saja mengantar Tuan Putri Athanasia ke istana Ruby. Bukan hanya itu, dia juga senang akhirnya Claude mau bertatap muka dengan sang Putri yang telah berusia 5 tahun, meskipun ini baru pertama kalinya, tetapi dia yakin ini tidak akan menjadi untuk terakhir kalinya.
"Saya tidak sabar melihat Tuan Putri lagi. Bukankah Tuan Putri sangat imut", Felix nampak tidak menyerah untuk membuat Claude berbicara dengannya tentang Athanasia.
Claude tidak memperdulikan ocehan Felix yang terlalu memuji Athanasia dan memilih melanjutkan memilah beberapa kertas laporan di atas meja kerjanya.
Mungkin sudah lebih 5 menit Felix berbicara tentang betapa imut dan lucunya Athanasia. Tetapi pujian selanjutnya membuat gerakan Claude berhenti.
"Bahkan di usia semuda ini. Tuan Putri mirip seperti Nona Diana", Felix nampak tersenyum sedih saat mengatakannya.
"Tutup mulutmu", Claude menatap dingin ke arah Felix.
"Kau benar benar mulai berani berbicara seenaknya di depanku, Felix""Maafkan saya, Yang Mulia", Felix langsung membungkuk karena menyadari sudah kelewatan batas.
"Lagipula hanya beberapa hari lagi aku akan melupakan anak dara itu", Claude melanjutkan untuk memeriksa kertas lainnya dan menatap tajam kertas di tangannya. Seakan kertas itu telah melakukan kesalahan besar kepadanya.
"Tinggalkan aku"Felix yang tidak ingin memancing kesabaran Claude langsung undur diri dan tak lupa mengatakan selogan, "Segala Keagungan dan Berkah kepada Matahari Obelia" saat pergi meninggalkan Claude sendirian di ruangan tersebut.
Setelah kepergian Felix. Claude langsung menjatuhkan kertas yang dia pegang tadi dan mendarat dengan pelan di atas mejanya.
Claude langsung berdiri dari duduknya dan menuju ke sofa panjang yang sering dia gunakan untuk tempat tidurnya, meskipun itu akan memberikan rasa pegal di belakang lehernya, dia tidak perduli. Dia terlalu malas untuk pergi ke kamarnya dan lebih memilih tidur di ruang kerjanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Youngest Alpheus
Fanfiction❗ SLOW UPDATE ❗ Sejak dulu keturunan keluarga Duke Alpheus selalu memiliki ciri ciri warna mata emas dan rambut putih platinum. Tetapi, suatu ketika lahirlah bayi laki laki yang memiliki warna mata hijau zamrud seperti permata dan rambut hitam gagak...