Chapter 43 - Yakin Atau Tidaknya -

829 118 41
                                    

Btw, cuma sekedar menjelaskan sedikit nih. Mungkin kalian bertanya tanya kenapa jalan ceritanya sangat lamban dan enggak di skip aja (⁠•⁠ ⁠▽⁠ ⁠•⁠;⁠)

Aku emang sengaja bikin ceritanya jadi agak lama dan panjang sih.

Terus Slow-Romance.

Maksudnya itu, romansa antara Emen dengan semua Haremnya akan berjalan lamban. Meskipun sepertinya akan ada tambahan beberapa pemeran dari cerita lainnya.

Dan juga si Emen masih terlalu bocil untuk memiliki hubungan romansa bersama para Haremnya yang jelas jelas lebih tua beberapa tahun darinya ミ⁠●⁠﹏⁠☉⁠ミ

Kalau kalian bertanya tanya sampai berapa chapter. Mungkin sekitar 80+ lebih chapter cerita ⊙⁠﹏⁠⊙

Tapi nanti pas adegan skidipapap-nya Emen dengan semua Haremnya bakalan kebagian semuanya kok (⁠ ⁠ꈍ⁠ᴗ⁠ꈍ⁠)

Ya, meskipun aku masih mikir siapa yang bakalan pertama yang jebolin si Emen dan pas umur berapa ¯⁠\⁠(⁠◉⁠‿⁠◉⁠)⁠/⁠¯

Tapi entah kenapa otakku yang terlalu suci ini pengen si Emen langsung di ewe sama Cale, Alberu dan Choi Han. Yaa, jadi Foursome gitu. Soalnya aku udah punya ide kalau Emen langsung brojol 3 anak kembar yang masing masing mirip sama ketiganya (⁠人⁠ ⁠•͈⁠ᴗ⁠•͈⁠)

Nah, sebenarnya Emen juga bakalan punya anak dengan Haremnya yang lain sih. Tapi aku kepikiran pengen anak yang tertua dari Cale, Alberu sama Choi Han dulu (⁠◡⁠ ⁠ω⁠ ⁠◡⁠)

Jadi,.....tolong jangan bosan menunggu kelanjutannya ceritaku ini ya /⁠ᐠ⁠。▽。⁠ᐟ⁠\

***

Author Pov

Jun Wu terus menatap (M/n) yang berdiri beberapa meter di depannya. Masih di kelilingi oleh Dewa Kematian, Dewi Matahari, Dewa Perang, Dewi Takdir, naga merah kecil yang masih melayang di sekitar mereka dan manusia kelahiran Korea yang menjadi tangan kanan bagi Dewa Kematian.

Meskipun sejujurnya Jun Wu masih bertanya tanya apa yang istimewa dari manusia yang sudah mati itu sehingga Dewa Kematian menempatkan manusia itu di domain miliknya.

Tetapi itu bukan sesuatu yang di pikirkan oleh Kaisar Surgawi tertinggi, karena sesuatu yang lebih penting ada di depan matanya saat ini.

Saat mendengarkan dari Dewa Kematian kalau Dewa Keselamatan memiliki keturunan, itu tentunya membuat Jun Wu merasa penasaran dan tertarik.

'Dewa setengah manusia atau manusia setengah Dewa, julukan apa yang cocok untuk anak ini', pikir Jun Wu menatap penuh teka teki ke arah manusia mungil dan sejujurnya begitu lucu tersebut.
'Itu bukan sesuatu yang perlu di ributkan. Yang pastinya ini merupakan sesuatu yang akan menghilangkan kebosananku setelah berabad abad terlewati. Dan juga....'

Secara diam diam Jun Wu melirik ke arah kupu kupu perak di dalam sangkar yang nampak terbang dengan gelisah.
'Ada yang salah dengan jiwa milik Hua Cheng'

"Berapa usianya", tanya Jun Wu yang matanya sekarang menatap ke arah Dewa Kematian yang tersentak di bawah tatapannya.

Menyadari sikap Dewa Kematian membuat (M/n) menaikan sebelah alisnya dengan kebingungan. Apa yang salah dengan tatapan dari pria yang duduk di singgasana itu. Dia tahu kalau pria itu memiliki kedudukan yang lebih tinggi dari Dewa Dewi yang hadir di sana, tetapi kenapa Dewa Kematian nampak tegang dan seolah olah ingin mengakhiri pertemuan secepat mungkin.

Melihat Dewa Kematian yang lamban untuk menjawab pertanyaan Jun Wu. Dewi Matahari yang mengambil alih pembicaraan.

"Usia (M/n) saat ini 5 tahun, Yang Mulia", jawab Dewi Matahari dengan suara lembut dan penuh keanggunan seorang Dewi yang paling di cintai oleh manusia. Karena sejujurnya memang dia memiliki banyak pengikut dan kuil di dunia fana.

The Youngest Alpheus Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang