Rencananya mau Hiatus selama beberapa hari atau bahkan beberapa minggu. Tetapi, eh enggak jadi deng 👁️👄👁️.
Karena aku baik hati, aku lanjutkan secepatnya. Heheheh 〜( ╹▽╹ )〜
Btw, sepertinya fanfic cerita ini akan lebih dari 40+ chapter. Semoga kalian semua enggak bosen menunggu cerita ini sampai akhir ya (・∀・✿)
***
Author Pov
'Orang ini. Kenapa dia harus ngomong soal mimpi pertemuan kami meskipun dia tidak mengatakan yang sebenarnya tentang mimpi itu', kesal (M/n) dalam hati meskipun di luar tetap tersenyum polos tidak mengerti.
"Yang Mulia. Apa maksud anda ?", tanya Roger seakan mewakili pemikiran semua orang yang ada di sana.
"Ya", Claude menopang dagu dengan tangan kanannya. Menatap (M/n) cukup tertarik.
"Jangan bilang bocah itu tidak pernah menceritakan tentang pertemuan kami dalam mimpi""(M/n) ?", Roger menatap (M/n) yang langsung menatapnya.
"Apa itu benar ?"(M/n) diam sebentar dan mengutuk kesengajaan Claude yang mencoba membuatnya tersudut. Tetapi karena dia pandai berakting dalam pentas drama di kehidupan pertamanya. Jadi tidak akan sulit baginya untuk berbicara yang akan memutar balikan fakta.
"Hung ? Biar (M/n) pikir", (M/n) memiringkan kepalanya ke kanan dengan pose jari telunjuk di bawah dagunya.
Melihat pose yang di lakukan (M/n) membuat Athanasia menggigit ujung lidahnya untuk menahan suara pekikan yang akan di keluarkan karena menahan rasa gemas dengan keimutan di depannya.
Felix juga tak jauh beda dengan Athanasia. Dia nampak mengepalkan kedua tangan di balik punggungnya, menahan diri untuk tidak meremas kedua pipi gembul milik (M/n). Jika tidak ada orang lain dan melupakan imagenya sebagai Ksatria profesional, mungkin saja dia sudah menguyel nguyelkan kedua pipi (M/n) dengan gemasnya.
Ella hanya tersenyum melihat kelakuan imut dari (M/n).
Sedangkan Sean hanya diam terlihat tidak tertarik meskipun selalu melirik (M/n) ingin tahu apa yang akan di jawab oleh (M/n).
"Oh ! Ya !", akhirnya setelah berpikir cukup lama hampir semenit lamanya. (M/n) langsung menepuk telapak tangan kirinya dengan tangan kanan yang terkepal.
"Jadi itu Yang Mulia Kaisar""Kamu memiliki pikiran yang terlalu lelet", Claude sengaja mengejek (M/n). Cukup tertarik dengan tanggapan dari bocah yang tidak pernah dia lihat dalam mimpinya selama 2 tahun belakangan ini. Tetapi setelah melihat secara langsung, dia tidak perlu menunggu mimpi itu lagi.
"Yang Mulia, saya masih terlalu kecil dan muda", jawab (M/n) dengan berani tidak perduli kalau dia sedang berdiri di hadapan Kaisar tiran.
Bahkan Athanasia cukup terkejut melihat keberanian (M/n) dan hanya duduk diam di pangkuan Claude.
Felix sepertinya juga sepemikiran dengan Athanasia, karena dia terlihat gugup berdiri di tempatnya berada.
"Hoh, kamu sangat berani seperti Ayahmu itu", Claude tidak mempermasalahkan melihat keberanian (M/n) berbicara tanpa takut kepadanya.
"Terima kasih", seru (M/n) dengan cerah. Tersenyum riang tidak memperdulikan apakah Claude benar benar memujinya atau tidak.
Claude hanya memberikan senyuman mengejek melihat ketidakpedulian (M/n) untuk mencari tahu apakah dia memujinya atau tidak. Tetapi dia tertarik dengan orang yang bersikap berani dan lancang di hadapannya. Mengingatkannya dengan Athanasia dulu saat pertama kali bertemu dengannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Youngest Alpheus
Fanfiction❗ SLOW UPDATE ❗ Sejak dulu keturunan keluarga Duke Alpheus selalu memiliki ciri ciri warna mata emas dan rambut putih platinum. Tetapi, suatu ketika lahirlah bayi laki laki yang memiliki warna mata hijau zamrud seperti permata dan rambut hitam gagak...