~Prolog~

86 3 0
                                    

Seorang gadis dengan rambutnya dicepol asal berjalan beriringan bersama seorang lelaki yang mengenggam tanganya di koridor Rumah sakit.mereka berdua masuk ke salah satu ruangan rawat inap bertuliskan Mawar 03.

Ceklit

Pintu kamar terbuka memperlihatkan seorang lelaki paruh baya yang terbaring lemah dengan berbagai macam alat rumah sakit yang menempel di tubuhnya.
Gadis itu berjalan menghampiri lelaki paruh baya itu lalu duduk di kursi yang ada disamping ranjang Rumah sakit.Gadis itu beralih mengenggam jari jemari lelaki yang sudah mulai berkeriput.

"Aku dateng lagi pah,papah cepet sadar ya,Aku kangen banget banget sama papah,"

Lelaki yang bersama Zahra mengusap-ngusap punggung Zahra untuk menenangkanya.

"Kamu harus yakin Ra,papah kamu pasti sembuh kok.kita,banyakin berdoa aja ya,"

Gadis itu mengangguk mengiyakan perkataan lelaki yang setia berdiri di sampingnya.lelaki yang berada disamping Gadis itu merogoh saku celananya untuk mengambil Ponselnya yang bergetar lalu mengangkatnya.

"Hallo kenapa Cak?"

"........"

"Harus sekarang banget? yaudah Gue otw kesana,"

Lelaki itu kembali menaruh ponsel di saku celananya.

"Kenapa Gib?" tanya Gadis itu.

"Gue minta maaf ya gak bisa temenin Lo,soalnya Gue harus balik lagi ke sekolah buat ngurusin acara besok di sekolah.Lo gak papa kan kalo aku tinggal sendiri?" tanya lelaki itu.

"Gak papa Gib,udah Lo ke sekolah aja.Gue bisa kok jagain papah sendirian.Lo tenang aja ok," ujar Gadis itu.

"Yaudah Gue pergi dulu ya," lelaki itu langsung berbalik berjalan keluar dari ruangan rawat inap itu.

°°°°°

Gadis itu tersentak dari tidurnya.dia melihat ke arah jam tangan yang melekat di tanganya.jam sudah menunjukan pukul 20.00 WIB.

"Ya ampun Gue ketiduran,"

Gadis itu melihat ke arah papahnya yang terbaring lemah di ranjang.Gadis itu perlahan mendekati papahnya.sontak dia terkejut melihat jari-jari tangan papahnya bergerak.perlahan mata itu pun terbuka.

"Pah,Alhamdulilah papah bangun juga," Gadis itu langsung memeluk lelaki paruh baya itu.

"Aku panggilin Dokter ya pah,"

"Gak usah Nak..." ujar lelaki paruh baya itu dengan nada bicara yang lemah.

"Papah ingin bicara sesuatu sama kamu,penting sekali,"

"Papah mau bicara apa sama Zahra?" tanya Gadis itu.

"Papah mau minta maaf sama kamu,kalo selama ini papah belum bisa jadi orang tua yang baik buat kamu.papah cuma pengen nitip pesan aja sama kamu.papah gak tau papah akan bertahan sampai kapan,"

"Pah,jangan ngomong gitu dong.papah gak boleh tinggalin Zahra hiks..."

"Papah minta,setelah papah gak ada,kamu jaga diri baik-baik ya.papah yakin mereka pasti akan mengincar kamu juga setelah mereka mengincar papah Nak..."

"Ma-maksud papah apa? mereka siapa pah? kok mereka mau celakain Zahra sama papah juga?"

"Papah sayang sama kamu Nak..." perlahan mata itu tertutup kembali dengan damai.

"Pah,papah bangun dong pah,jangan bikin aku khawatirr," Gadis itu terus menepuk-nepuk pelan pipi lelaki paruh baya itu.

"DOK-DOKTERRR...DOKTERR..
SUSTERRR...." Gadis itu berlari keluar dari ruangan sambil terus memanggil Dokter dan suster yang berada di Rumah sakit.

Lelaki yang mengantar Gadis itu tadi siang datang menghampiri bersama dengan Dokter dan beberapa suster yang masuk kedalam ruang rawat inap.

"Zahra Lo kenapa hah? kok nangis?" tanya lelaki itu.

Gadis itu memeluk lelaki itu dengan sangat serat sambil menangis histeris hingga sesenggukan.

"Pa-pah...A-aku takut papah ke-napa-napaa hiks..."

"Suttt Lo tenang ya,kita berdoa mudah-mudahan papah Lo baik-baik aja.sekarang papah Lo lagi ditangani Dokter Ra,kamu harus yakin papah kamu bakal baik-baik aja ya,"

Di dalam ruangan Dokter juga suster mencoba menangani pasien dengan alat pacu jantung hingga beberapa kali.
Di layar komputer disana terlihat bahwa detak jantung pasien terus melemah.Dokter terus mencoba kembali namun hasilnya tetap sama.di layar komputer itu terlihat garis lurus.
Dokter menaruh kembali alat tersebut lalu melipat kedua tangan pasien di depan dada.Dokter itu pun berjalan keluar dari ruangan sambil membuka masker yang dikenakanya.

"Dok Gimana keadaan papah saya?" tanya Gadis itu khawatir.

"Maaf,kami sudah berusaha semaksimal mungkin,tapi tuhan berkehendak lain.pasien tidak bisa diselamatkan,"

Gadis itu langsung terperosot duduk dilantai ketika mendengar pernyataan yang begitu menyayat hatinya.

"Gak mungkin papah...papah masih hidup..."

Lelaki itu ikut terduduk membawa Gadis itu kedalam pelukanya.

"Lo yang sabar Gib...ini semua udah takdir,"

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang