BAB 42: NGAMBEK

11 2 0
                                    

  Zahra masuk kedalam kelas dan langsung disambut heboh oleh teman-temanya.

  "Wihh bawa apaan tuchh?" tanya Mika sambil melihat ke arah beberapa paper bag yang dibawa Zahra.

  "Ah iya ini Gue bawain hadiah buat kalian," Zahra menaruh semua paper bag yang dibawanya di meja.

  "Ayang Zahra buat Abang Dito mana?" pinta Dito.

"Wuhh asikkk," mereka sibuk berebut oleh-oleh lalu membukanya dengan heboh.

  "Udah ada disitu,pilih aja.Lo juga Zan,"

Zahra meraih satu paper bag berwarna biru muda menaruhnya di atas meja Tama.

  "Nih Oleh-Oleh buat Lo Tam,"

Namun Tama tak merespon bahkan tak menoleh sama sekali.Dia sibuk memainkan ponselnya lalu beranjak pergi keluar dari kelas.

  "Eh Tama tungguu," Zahra berlari menyusul Tama yang tiba-tiba saja menghindar darinya.

  Brukkk

"Awshhh..." ringis Zahra saat dirinya jatuh tersungkur karena tersandung sesuatu.

  Tama yang mendengar suara jatuhnya Zahra langsung menoleh dan berbalik berlari menghampiri Zahra.

  "Bangun," Tama mengulurkan tanganya Tetapi Zahra menepisnya.Dia berdiri sendiri.

  "Lo gak papa?" tanya Tama yang nampak khawatir.

  "Gak papa.Ikut Gue!" Zahra menarik Tama ke suatu tempat.

             🌻

Lo kenapa sih Tam ngehindar dari Gue? Gue ada salah sama Lo?" cecar Zahra saat mereka sudah duduk disalah satu bangku Taman.

  "Gak papa," jawab Tama tanpa berniat menolehkan pandanganya kepada Zahra.

"Dih kayak cewek!" ledek Zahra.

  "Apaansih gak jelas banget!" sentak Tama.

  "Lo yang gak jelas.Tiba-Tiba ngehindar dari Gue.Oh Gue tau,Lo ngehindar dari karena masalah foto itu ya?" tebak Tama.

  Namun Tama hanya diam saja tak merespon apapun.

  "Lo cemburu?" tanya Zahra.

Tama langsung menoleh lalu merubah posisi duduknya menghadap Zahra.

  "Tama jawab dong.Lo kok diem aja sih!"

  "Iya Gue cemburu puas Lo!"

Namun Zahra malah tertawa mendengar jawaban dari Tama.

  "Gak lucu!"

Zahra menangkup kedua pipi Tama menggunakan tanganya.

  "Utututu...seorang Tama cemburu hmm? dia sepupu Gue Tama,Bukan pacar,"

  "Lo serius?" tanya Tama.

"Lo Liat muka Gue bercanda?" Zahra memelototkan matanya.

  Tama menggelengkan kepalanya.
Zahra beralih merentangkan kedua tanganya.

   "Sini peluk,"

  "Hah?"

"Lo gak inget surat yang tulis buat Gue.Katanya,Kalo Gue pulang,Lo mau peluk Gue yang lama....bangett,"

Tama terseyum lalu berhambur ke pelukan Zahra memeluknya erat.seakan tidak mau melepaskan.Entah sejak kapan Tama sangat menyayangi gadis ini.Rasanya jika tidak ada dia,Tama tak ingin ada di dunia ini juga.

  "Gue sayang sama Lo,"
 
             🌻

  "Lo relain Tama gitu aja buat si Zahra?" tanya Dinar salah satu teman Kayla.

  "Ya enggaklah.Ya kali Gue sia-siain cowok tajir kayak Tama.Tapi Gue bingung gimana caranya Dinar," ujar Kayla.

  "Permisi," Kayla dan Dinar mendongakan kepalanya.

  Kayla tersenyum lalu berdiri di hadapan lelaki itu.

  "Om Mahes,"

"Iya Kayla saya Mahes,"

"Ada apa ya Om?" tanya Kayla.

  "Saya mau kamu kembalikan yang anak saya yang waktu itu Dia bayarkan untuk membayar hutang keluarga kamu,"

  "Om saya dapet itu semua darimana? Lagian waktu itu Tama juga gk nyuruh saya buat bayar kok,"

"Tama memang tidak keberatan.Tapi saya keberatan.Saya tidak mau,ada orang yang memanfaatkan anak saya hanya untuk membayar hutang keluarga.seperti kamu ini,"

"Saya kasih kamu waktu 1 bulan untuk melunasi itu semua.Kalo tidak,saya akan jebloskan keluarga kalian ke polisi," usai mengatakan ancaman itu,Mahes berjalan meninggalkan mereka berdua.

  "Gue harus gimana?"
Kayla benar-benar frustasi sekarang.
 

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang