BAB 18: BEBAN

22 2 0
                                    

Sudah 2 bulan Zahra bersekolah di SMA ANGKASA.tetapi sedikit demi sedikit,Zahra merasa kehidupanya menjadi lebih baik.Uang untuk pembayaran sekolah juga masih bisa terpenuhi meskipun sedikit kewalahan.sebenarnya Zahra merasa tidak enak karena Ranti harus menjadi ART dirumah tetangga mereka karena gajihnya lumayan besar.Tetapi Zahra juga tidak bisa berbuat apa-apa.

  "Ra,Gue boleh masuk?"

"Masuk aja Gib,"

Pintu kamar terbuka.Gibran berjalan menghampiri Zahra yang sedang duduk ditepi ranjang.
Gibran ikut duduk disamping Zahra.

  "Kenapa kok muka Lo lesu gitu?" tanya Zahra.

  "Gue dapet peringatan dari sekolah karena belum bayar SPP.udah nunggak 2 bulan," ujar Gibran.

  "Maafin Gue ya Gib.Ini semua karena beasiswa Gue dicabut.Jadi Ibu lo bantuin Gue buat bayar ditambah Dia juga harus biayain sekolah Lo.Gue bener-bener minta maaf sama Lo Gib.Gu-Gue akan coba cari kerjaan Gib buat biayain sekolah Gue sendiri," ujar Zahra yang merasa bersalah.

  Gibran membawa Zahra kedalam pelukanya.Lalu Gibran mengusap-ngusap bahu Zahra.

   "Lo gak usah ngerasa bersalah Ra,Lo udah gak punya siapa-siapa lagi.Sekarang keluarga Lo cuma Gue sama Ibu.Gue udah anggep lo saudara sendiri bukan sepupu,"

  "Makasih ya Gib Lo udah sayang dan ngertiin Gue,"

  "Gue seneng Tau,karena kedatangan lo kesini.Gue bisa curhatin semua masalah Gue ke Lo,"

  "Iya Gib Gue juga seneng,"

"Btw,pelaku yang bikin beasiswa lo dicabut udah ketemu?" tanya Gibran.

  "Belum Gib.Gue udah pasrah dan gak peduli lagi," jawab Zahra.

  "Semoga pelakunya dapet ganjaran yang setimpal ya Ra,"

              🌻

  "Uhuk uhuk," Tama tersedak popcorn yang sedang dimakanya.

"Minum Tam Minum," Dito menyodorkan minuman kepada Tama.Tama meminumnya hingga tersisa setengah.

  "Lo sih ngajakin Gue nonton Film horor.Udah tau Gue takut!"

  "Ya kan Biar Lo gak sedih terus Tama.makanya Gue ajakin nonton Film horor,"

  "Gak ngaruh Dito,"

  "Tam Lo sama Razan gimana sekarang?" tanya Dito.
 
  "Gak tau.Tapi Gue boleh gak sih curhat sama Lo?" tanya Tama.

  "Boleh dong,mau curhat Apahhh," Dito mendekatkan wajahnya kepada Tama.

  "Gak usah sedeket itu kali," Tama menjauhkan wajah Dito menggunakan tanganya.

  "Ah elah iya maaf-maaf.Yaudah mau cerita Apa bestie?" tanya Dito Alay.

  "Gue ngerasa kalo Kayla sama Razan punya hubungan dibelakang Gue.Lo nyadar gak sih Dit kalo Kayla sama Razan itu saling merhatiin.Kayla juga jarang banget mau jalan sama Gue,telponan sama Gue,terus Dia sering senyum-senyum sendiri kalo lagi sama Gue.Tapi sambil chatan," ujar Tama.

  "Gue gak tau sih Tam.Tapi kalo bener,Babi sih mereka berdua.Tapi Tadi Gue sempet tanya juga sama Razan.Tapi Dia bilang Gak ada hubungan apapun sama Razan.Tapi Gue gak percaya sih,"

  "Oh iya satu lagi," ujar Tama.

  "Apa?" tanya Dito sambil meminum minumanya.

"Gue nyaman sama Zahra,"

Pyurrr

Air dalam mulut Dito menyembur ke wajah Tama.

  "Anjritt Lo!" Tama segera membersihkan wajahnya menggunakan tisue.

  "Sorry Tam Gue gak sengaja,"

  "Lo mah...Gue juga pernah meluk Zahra Tau,"

  Bughhh

"Gila lo kagetnya nyiksa orang!" Tama memegangi pipinya yang ngilu.

"Sorry Tam Gue kaget tadi.
Abisnya lo nyolong Start duluan sih,"

              🌻

  Rayna diam termenung dikamarnya.Memikirkan perlakuan Dimas kepadanya.
Apakah dia harus menyerah?
Sudah bertahun-tahun Rayna mengejar cintanya Dimas.Tetapi Dimas tidak pernah menghargai.

  Seorang wanita paruh baya masuk kedalam kamar Rayna berjalan menghampirinya lalu duduk disamping Rayna.

   "Ray,Kamu lagi ada masalah apa sih? Makan dulu yuk! dari sore tadi kamu belum sarapan loh,"

  "Gak mau Mah,Rayna gak laper," tolak Rayna.

  "Masalah Dimas lagi? "

  "Iya mah," jawab Rayna.

"Kamu tenang aja ya sayang,mamah akan pikirin caranya supaya kamu bisa sama Dimas,"

              🌻

  "Hallo Ngga,"

  "Kenapa Dinda?"

"Gue mau ngasih tau sesuatu sama Lo,"

  "Apa? Masalah Mika Lagi?"

"Dengerin Dulu Rangga.Mika selingkuhin Lo!"

  "Makin ngaco lo Din.Udah deh Lo jelek-jelekin Mika karena Lo belum rela Gue sama Mika kan?"

  "Gak gitu Rangga.Gue cuma gak mau lo disakitin sama Dia..."

  Tut tutt

"Hallo Rangga? Ngga"

Telponya mati secara sepihak.

  "Kenapa sih Rangga gak pernah mau dengerin Gue! Pokoknya,Gue harus cari cara supaya Rangga bisa tau kebusukan Mika,"

 
 
  

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang