BAB 24: JADI MENANTU?

20 1 0
                                    

~Semua orang bisa mengubah fisiknya.Tetapi semua orang tidak dapat mengubah isi hatinya~

Happy Reading

Rayna berjalan dikoridor dengan penampilan barunya.Rambut yang diurai dengan sedikit curly dibagian bawahnya,tidak mengenakan kacamata,dan memakai makeup meskipun tipis tapi itu membuat Rayna terlihat cantik.

  "Ya ampun itu siapa njirr cantik banget,"
 
  "Ternyata bener kalo bidadari itu ada,"

  "I-Itu bukanya Rayna ya,"

Begitulah beberapa komentar dari para siswa yang ada di koridor.

  'Ternyata selama ini orang gak liat Aku karena penampilan.Aku yakin banget pasti Dimas akan jatuh cinta dan terpesona sama Aku'

  Rayna meneruskan melangkahkan kaki menuju kelas.Pada saat sampai di kelas,orang-orang juga kembali terkejut dan terpukau dengan penampilan baru Rayna.
Mika yang sedang sibuk memoleskan bedak diwajahnya sontak membulatkan matanya lalu menghampiri Rayna.

  "Ray ini Lo? Ya ampum pangling banget.Kok tiba-tiba berubah sih,"

  "Haha makasih Mik.Gak papa,pengen aja,"

  'Ayo dong Dimas puji Gue'

Namun Dimas hanya menatap Rayna sebentar lalu mendelik sebal.Raut wajah Rayna berubah menjadi sedih.

   'kenapa sih Dim meskipun Aku udah jadi cewek yang kamu inginkan,tapi tetep aja kamu gak liat Aku'

             🌻

  Tama menghentikan motor di depan rumahnya.Zahra turun dari motor Tama.Dia melihat ada perempuan yang masuk kedalam mobil di garasi rumah Tama.

'Kok kayak mamah ya? Ah tapi gak mungkin'

  Tama yang sudah turun dari motor mengerutkan dahinya.

  "Kenapa Ra?"

"Eh enggak gak papa,"

"Yaudah Kalo gitu masuk yuk!" Zahra mengikuti Tama masuk kedalam rumah terlebih dahulu.

  "Assalamualaikum," ucap Zahra saat memasuki rumah Tama.Dia melihat ada seorang perempuan yang menggendong seorang anak laki-laki yang masih kecil.perempuan itu tersenyum kepada Zahra.

  "Kamu pasti Zahra kan? Silahkan duduk!"

  Zahra mengangguk mengiyakan lalu menyalami tangan Mona dan duduk disamping Tama.

  "Jadi ini Tam yang namanya Zahra? Cantik ya.Bisa kali jadi menantu Bunda," ujar Mona asal.

  "Apasih Bun.Kalo Bunda mau mantu,kan ada Kayla," ujar Tama.

  "Ah apa yang mau diharepin dari kayla,"

  "Duh terserah Bunda aja deh," Tama beranjak dari duduknya lalu berjalan menaiki tangga menuju kamar.

  "Tama udah cerita tentang kamu.Tapi,kamu bisakan jaga anak kecil? Jagain aja kok gak usah dimandiin segala.Itu tugas saya," tanya Mona.

  "Insyaaloh bisa Bu,"

"Jangan panggil Bu dong,Bunda aja biar lebih akrab,"

  "Iya Bu Eh Bunda,"

Mona tersenyum.

"Yaudah nih kamu langsung urus Alan dulu ya.Bunda mau siap-siap buat ke Restoran,"
Ujar Mona sambil memberikan Alan kepada Zahra.
Zahra pun mengambil Alih Alan dengan sangat hati-hati.

  "Iya Bun," Mona beranjak dari duduknya lalu pergi darisana.

Zahra mengelus pipi Alan.

"Hallo Alan sayang,kenalin Nama Tante Zahra.Alan boleh panggil Tante Ara,"

  "Hallo Tante Ala.Tante cantik deh," puji Alan dengan artikulasi yang masih belum terlalu jelas.

  Alan berontak turun dari pangkuan Zahra lalu berlari menaiki tangga.

  "Eh Alan mau kemana?" Zahra dengan cepat mengejar Alan.

             🌻

  "Iya sayang,Aku baru aja abis mandi.Nanti Aku jemput kamu ya,"

  Tama memutuskan telponya secara sepihak.

  "Ahhhhhhhhh," Tama langsung menolehkan kepalanya mendengar teriakan seseorang.
Dia melihat Zahra yang menutup matanya bersama Alan.

  "Heh Lo ngapain disini?"

"Cepetan pake baju lo dulu!" titah Tama tanpa mau menyingkirkan tangan dari wajahnya.

  "Iya ah elah lebay banget sih lo.Gak pernah liat perut cowok sispack ya.Histeris," ujar Tama sambil mengenakan kaos berwarna abu.

  "Udah,"

Zahra menyingkirkan tangan lalu membuka matanya perlahan.
Zahra menghela nafasnya.

  "Lagian Lo ngapain sih main masuk kamar Gue gitu aja!"

  " Om Tama,jangan malahin Tante Ala.Tadi,Alan yang mau kecini,"

  "Om Om,Gue masih muda ya bocil!"

  "Om Alan minta loti cobek nya dong," ujar Alan sambil mengulurkan tanganya.

  "Pala lo roti sobek!"

"Tama jangan bentak Alan kayak gitu dong.Dia masih kecil,"

             🌻

  Saat ini Mika dan Rangga sedang berada tempat makan di mall.

  "Pasti di Belanda sana banyak cewek-cewek cantik kan? Pasti kamu kepincut sama mereka,"

  "Enggak dong sayang,mereka kalah cantik sama kamu.Lagian Aku lebih suka yang Lokal,"

  "Bisa aja kamu," Mika memukul pelan lengan Rangga lalu mereka tertawa bersama.

  "Asik banget,Gue boleh ikut gabung gak?" Arbi duduk disalah satu kursi yang kosong.

  "Ngapain sih Lo kesini ganggu aja.Gak liat kita lagi pacaran?" tegur Rangga sambil mendelik sebal.

  "Kenapa sih Ngga sensi banget,"

  "Udahlah males!" Rangga beranjak dari duduknya lalu pergi darisana.

  "Eh Rangga," Mika menoleh ke arah Arbi." Kamu ngapain sih tiba-tiba ada disini hah?"

  "Gak papa sayang pengen aja.Emang kenapa sih.Cowok kamu aja tuh yang sensi!"

  "Ngeselin!" Mika ikut menyusul Rangga pergi darisana.Arbi tersenyum smirk karena rencananya untuk membuat hubungan mereka sedikit renggang berhasil.

             🌻

  Sekarang ini Tama sudah ada di depan gerbang rumah Kayla.
Tama membuka kaca mobilnya hingga setengah.
Dia mengerutkan dahinya merasa heran kenapa ada depkoleptor di rumah Kayla.
Pada depkoleptor itu membentak kedua orang tua Kayla.

  "Iya pak,berikan kami keringanan waktu ya.Kami janji akan segera membayarnya,"

  "Gak bisa dong Bu.perjanjianya harus sekarang,"

  Tama langsung menelpon Kayla.Kayla yang sedang gelisah dikamarnya mengangkat telpon dari Tama.

  "Hallo Sayang,ini Aku udah di depan gerbang rumah kamu.Keluar dong,"

  "Sayang kamu bisa gak mundurin mobil kamu ke gerbang belakang rumah Aku.Aku keluar lewat sana,"

  "Iya," Tama memutuskan telponya secara sepihak lalu memundurkan mobilnya tepat di belakang rumah Kayla.Tama melihat Kayla yang berjalan mengendap-ngendap lalu masuk kedalam mobil Tama.

  "Huftt berhasil juga," kayla mengelus-ngelus dadanya.

  "By,kok di depan rumah kamu ada depkoleptor sih? Kamu punya hutang?" tanya Tama.

  "I-iya sayang,perekonomian keluarga Aku lagi turun drastis.Emm..Aku boleh pinjem uang kamu dulu gak?
Dikit kok sayang 50 juta aja," pinta Kayla.

  "Apa! 50 juta? Itu banyak loh sayang,"

  "Iya Aku tau.Tapi Aku bingung harus minta tolong sama siapa lagi kalo bukan sama kamu,"

"Aku akan coba usahain ya,"
 

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang