BAB 38: HADIAH DARI MANTAN

13 2 0
                                    

   "Dimas,sekarang kamu udah sah jadi suaminya Rayna.Om nitip Rayna sama kamu ya.Jangan kamu sakitin Dia,"

  Dimas hanya menjawabnya dengan anggukan.

  Ya Pagi ini berlangsung acara pernikahan Dimas dengan Rayna.Hanya dihadiri oleh para kerabat saja.Bahkan teman-teman Dimas atau Rayna pun tidak datang karena permintaan Dimas untuk tidak mengundang mereka.
Rayna sangat bahagia akhirnya bisa bersatu bersama Dimas walaupun Dimas terpaksa.
Rayna pikir mungkin Dimas akan mencintainya suatu saat nanti.

             🌻

  Kini kedua pasutri ini sudah berganti pakaian.Dimas menyandarkan kepalanya di ranjang.Rayna hendak ikut naik juga tetapi lenganya di cekal oleh Dimas.

  "Siapa yang suruh Lo naik hmm?" tanya Dimas.

  "Aku mau tidur sama kamu Dim.Kita kan udah nikah harus tidur bareng," jawab Rayna.

  "Gue gak akan pernah mau tidur satu ranjang sama Lo! Pernikahan kita ini terpaksa Rayna ngerti dong!"

  "Kok kamu gitu sih Dim,"

"Udah sekarang Nih Lo ambil bantal guling terus tidur di sofa sana!" Dimas melempar bantal dan guling itu tepat ke wajah Rayna.

  Dengan perasaan sedih,Rayna berjalan ke arah Sofa itu.

  "Satu lagi Rayna.Lo jangan pernah berharap,Gue nyentuh atau bersikap seakan Gue suami Lo.Karena pada dasarnya Gue gak pernah cinta sama Lo paham!"

             🌻

  Zahra mengerjap-ngerjapkan matanya saat sinar matahari menyorot ke arahnya lewat sela-sela jendela.
Zahra meregangkan otot-ototnya lalu merubah posisinya menjadi duduk.
Zahra menoleh ke arah jam dinding yang menempel di dekat meja belajarnya.
Matanya membulat tatkala melihat jam itu sudah menunjukan waktu 06.15 WIB.
Zahra bergegas beranjak dari tempat tidur lalu keluar dari kamar.Zahra mengernyitkan dahinya heran kemana Tama?
Zahra pun berjalan menuju Dapur karena mencium wangi masakan.

  "Hai cantik udah bangun?" sapa Tama yang melihat Zahra masuk ke Area dapur.

  Zahra hanya tersenyum lalu masuk kedalam kamar mandi untuk mencuci wajahnya.

  "Tama,kamu tolong bangunin Gibran ya.Ini biar,Tante yang lanjutin," titah Ranti.

  "Siap Tante," Tama langsung ngacir pergi ke kamar Gibran.Dia berdecak melihat Gibran yang masih tertidur lelap dengan posisi kaki dinaikan ke tembok.

   'Gue punya ide.Saatnya balas dendam' batin Tama.

  "KEBAKARAN KEBAKARANN WOYYY GIBRAN BANGUN KEBAKARAN!!!,"

  "AHHH API MANA APII," Gibran terbangun sambil melompat turun dari kasur lalu berlari pontang-panting di dalam kamar." KEBAKARAN BU KEBAKARAN...AIR MANA AIRR,"

Tama tak kuasa menahan tawanya hingga perutnya terasa sakit.

  "HEH APAANSIH?!" tegur Zahra yang masuk ke kamar karena disuruh oleh Ranti.

  Mereka berdua langsung terdiam.

  "Tadi ada kebakaran Ra..." ujar Gibran.

  "Kebakaran apa sih?!" Mata Zahra tertuju kepada Tama.Tama malah nyengir seolah tidak merasa bersalah.

  "Gak ada api Gibran.Tama udah bohongin Lo.Udah sekarang buruan sarapan!" zahra keluar dari kamar Gibran dengan perasaan kesal.

  "Ayo makan!" ajak Tama kepada Gibran.

  "Udah sana Lo duluan Gue mau mandi dulu,"

  Tama mengangguk lalu keluar dari kamar dan langsung duduk ikut bergabung makan bersama Zahra dan Ranti.
Tama merasa hangat ada di keluarga ini.Meskipun rumahnya kecil,Tapi bagi Tama rumah ini dipenuhi kebahagiaan juga kasih sayang.Dibanding Rumahnya yang besar,tapi sepi tanpa kasih sayang.Harta gak selamanya bisa bikin bahagia.

             🌻

  Rayna berjalan sendirian di koridor.Dia tidak diperbolehkan oleh Dimas untuk berangkat bersama.Dimas sangat tidak ingin pernikahanya itu diketahui oleh siapapun.Saat Rayna sampai di kelas,Rayna langsung duduk di bangkunya.
Tatapan Razan terfokus kepada jepit rambut bunga mawar merah yang dipakai Rayna.

  "Ray,jepitnya rambut Lo bagus.Dari siapa?" tanya Razan.

  "Gak tau,waktu ulangan itu Aku nemu ada di meja Aku terus ada suratnya gitu.Ya Aku pake aja,"

  Razan hanya mengangguk.

"Wihh berduaan mulu nih sekarang ya kalian," ujar Dito yang melihat Zahra dan Tama masuk kedalam kelas bersama.

Mereka berdua hanya menanggapinya dengan senyuman.Lalu duduk dibangku masing-masing.Dimas yang sedang duduk menolehkan kepalanya ke arah Zahra.

  "Ra temenin Gue ke kantin yuk! Gue laper belum sarapan," pinta Dimas.

  "Emm boleh," Zahra beranjak dari duduknya begitupun Dimas.

  "Harus banget ya ditemenin Zahra? lo kan bisa sendiri udah gede juga masih kayak bocil makan harus di temenin!"

  "Terus? Zahra nya aja mau.Kok Lo yang sewot sih!" Dimas mendelik sebal ke arah Tama lalu mengajak Zahra keluar dari kelas menuju kantin.

  "Yahhh dicampakan haha," ledek Dito.

Rayna tersenyum nanar

' Padahal tadi Aku udah siapin kamu sarapan Loh Dim.Tapi kamu gak mau.ternyata pengen sama Zahra'

             🌻

Rayna sedang fokus membaca Novel di perpustakaan bersama Mika.Tetapi Mika sekarang masih memilih-milih Novel yang ingin Dia baca.Razan masuk kedalam perpustakaan.Dia mengambil asal buku di rak lalu duduk disamping Rayna.
Rayna menolehkan kepalanya.

  "Razan ngapain duduk disini sih?!"

  "Emangnya kenapa? Ini kan perpus punya sekolah bukan punya Lo.bebas dong,"

  Benar juga kata Razan.Tapi jujur Rayna tidak suka akan kehadiran Razan karena masih teringat masalalunya bersama Razan.Dulu,Rayna dan Razan pernah berpacaran,tetapi hubungan mereka kandas karena alasan Razan bosan.Tetapi ternyata karena karena ada perempuan lain yang lebih cantik dan keren.
Hingga saat ini,Rayna masih sedikit risih jika dekat bersama Razan.

   "Ray," panggil Razan.

Rayna menolehkan kepalanya.

"Apa?" tanya Rayna datar.

"Kalo Lo tau jepit yang Lo pake itu dari Gue,Lo marah nggak?" tanya Razan.

  Rayna melepaskan jepit rambut itu.

  "Jadi ini dari kamu?" Rayna menunjukan jepit itu kepada Razan.

  Dan Razan pun mengangguk mengiyakan.Raya meraih tangan Razan lalu menaruh jepit itu disana.

  "Aku Gak mau pake jepit rambut dari kamu!"

  "Ray Ayolah,ini sebagai permintaan maaf Gue sama Lo karena kesalahan Gue dulu," ujar Razan yang memohon.

  "Gak! Lagian Aku udah ada seseorang.Jadi Aku gak mau terima barang dari siapapun apalagi dari mantan!"

  "Siapa?" tanya Razan penasaran.

  "Kamu gak perlu tau," ujar Rayna.

  "Ok Fine.Tapi pliss Lo maafin Gue ya.Emm kita sahabatan aja gimana?" tawar Razan.

  "Boleh lagian Gue gak suka dendam,"

  "Asik nah gitu dong,"

Di dekat rak buku,Mika tersenyum lebar karena mendapatkan buku yang dia inginkan.Saat Mika hendak duduk,Tanganya dicekal oleh seseorang.Mika menatap seseorang itu dengan tatapan yang sulit diartikan.

  "Sayang nanti malem kamu ada waktu gak? Aku mau ngajak kamu ke suatu tempat spesial," ujar Arbi.

  'Apa ini saat yang tepat ya buat bilang semuanya sama Arbi' batin Mika.

  "Iya Aku mau.Sekalian,Aku mau ngomongin sesuatu sama kamu,"

  Mika sama Arbi mau ngomongin apa ya??🤔

 

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang