Sinar Matahari mulai masuk lewat celah jendela membuat Gibran terbangun dari tidurnya.
Gibran meregangkan otot-ototnya yang terasa pegal.Gibran merubah posisinya menjadi duduk lalu bengong.Biasanya sih ngumpulin nyawa.Setelah dirasa nyawa nya kumpul semua,Gibran beranjak dari tempat tidurnya keluar dari kamar untuk mencuci Muka ke Kamar mandi.
Gibran mengerutkan keningnya disaat melihat Tama yang tertidur di kursi bukan di kamar bersamanya."Kok Dia tidur disini sih? Ah bodo Amat lah," Gibran tak terlalu memperdulikan.Dia berjalan menuju kamar mandi.
"Eh Gibran,Tolong bangunin Nak Tama ya," titah Ranti yang sedang memasak di dapur.
Letak kamar Mandi rumah itu dekat dengan dapur.Sehingga siapapun yang hendak pergi ke kamar mandi,pasti akan melewati dapur juga."Hmm iya Bu," jujur Gibran malas.Tapi Gibran tersenyum karena memiliki Ide yang sangat cemerlang.
Gibran masuk kedalam kamar mandi lalu mengambil segayung air dan membawanya keluar secara perlahan agar tidak diketahui oleh Ranti.Gibran tersenyum smirk disaat sudah berada di depan Target.Gibran berjalan mendekat ke arah Tama Dan...
Byurrrr
"AHHHH HUJANNNN," teriak Tama yang terlonjak kaget.
"Bwahahaha anjing komuknya Lucuuuu hahahah bwahahaa," Gibran tertawa puas melihat Tama yang basah kuyup.
"Heii ada apa ini?" tanya Ranti yang berlari dari arah dapur ke Ruang tengah.Ranti ternganga melihat Tama yang basah kuyup.Disusul Zahra dan Kinanti yang ikut keluar dari kamar.
"Tama kok basah gitu sih?" tanya Zahra.
"Araa Gue disiram sama Dia tuhh," Tama menunjuk ke arah Gibran.
"Gibran! Kamu jangan gitu dong gak sopan main siram-siram aja!" tegur Ranti.
"Ya maaf Bu,habisnya daritadi dibangunin susah banget.Eh pas disiram langsung bangun kan?"
"Udah Tama mendingan Lo mandi dulu sana!" titah Zahra.
🌻
Para siswa dan siswi kembali serius memperhatikan lembar soal di hadapan mereka sambil berpikir apa isi dari soal-soal tersebut.Suasananya sangat hening.
Tama menutup mulutnya karena menguap."Bu," panggil Tama sembari mengangkat tangan kananya ke atas.
Guru yang tadinya fokus ke Laptop,mendongakan kepalanya melihat ke arah Tama.
"Ada apa?" tanya Guru itu.
"Saya permisi keluar ya Bu mau cuci muka.Ngantuk,"
"Hmm yaudah silahkan.Jangan lama-lama,"
Tama mengangguk mengiyakan lalu berjalan keluar dari kelas.
Para siswa dan siswi kembali fokus mengerjakan.sambil sesekali ada yang berbisik meminta jawaban.
Selang beberapa lama,Tama kembali masuk kedalam kelas lalu duduk dibangkunya.
Saat itu juga tercium aroma kopi yang menyeruak seisi kelas.Guru itu menghampiri Tama."Kamu beli kopi?" tanya Guru itu.
"Iya Bu,abisnya saya ngantuk.Gak papa kan Bu?" tanya Tama.
"Ya gak papa sih asal jangan makan aja.Tapi gak kopi juga Tama minumnya," tegur Guru itu.
"Terlanjur Bu,"
Slurpppp Ahhhh
Seisi kelas menertawakan Tama yang minum kopi dengan suara yang dbuat-buat.Zahra hanya geleng-geleng kepala.
' Agak Lain' batin Zahra.
🌻
Di kelas sebelah,Beberapa siswa saling berbisik menanyakan jawaban kepada Dimas.
"Dim Nomor 5 jawabanya apa?"
"Dim Essay no 2 Apa?"
"APA? ESSAY NOMOR 2? GUE BELUM DAMAR,"
Guru yang sibuk bermain ponsel langsung melihat ke arah para siswa dan Juga Dimas.
"Dilarang bekerja sama!"
"Gimana sih Pak,Kan soalnya sama semuanya.Jadi pasti jawabanya sama.Masa nanyain eh diskusi aja gak boleh.Saya kan cuma mau mencocokan jawaban Saya dengan jawaban Dimas," protes Dito.
"Mau saya Laporkan kamu ke kepala sekolah? Protes saja kerjaanya!"
Dito memutar bola matanya malas lalu kembali mengerjakan soal matematika yang membuat kepalanya terasa ingin meledak.
Dinda
Rangga,kalo Lo ada waktu,pulang sekolah kita nongkrong di Kafe yuk!
'Gue harap Rangga Mau jalan sama Gue' batin Farah.
🌻
Zahra sedang memasak di dapur sendirian.Karena Ranti masih bekerja dan Gibran sepulang sekolah bermain ke rumah temanya.
Zahra mematikan kompornya disaat masakanya sudah selesai.Tok tok tok
"Siapa ya sore-sore gini dateng.Apa Gibran?" Zahra berjalan ke arah pintu lalu membukanya.
"Lo yang ngapain disini! "
"Gue mau ngajakin Zahra jalan tau,"
"Eh Gue yang duluan nyampe sini.Jadi mendingan Lo pulang deh biar Gue yang jalan sama Ara,"
"Ya gak bisa gitu dong!"
"HEI KALIAN KENAPA SIH MALAH BERANTE DEPAN RUMAH GUE?"
"Zahra," ucap mereka bersamaan.keduanya Refleks menutup mulut.Lalu sama-sama menurunkan tanganya.
"Gue mau ngajakin Lo jalan ke mall," ujar Mereka bersamaan lagi.
"Lo kok ngikutin Gue mulu sih!"
"Lo yang ngikutin!"
"Aduh stop," Zahra memegangi kepalanya." Kalian kan mau ngajakin Gue jalan,Gimana kalo kita hubungin yang lain aja biar tambah seru gimana? Gue telpon mereka ya,"
🌻
Sekarang ini semuanya berada di Mall kecuali Dinda.Karena Dinda saat ini malah ada di Kafe bersama Rangga.mereka berjalan beriringan.
"Baju yang Gue cari gak ada Ra," keluh Mika.
"Lagi kosong kali Mik stoknya,"
Rayna sibuk melihat-lihat jepit Rambut yang lucu.
Rayna terpesona pada jepit mawar berwarna merah."Cantik banget," gumamnya.
"Ehhh makan dulu yuk,laper Gue," ajak Dito sambil mengelus-ngelus perutnya.
"Boleh tuhh," ujar Mika.
Semuanya juga ikut menyutujui."Kalian duluan aja.Gue mau ke Toilet dulu," ujar Razan.
"Ok Nanti Lo nyusul ke tempat makan biasa,"
"Iya udah sana,"
Sepanjang jalan menuju tempat makan,Tama dan Dimas berdesakan ingin berjalan disamping Zahra hingga membuat Mika sedikit terhuyung ke belakang lalu berakhir mendapat omelan dari Mika.
Razan meraih jepit rambut bunga Ros yang tadi dipegang Rayna sambil tersenyum.
🌻
"Lo mau cobain makanan Gue Ra," ujar Tama sambil menyodorkan ayam goreng kepada Zahra.
"Mendingan Nyobain makanan punya Gue Ra," Dimas ikut-ikutan menyodorkan sushi.
"Ekmhhh! Kalian kenapasih daritadi pengen jalan deket Zahra,sekarang rebutan nawarin makanan,kalian suka sama Zahra?" tanya Mika."Enggak!" ucap mereka berdua bersamaan.
"Tuh kan aneh banget," ujar Mika.
'Kita udah tunangan Loh Dim.Meskipun kamu gak cinta sama Aku ya setidaknya hargain pertunangan kita' batin Rayna.
"Saingan Gue jadi 2 nih," celetuk Dito.
"Sorry Lama," ujar Razan yang ikut duduk bergabung bersama mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZAHRA AURELIA
Teen FictionBerawal dari seorang Gadis bernama Zahra Aurelia yang datang ke SMA ANGKASA untuk memulai kehidupan baru dan melupakan masalalu keluarganya yang kelam hingga membuat Keluarga Zahra hancur berantakan.Disana,Zahra memberi rasa keadilan bagi orang-oran...