BAB 44: KHAWATIR

12 2 0
                                    

Dimas berjalan bersama Zahra di Koridor tanpa melepaskan genggaman tanganya.
Sesaat sampai di kelas,Dimas baru melepaskan genggaman tanganya.
Mika menarik tangan Zahra agar mendekat kepadanya.

  "Ra.Lo ngerasa aneh gak sih sama sikap Dimas? Dia tuh perhatian,baik sama Lo.Kayaknya Dia punya perasaan deh sama Lo," bisik Mika.

  "Ah masa sih.Gue udah biasa kali kayak gitu sama Dimas.Udah gak aneh lagi Mika.

  "Pagi Rayna," sapa Zahra.

Rayna hanya tersenyum lalu duduk dibangkunya.Zahra dan Mika saling bertatapan karena melihat banyak luka lebam di wajah dan tangan Rayna.

  "Pagi guyss," Mika memutar bola mata malasnya disaat melihat Dinda dan Rangga yang bergandengan tangan lalu mereka berdua duduk dibangku Rangga.

  Zahra mengelus-ngelus punggung Mika untuk sedikit menenangkanya.
Tak lama kemudian,datang juga Tama sendirian.Tama berjalan dengan langkah gontai.

  "Pagi Tam," sapa Dito.

Tama tak merespon apapun.Dia langsung duduk dibangkunya lalu menelungkupkan wajah di meja.Zahra yang melihat perubahan sikap Tama merasa heran.Ada apa dengan Tama?
Zahra ikut duduk di samping Tama.

  "Lo kenapa?" tanya Zahra.

"Ayang Zahra,Gue mau ngomong serius sama Lo," ujar Dito.

  Zahra menolehkan kepalanya ke belakang.

  "Ngomongin apa?" tanya Zahra.

  "Kenapa Ayang Zahra gak pernah bales chat Dito? Sedangkan,you jalan sama ketos abal-abal nih,"

  Dimas mendelik sebal.banyak sekali memang drama anak ini.

  "Gue risihan kalo ditanyain gak jelas kayak gitu Dit.Maaf ya kalo lo ngerasa tersinggung," ujar Zahra.

  "Oh Gitu,yaudah gak papa kalo Gitu,Dito maafin,"

  "Eh Bentar," Dito mengangkat telpon dari seseorang.

  "Oh iya Bu baik terimakasih,"

  "Kenapa Dit?" tanya Mika.

Dito berdiri dari duduknya.
Lalu menarik nafas panjang.

  "GUYSS BU GENDIS HARI INI GAK BISA MASUK HARI INI DI JAM KE SATU SAMA KEDUA.JADI...JAMKOSSS HOREEE,"

  "Wuhh asikk jamkos,"

"Mabar Kuy,"

"Kantin Yuk Fel,"

"Ih siniin ayang minumnya,"

"Diem jangan berisik Gue mau tidur,"

"Nonton itu yukk,"

"Apaan? Yang negatif ya? Gass lahhh,"

  Begitulah keadaan kelas saat ini.sibuk dengan urusanya masing-masing.
Zahra kembali memperhatikan Tama yang masih menelungkupkan wajahnya.

  "Ra ke kantin yuk!" ajak Mika yang sudah mencekal lengan Rayna.

  "Enggak dulu deh Mik.Kaliam duluan aja," tolak Zahra.

  "Emmhh yaudah kalo gitu.Yuk Ray!" mereka berjalan beriringan pergi ke kantin.

  Suasana kelas sepi sekarang.hanya menyisakan beberapa orang anak saja.

  "Tama,Lo sakit? Kok diem aja sih dari tadi?" tanya Zahra sambil mengelus-ngelus kepala Tama.

  Tama merubah posisinya menjadi duduk.Lalu berhambur ke pelukan Kia.

  "Kepala Aku pusing Ra..." keluh Tama.

  "Lo kalo lagi sakit,gak usah sekolah harusnya.Kita ke UKS ya,"

  Tama menggelengkan kepalanya.
Tama mengarahkan tangan Zahra untuk mengelus-ngelus pipinya.
Zahra tersentak disaat melihat ada darah yang menetes ke tanganya.Zahra langsung menjauhkan Tama dari dirinya.

  "Tama hidung Lo berdarah,"

Tama memegangi hidungnya dan ternyata memang ada darah yang mengalir dari hidungnya.Bahkan sekarang darah itu sudah menetes ke seragamnya.Dengan cepat Tama berlari keluar dari Kelas menuju Toilet.Zahra ikut menyusul Tama karena takut terjadi apa-apa dengan Tama.

             🌻

  Zahra berjalan bolak-balik di Toilet menunggu Tama keluar dari Toilet.Taka lama pintu Toilet terbuka.

  "Tama Lo gak papa?" tanya Zahra dengan nada bicara khawatir sembari memegang kedua bahu Tama.

  "Gue gak papa kok.Kayaknya kecapean aja," ujar Tama bohong.Padahal tadi dirinya merasakan kepalanya terasa sangat sakit.Tama hanya tidak mau membuat Zahra khawatir.

  "Serius gak papa? Lo jangan bohong Tama!"

  Tama menurunkan tangan Zahra dari bahunya lalu beralih menangkup kedua pipi Tama.

  "Gue gak papa cantik,"

Ekhmm Ekhmm Zahra mulai khawatir nih sama Tamaa💕

 

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang