BAB 49: SEBUAH FOTO

10 1 0
                                    

  Semuanya berjalan ke arah rumah Dimas.sesaat sampai disana,Zahra langsung memencet bel rumah.Tak lama kemudian,seorang asisten rumah tangga keluar membukakan pintu.

  "Eh Neng Zahra.Ada apa ini rame-rame?" tanya Bi inah.

  "Ini Bu,kita mau ketemu Dimas," jawab Zahra.

  "Loh,Den Dimas udah gak disini.Dia udah pindah rumah Neng," ujar Bi inah.

  "Oh gitu ya.Bibi punya alamat rumah barunya gak?" tanya Zahra.

  "Punya.sebentar ya," Bi inah masuk kedalam rumah lalu tak lama kemudian,Bi inah kembali keluar sambil membawa secarik kertas lalu memberikanya kepada Zahra.

   "Makasih ya Bi.Kalo gitu,kami pamit dulu,"

  Bi inah mengangguk mengiyakan.Zahra dan yang lainya lalu berjalan kembali ke kendaraanya masing-masing.lalu pergi ke Alamat rumah Dimas yang baru.

  "Ya ampun saya Lupa.Kan dirumah itu ada Non Rayna,gimana ya kalo mereka ketemu," Bi inah berdiri dengan perasaan gelisah.

             🌻

  Zahra kembali memencet bel alamat rumah Dimas yang baru.Semuanya tersentak karena melihat Rayna yang membukakan pintu.
Rayna sangat gugup sekarang.

  "Rayna,Lo ngapain dirumah Dimas?" tanya Mika.

  "A-Aku jagain sepupu Aku Mik.Kan tadi Aku udah kasih tau kamu," jawab Rayna gugup.

  "Loh bukanya sepupu Lo itu..."

  "Udah yuk masuk!" zahra menarik tangan Mika.

   "Dimas ada di kamarnya,"ujar Rayna.

  Zahra mengangguk.mereka semua pun masuk kedalam kamar.

  "Ara hiks...jangan tinggalin Gue," Dimas mengigau memanggil-manggil nama Zahra.

Zahra pun berjalan mendekati Dimas lalu duduk disampingnya.

   "Gue disini Dim,"

Dimas membuka matanya.

  "Lo beneran Zahra kan?" tanya Dimas sambil mengenggam tangan Zahra.

  Rayna yang melihat terasa panas bergejolak dihatinya.

  "Iya Dimas Gue Zahra.Lo sakit apa? Cepet sembuh ya,"

  "Lo udah makan?" tanya Zahra.

  Dimas menggelengkan kepalanya.

   "Nih Aku bawain bubur," Rayna menyodorkan mangkok berisi bubur itu kepada Zahra.

  "Makan ya,Gue suapin," bujuk Zahra.

  Dimas menganggukan kepalanya.Zahra pun mulai menyuapkan bubur sedikit demi sedikit hingga bubur itu habis.Rayna tak kuasa melihat hal itu.Dia melengos pergi begitu saja.

  "Dia kenapasih? Aneh banget," bisik Mika kepada Dinda.

  "Udah mau ngajak Gue gosip lagi Mik?" tanya Dinda.

  "Ihh enggak apaansih!" Mika ikut pergi darisana.

  Rangga dan Dinda saling bertatapan lalu pergi juga darisana meninggalkan Zahra dan Dimas berdua saja.

             🌻

  "Kenapa sih Tam,muka Lo kusut banget gitu?" tanya Dito.

  "Gue kesel sama Zahra.
Dia sama yang lainya pergi ke rumah si Kunyuk tuh.Mau jengukin.Gue udah larang dia tapi dia malah bilang' Yaudah kalo gak mau ikut'
Ngeselin kan?" ujar Tama yang mengeluarkan semua unek-uneknya.

  "Masalah cewek toh," timpal Razan.

  "Terus kenapa Lo gak ikut Tam? Kalo Zahra macem-macem disana sama Dimas gimana? Lo gak takut apa?" ujar Dito yang memanas-manasi.

  Tama terdiam.Perkataan Dito ada benarnya juga.Tama langsung meraih kunci motor di atas meja lalu beranjak dari duduknya.

  "Mau kemana Tam?" tanya Dito.

  "Nyamperin Ayang.Mau Gue hajar si Dimas!" Tama langsung menaiki motornya dan pergi darisana.

  "Urusan cewek aja cepet!" ujar Dito.

  Pandangan Razan terfokus kepada sebuah Dompet di atas meja yang diyakini milik Tama.

  "Dit,ini bukanya Dompet Tama kan?" Razan meraih Dompet itu.
Dito yang sedari tadi melihat hilangnya Tama langsung menoleh ke arah Razan
Tatapanya pun ikut terfokus kepada Dompet itu.
Dito mengambil Dompet itu dari Razan lalu membukanya.

  "Heh gak sopan Lo buka-buka Dompet orang kayak gitu!" cegah Razan.

  "Ah udah biarin," Mata Dito berbinar melihat banyak sekali kartu dan beberapa lembar uang cash." Eh tunggu-tunggu.Ini apa?" Dito meraih sebuah foto yang terselip di Dompet Tama.

   "Loh itu kan foto Zahra yang..."

  "Kok Tama punya foto ini?" tanya Razan.

  "Jangan-jangan..."

 
 

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang