BAB 11: PENCABUTAN BEASISWA

22 2 0
                                    

Sebagaimana yang telah direncanakan tadi,sepulang sekolah mereka berkumpul di parkiran untuk pergi ke rumah Zahra.Dimas membonceng Rayna sedangkan Mika membonceng Dinda dengan Dimas yang memimpin.setelah dirasa siap,mereka melajukan motornya.
Tak lama kemudian,mereka sampai di rumah Zahra.Mereka semua satu persatu turun dari motornya.

'Ni beneran rumah Zahra?kecil banget' batin Dinda.

Mereka bertiga mengikuti Dimas yang sudah berjalan duluan menuju pintu lalu mengetuknya.Yang membukakan pintu Kala itu adalah Ranti.Dimas menyalami tangan Ranti di ikuti oleh Mika,Dinda dan Rayna.

"Eh ini ada apa Dim?" tanya Ranti.

"Gini Tan,Aku sama temen-temenya Zahra mau jengukin Zahra.Gak papa kan Tan?" ujar Dimas.

"Gak papa dong.Ayo silahkan masuk!" ajak Ranti.

Mereka berempat pun masuk kedalam rumah.

"Zahra nya ada di kamar.Kalian langsung masuk aja.Tante mau bikin dulu minum,"

"Iya Tan makasih.Kita izin masuk kamar Zahra ya," ujar Dimas.

Ranti mengangguk mengiyakan lalu berjalan ke arah dapur.Sedangkan Dimas dan Zahra masuk kedalam kamar Zahra.Mereka melihat Zahra yang sedang terdiam merenung.

"Hai Zahra," sapa Mika sambil memegang bahu Zahra.

Zahra yang sedang melamun sontak terkejut.

"Eh kalian,"

"Gimana keadaan kamu Ra?" tanya Mika.

"Harusnya yang nanya gitu Gue Mik.Lo gak papa kan?" Zahra malah balik bertanya.

Mika mengerutkan dahinya.

"Maksud lo? Gue gak papa kok Ra.Gue sehat," jawab Mika.

"Loh Tapi kan semalem Lo Chat Gue minta tolong kalo Lo kejebak di Club," ujar Zahra.

"Iya Ra semalem Gue emang di Club.Tapi Gue gak ada chat lo sama sekali kok," ujar Mika.

"Nih sebenernya ada apa sih? Di sekolah juga satu sekolah ngomongin yang enggak-enggak tentang lo Ra," ujar Dimas bingung.

Mika mengeluarkan sebuah surat dari dalam tas nya.lalu menyodorkan kepada Zahra.

"Ini surat dari kepala sekolah buat Lo.Gue gak tau isinya apa,"

Zahra menerima surat itu lalu membuka dan membacanya.
Air matanya tak bisa lagi terbendung keluar begitu saja.

"Ara lo kenapa nangis?" tanya Dimas khawatir.

"Beasiswa Gue dicabut," jawab Zahra dengan suara parau.

"Pasti ini karena foto itu makanya Beasiswa lo dicabut," ujar Dinda.

"Foto apa sih maksudnya Din?" tanya Zahra.

Dinda menunjukan sebuah foto kepada Zahra menunjukan jika Zahra tidur sambil memeluk seorang lelaki paruh baya disebuah kamar.
Zahra menutup mulutnya tak percaya.
Dimas membawa Zahra kedalam pelukanya.

"Kita harus cari Tahu siapa pelakunya," ujar Mika.

"Iya Gue setuju," timpal Dinda.

"Zahra kamu yang sabar ya," ujar Rayna.

🌻

Disisi lain,Tama sedang berada di Kafe bersama Kayla.
Namun mereka malah sibuk memainkan handphone masing-masing.

"Sayang kamu udah tau belum berita tentang Zahra?" tanya Kayla.

Tama menaruh ponselnya di meja.

"Iya Tahu," jawab Tama datar.

ZAHRA AURELIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang