bab 27

12.8K 873 44
                                    

SELAMAT MEMBACA ~~

°°🦋🦋°°


Semilir angin malam menyapa, dalam sepi yang tak berirama, seorang pemuda duduk termenung di balkon rumahnya yang ada di lantai dua. Ia  menatap langit yang tak ada bintang. Gelap. seperti hatinya saat ini.

Sudah dua Minggu lebih lamanya Leo keluar dari rumah sakit dan kembali ke Indonesia. Sedangkan Arga masih di rawat di rumah sakit itu.

Leo mengetahui kalau Arga koma. Walaupun sejujurnya ia tidak mengingat kejadian yang telah menimpah dirinya dan juga Arga.

Pemuda yang termenung di atas balkon rumahnya menghela nafas yang terdengar sangat berat.

" Darren " sapa seseorang membuat pemuda yang tengah melamun itu menoleh. Ia melihat Raka berdiri di depan pintu.

" Iya " jawab nya lesu.

"  Ke bawah Kita makan dulu. " ajak Raka diiringi senyuman.

" Duluan aja om. Darren  gak laper. " Tolak Darren

Raka berjalan mendekat. " Darren jangan seperti itu. Kamu belum makan sama sekali dari pagi. "

" Jangan sampek kamu sakit sayang. Om Yohan pasti khawatir.  Dan Leo juga pasti khawatir. "

Darren tertawa hambar. " Leo khawatir ?. Dia bahkan gak inget aku om "

" Dia bersikap dingin di sekolah. Dia menatap Darren datar gak lembut kayak dulu. " Tutur Darren pilu ia menenggelamkan wajahnya di lipatan tangannya.

" Seiring berjalannya waktu Leo pasti inget kamu Darren. Sekarang kamu makan dulu. Kalau ingatan Leo pulih dan lihat kamu kurus pasti  dia nyalahin om. Bilang gak bisa ngurus darren. " Disini Raka sangat berusaha ngebujuk Darren agar makan. Karena semenjak Leo tidak mengingatnya dia jadi pendiam,  sering mengurung diri di kamar gak ada semangat buat hidup.

" Makan ya. Sedikit juga gak apa- apa asalkan kamu makan, yah "

Darren menatap lesu ke arah Raka. Ia menuruti perintah Raka. Dan ikut keluar

" Wah Darren  yang imut akhirnya keluar juga. Makan dulu ya sayang. Udah om siapin makanan favorit kamu. "

Darren membalas dengan senyuman. Ia duduk menatap makanan yang tertata rapi di atas meja.

Makanan itu kelihatan enak. Namun Darren yang tidak mau makan terpaksa mengambil nasi sedikit. Hanya sekedar mengisi perut.

" Kamu makannya terlalu sedikit Darren. Nasinya tambah lagi. "

" Segini aja om " ucap Darren. Kedua lelaki itu menghela nafas panjang. Mereka perihatin melihat kondisi Darren saat ini.

Setelah selesai dengan makannya Darren kembali masuk ke dalam kamar.

Sesampai di dalam kamar Darren merebahkan badannya di kasur. Ia kembali menghela nafas. Melihat sekilas ponselnya. Tidak ada notif. Pemuda itu selalu menunggu keajaiban. Keajaiban kalau Leo menghubunginya. Tapi ekspetasi tidak sesuai dengan realita.

Darren melempar asal teleponnya dan berusaha buat  tidur.

Butuh waktu lama akhirnya Darren  tertidur.
Seseorang datang dengan langkah pelan mendekati Darren. Ia menarik selimut dan menyelimuti Darren sebatas dada. Mengelus pelan kening pemuda itu lalu menciumnya.

" Selamat tidur sayang " ucap orang itu yang tak lain Yohan.

Pukul 06:00 pagi

Darren terbangun.  Pemuda itu melangkahkan kakinya menuju kamar mandi.

Obsesif [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang