bab 29

12.3K 946 35
                                    

SELAMAT MEMBACA ~~

°°🦋🦋°°

Seminggu lamanya sudah Darren mendekati Leo. Namun tidak ada hasil. Leo tetap tidak mengingatnya.  Apa Darren menyerang ?  Tidak! Tidak  ada kata menyerah di kamus Darren.

Seperti sekarang Darren ke sekolah pagi - pagi buta. Ia berjalan santai di lorong sembari bersenandung kecil yang keluar dari mulut tipisnya. Darren menghentikan langkahnya di depan kelas. Ia melihat sekeliling kelas itu namun tidak ada sosok orang yang di carinya.

Darren mengerucutkan bibirnya. Ia membalikan badan dan saat itu juga mata Darren membulat ia tersenyum lebar.

" Leo. ! "

Lelaki yang dipanggilnya menatap datar ke arah Darren. Kemudian membalikan badannya dan hendak menghindari manusia aneh yang menganggu hidupnya.

" SELAMAT PAGI PANGERAN LEO !"  teriak Darren kesenangan.

Leo menutup matanya dan menghela napas panjang.

" Jauh- jauh lu!" Ucap Leo geram.

Darren sangat keras kepala ia tidak menghiraukan ucapan Leo yang menyuruhnya untuk menjauh. Yang di lakukan Darren kebalikan dari kata menjauh.

Darren semakin mendekat dan menatap wajah Leo dengan seksama.

" Lu memang ganteng "

" Jangan katakan hal yang sudah gue ketahui ,"  jawab Leo.

" Duuh lu semakin garang. Gue tambah suka. ,"  Ucap Darren dengan kedipan mata membuat Leo menelan ludahnya kasar.

" Minggir atau gue patahin tubuh lu. ! " Ancaman Leo tak membuat Darren takut dan mundur. Ia semakin menjadi.  Darren tersenyum memamerkan gigi taring nya. Yang terkesan sangat manis

" Gak apa asalkan jangan patahin harapan dan hati gue !" 

Leo semakin di buat geram oleh Darren. Lelaki dingin itu sangat ingin memukul wajah Darren namun entah kenapa hatinya tidak sanggup melakukan itu.

Leo menghela nafas berat. Memikirkan itu membuat kepalanya sakit kembali.

" Wajah lu jangan kek gitu. Nanti gue tambah suka " ucap Darren santai tanpa rasa takut sedikit pun dan dengan beraninya Darren mencolek dagu Leo

" Ck!. " Leo benar- benar geram dengan tingkah Darren. " Cabut sekarang atau gue seret lu !" Desis Leo memasang wajah marahnya.

Darren mundur beberapa langkah dengan tatapan yang canggung.

" Gue mau ngasih ini ke lu !" Darren mengeluarkan kotak nasi dari ranselnya. Dan menyerahkan itu ke Leo .

" Lu harus makan masakan gue ! Gue buat itu penuh perasaan dan cinta. " Kata Darren

Leo menatap tanpa minat benda yang di berikan Darren. Ia melirik tong sampah di sampingnya. Dengan malas Leo membuang kotak nasi itu tanpa rasa bersalah.

Darren yang melihat terdiam kaku sebelum ia menangis.

" Huawaaaa... Hiiks kenapa di buang hiks. " Tangisnya pecah membuat murid yang berlalu lalang melirik.

Tangisan Darren semakin kencang bahkan ia sampai berguling- guling di lantai.

Leo menjadi panik melihat bocah itu menangis.

" M- maaf. " Pertama kalinya Leo meminta maaf kepada seseorang.

Lelaki dingin itu duduk jongkok  " jangan nangis lagi. Gue salah !" Ujarnya, namun hal itu tidak membuat Darren berhenti menangis. Malah tangisannya semakin kencang.

Obsesif [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang