bab 25

16.2K 970 33
                                    


SELAMAT MEMBACA ~~

°°🦋🦋°°




" Leo!!" Teriak Darren yang langsung bangun dari mimpinya.

Nafasnya tak beraturan ia meraih air putih yang ada di nakas meminum seteguk sembari menenangkan perasaanya yang gelisah.

Darren menghapus kasar keringat nya.

" Perasaan gue gak enak " ujarnya meraih ponsel lalu menghubungi Leo.

Sudah lama, bahkan Darren menelpon beberapa kali tapi tak ada jawaban dari Leo. Ia semakin gelisah.

Darren bergegas pergi keluar. Ia tak melihat Raka dan juga Yohan lelaki berwajah manis itu pergi menuju bagasi Mengemudikan  salah satu mobilnya dan pergi menuju rumah Arga.

Dengan perasaan  yang masih gelisah Darren menambah kecepatan mobilnya.
15 menit berlalu ia sampai dan segera turun.

Darren masuk kedalam. Ia melihat Eza duduk  terdiam kaku  di sofa.

" Om " ucapnya pelan membuat Eza menoleh.

" Om kenapa ?" Tanya Darren lagi saat melihat Eza yang menangis.

" Hiks. Om mimpi jelek tentang aga hiks. " Tuturnya kembali pilu.

" Perasaan om gak enak. Om mau ketemu aga. "

" Ternyata bukan gue aja. !"  Batin Darren berusaha menenangkan Eza lelaki itu ikut menangis.

Ia tidak tenang karena Leo tak menghubunginya dan semakin tak tenang karena mimpi buruknya itu.

" Kamu jangan ikut nangis. Leo pasti baik-baik saja."  Eza menghapus air mata Darren lembut.

" Benar, aga juga baik-baik saja kan. Pasti gak mungkin aga kenapa - Napa. Mungkin om yang terlalu khawatir. " Lanjutnya lagi Eza berusaha tegar dan minta Darren buat gak menangis tapi justru dia menangis semakin kencang.

" Hiks terus om kok nangis lagi hiks. Huuaaaawww hiiks. " Darren menangis histeris.

" Gak apa. Kita nangis aja.   Kadang air mata mampu bicara saat bibir tak lagi bisa berkata. " Ucap Eza

Kedua bayi dewasa itu menangis sejadi- jadinya menghilangkan kegelisahannya dan mengusir pikiran jeleknya jauh - jauh.
Keduanya saling rangkul. Sambil menangis sejadi- jadinya.

-

-

-

" Leo awas!!"

Dor!!
Dor!!
Dor!!

" Akh.." desis Leo terjatuh peluru itu tepat mengenai tubuh Leo.

" Leo ! Sial!!" Arga meraih pistolnya lalu menembak orang itu hingga tewas.
Ia kembali menghubungi temannya yang tadi ia bubarkan kerena Arga gak tau kalau mereka punya rencana lain.

Kali ini Arga di kepung oleh Thomas. Leo hampir sepenuhnya tak sadarkan diri karena luka tembak  tubuhnya berselimut darah miliknya.

" Leo kamu harus bertahan. " Ucap Arga.

" Om pergi. Tinggalkan aku di sini. !" Pinta Leo menatap Arga

" Bodoh !"  Arga tersenyum miring

" Jangan banyak bica-...."

Dor!!

" Aakkhh. " Arga mendesis memegangi dadanya yang terkena tembakan

" Aakkh siaal !"

Obsesif [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang