Scandal - 12

50 8 0
                                    

Apa itu pulang tepat waktu? Sebagai perwakilan siswa SMA Tribe, BEST jarang sekali bisa menikmati apa yang siswa-siswa lain nikmati. Pulang on time. Hampir tidak pernah! Karena di setiap harinya, hampir selalu ada pekerjaan yang harus mereka kerjakan, yang mengharuskan mereka hampir setiap hari harus pulang lebih lama. Normalnya, seluruh siswa SMA Tribe pulang pukul 15.00 WIB. Sedangkan BEST, paling cepat pulang pukul 17.00 WIB.

Seperti hari ini, mereka sudah selesai melakukan pekerjaan mereka tepat di pukul lima sore. Segala persiapan untuk acara yang akan dilakukan besok sudah selesai. Berhubung project besok lebih tepat disebut project kerja sukarela, makanya persiapannya tidak seperti project sebelumnya yang memakan waktu dan tenaga lebih banyak.

"Oi! Kalian pada suntuk nggak sih, sama rutinitas kita?" sebelum keluar dari campbest, Sakaris bertanya pada rekan BEST-nya yang masih tersisa kecuali Marin yang pasti akan langsung pulang ketika pekerjaannya selesai. Bodo amat dengan yang lain. Yang penting adalah pekerjaannya sendiri.

"Lo baru tanya sekarang, Bang?" Ribi langsung merespon.

"Iya, soalnya gue baru ngerasa suntuk akhir-akhir ini."

"Habis project ini kelar, kita bisa liburan." Seven mengingatkan soal reward yang akan mereka dapat setelahnya.

"Spill! Kita mau liburan kemana, Kak?" Ikky bertanya dengan antusias.

"Kepala sekolah ngebebasin kita mau kemana. Asal cukup tiga hari. Jumat, Sabtu dan Minggu."

"Hah? Tiga hari doang emang cukup?" sentak Topan tidak percaya.

"Jadi Jumat kita dikasih dispensasi, Sev?"

Seven hanya menganggukkan kepala menjawab pertanyaan Sana.

"Tiga hari mending gue pake buat tidur." Gangga menggumam.

"Dasar pelor! Ayolah, kita liburan. Kita piknik bareng. Bersepuluh. Nggak pernah kan kita piknik bareng?" Sakaris membangunkan semangat anggotanya yang belum atau bahkan tidak mau menyala itu.

"Emang mau kemana? Kalo yang capek-capek, gue skip. Mending gue ikutan Gangga tidur." Ribi menyahut sambil meniupi poninya.

"Kak Ribiiii! Lo tuh cewek! Bisa-bisanya lo ngomong gitu?!" Ikky melotot mendengar perkataan Ribi.

"Oh, lo mau ikutan juga? Ya udah ayo, kita tidur bertiga." Ribi malah terkekeh geli di saat melihat wajah Ikky sudah merah padam karena malu, membayangkan tidur bertiga bersama Ribi dan Gangga.

"Oi, oi! Jangan out of topic! Kita kembali ke pembahasan awal!" Sakaris mengetuk-etukkan ponselnya ke meja hingga berbunyi cukup berisik.

"Aye, sir!" seru Ribi cepat.

"Syr Darya River." Ikky melanjutkan sambil meringis menyebut nama lengkap River. "Nama lo unik banget, Kak."

River hanya mendengus. Sudah biasa ia mendengar orang lain berpendapat seperti itu. Namanya unik karena berasal dari nama sungai. Ya, nama panggilannya sendiri memang memiliki arti sungai. Kata orang tuanya, ketika River kecil bertanya kenapa mereka memberinya nama itu, orang tuanya hanya menjawab kalau mereka menginginkan River tumbuh menjadi pribadi yang tenang, seperti sungai Syr Darya.

"Apalagi yang mau dibahas?" Gangga menyahut datar ujaran Sakaris.

Sana yang semula duduk, tiba-tiba berdiri sambil menepuk kedua tangannya dua kali. "Guys! Nonton yuk! Sekarang!"

"Ayo! Gue setuju! Suntuknya gue nggak bisa nunggu weekend nanti! Keburu kadaluarsa nanti!" Sakaris langsung setuju.

"Gue—" Ribi baru mau menolak, tapi Seven sudah lebih cepat berucap.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang