Matahari benar-benar bekerja maksimal hari ini. Panas, membara. Saking panasnya, banyak orang yang ingin berendam di kolam. Sayangnya itu tidak mungkin dilakukan, karena di jam-jam sekarang ini juga waktunya orang-orang untuk produktif. Entah bekerja atau bersekolah.
Seorang gadis berambut lurus, panjang hampir sepinggang, berkulit putih dan bertubuh sedang, tampak berjalan sempoyongan di area taman dekat gedung J. Gedung J sendiri merupakan markas BEST alias campbest berada. Dan di taman yang dirawat langsung oleh Seven itu, gadis itu jatuh.
Ia pingsan.
🎡🎡
Gedoran kencang yang sumbernya dari pintu tiba-tiba terdengar. Begitu berisik, begitu mengganggu. Sampai Topan yang ada di dalam campbest tidak bisa untuk tidak marah. Langsung ia buka pintu campbest. Dan sebelum sempat ia menyemprot orang yang berani menggedor pintu campbest sebegitu hebohnya, lebih dulu Ikky—si penggedor pintu—bersuara dengan suara yang panik dan kacau.
"A-ADA! IYA! ADA MA-MAY-MAYAT! ADA MAYAT!"
"HAH?!" Bukannya penasaran, Topan malah kesal karena ucapan Ikky yang tidak jelas.
Ikky yang panik dan ketakutan segera menerobos sisi kiri Topan agar tubuhnya yang jauh lebih kecil dari Topan bisa masuk. "ADA MAYAAAAT! DI LUAR ADA MAYAAAAT! HUAAAAAA!!"
Seven, Sakaris, Sana serta Marin yang saat ini tengah berada di campbest segera keluar untuk memastikan apa yang baru saja Ikky teriakan.
Terdapat seorang gadis tergeletak di area taman depan campbest. Membuat Seven, Sakaris, Sana, Marin dan Topan terkejut.
Dengan cepat, Sana berjongkok, memeriksa kondisi gadis itu. "Kayaknya dia pingsan."
"Bawa dia ke ruang kesehatan." Perintah Seven.
Memanfaatkan tubuh Topan yang besar, akhirnya gadis itu digendong dan dibawa olehnya ke ruang kesehatan. Untung saja jarak ruang kesehatan bisa terbilang cukup dekat.
Awalnya Topan tidak mau melakukan perintah itu. Namun karena Seven memerintahnya hingga dua kali, tidak ada lagi yang bisa ia lakukan selain menuruti dan menjalankan perintah sang leader.
"Ada apa ini?" di seperempat perjalanan, langkah Topan yang membawa gadis itu terhenti karena tanpa sengaja berpapasan dengan Elang yang baru keluar dari ruang kesiswaan.
"Minggir dulu bisa nggak, Pak? Saya lagi bawa nyawa anak orang." Dengan sedikit jengkel, Topan memohon pengertian dari Elang.
Elang pun segera menepi, memberi Topan jalan.
"Ada yang pingsan di depan campbest, Pak. Makanya Topan bawa dia ke ruang kesehatan." Sana mewakili menjawab pertanyaan Elang.
Elang menganggukkan kepala. Dan sebagai guru sekaligus wakil kepala sekolah yang baik, Elang memutuskan untuk ikut dengan Sana dan Topan ke ruang kesehatan.
Di dalam ruang kesehatan, gadis itu segera ditangani oleh dokter Mia yang berjaga. Tirai yang membungkus ranjang di mana gadis itu terbaring segera ditutup agar memberikan privasi bagi dokter Mia dan gadis itu sendiri. Topan, Sana dan Elang pun menunggu di luar area tertutup yang masih ada di dalam ruang kesehatan.
"Gue sekalian balik ke kelas." Ujar Topan enggan menunggu keterangan dokter Mia soal keadaan gadis yang tidak ia kenal.
"Makasih ya, Pan." Sana berkata dengan tulus.
Topan pun keluar dari ruang kesehatan. Bersamaan dengan dokter Mia yang menyibak tirai sehingga gadis yang masih terpejam itu bisa dilihat oleh Sana dan Elang. "Keadaannya stabil. Kemungkinan dia pingsan karena kelelahan, kepanasan dan... kelaparan."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Teen FictionAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...