Scandal - 29

40 6 0
                                    

"Lo punya hubungan apa sama Seven?" untuk pertama kalinya, Abyasa mengajak Anjani bicara lebih dulu. Peristiwa yang patut ditandai ini terjadi pagi ini, tepat ketika mereka sedang sarapan bersama.

Selain karena terkejut Abyasa mengajaknya berbicara lebih dulu untuk pertama kali, Anjani juga terkejut karena pertanyaan Abyasa itu sendiri. "Maksudnya?"

"Denver pernah liat Seven nolongin lo pas lo digangguin orang."

Ah, Anjani ingat peristiwa itu. Saat di mana Seven menolongnya dari gangguan teman-teman Denver di halte. Astaga, Anjani heran bukan main. Untuk apa Denver menceritakan soal itu kepada kakaknya? Lagipula, itu tuh cuma kebetulan! Tidak ada hubungannya dengan pertanyaan Abyasa. Sama sekali. "Nggak ada." Jawab Anjani akhirnya sambil menunduk.

Abyasa diam sambil mengunyah makanan di mulutnya dan terus memperhatikan sang adik sampai sang adik risi dan merasa tidak nyaman.

Benar juga. Pastinya Anjani tidak punya hubungan apa-apa dengan Seven. Karena Abyasa tau kalau adiknya ini tidak pandai bergaul apalagi dekat dengan cowok-cowok yang notabene beken sekelas Seven. Terlalu sulit. Lagipula adegan Seven menolong Anjani seperti yang Denver katakan itu juga pasti terjadi karena ketidaksengajaan. Kan ketua BEST, jadi sudah menjadi tugasnya melindungi anak-anak dari SMA Tribe. Begitulah yang Abyasa tau tentang Seven.

Cih. Hampir saja Abyasa termakan omongan Denver.

"Kak," Anjani mulai buka suara.

Abyasa tidak menyahut. Tetapi ia menyimak apa yang akan Anjani katakan selanjutnya.

"Kakak nggak serius mau ngehancurin BEST kan?" tanya Anjani pelan dan hati-hati. Butuh mental yang kuat untuk dapat mengungkapkan pertanyaan itu kepada sang kakak.

Satu alis Abyasa terangkat. "Dari mana lo tau? Lo nguping?"

Detik itu juga, Anjani kehilangan kata-kata sekaligus menyesali pertanyaannya! Ia yakin, sebentar lagi pasti Abyasa akan memarahinya.

"Ya. Gue bakal ngehancurin BEST sampe hancur tak tersisa." Kata Abyasa penuh kebencian dan penuh keyakinan.

Dan kata-kata itu terus terngiang di kepala Anjani hingga sekolah usai. Ia benar-benar tidak mengerti kenapa Abyasa sebegitu bencinya kepada BEST sampai ingin menghancurkannya. Apa yang pernah BEST lakukan pada Abyasa? Kenapa? Ada apa? Bagaimana? Berbagai pertanyaan muncul di kepala Anjani. Saking banyaknya, sampai-sampai Anjani yang sedang berjalan menyusuri jalan di depan sekolah, nyaris saja terserempet motor.

"Are you okay?"

Anjani terperanjat saat itu juga begitu menyadari siapa penunggang motor yang nyaris menyerempetnya. Mulutnya terbuka, hendak berkata-kata. Tetapi satu pun tak ada yang keluar. Suaranya tercekat di kerongkongan.

"Ikut gue." ujar cowok itu memaksa Anjani agar naik ke boncengan.

Namun Anjani yang masih kalut, sama sekali tidak bisa menggerakkan tubuhnya.

"Gue bilang, ikut gue, sayang." cowok itu berbicara di telinga Anjani. Tindakan cowok itulah yang pada akhirnya sanggup membuat Anjani tersadar.

Dengan sekuat tenaga, Anjani mendorong tubuh cowok itu. "Pergi!"

Cowok itu menyeringai, "Oh. Masih bisa ngomong ya?"

"Pergi!" usir Anjani sekali lagi.

Namun cowok itu bukannya pergi, malah makin bersemangat membawa Anjani pergi. Sesuai dengan tujuannya mendatangi SMA Tribe. "Oke, gue mau pergi. Tapi sama lo." Cowok itu mencekal lengan Anjani.

Anjani pun dengan brutal memukuli tangan cowok itu. Berharap agar cowok itu melepasnya dan membiarkannya pergi jika memang cowok itu sendiri tidak mau pergi.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang