Scandal - 7

79 7 0
                                    

Bisma tertawa sambil geleng-geleng kepala. Jadi begini cara kerja Abyasa? Halus sekali ya? Sangat berbeda dengan dirinya yang bar-bar.

"Udah paham sekarang?" Abyasa menatap adik kelasnya yang bodoh menurutnya itu.

"Oke, oke. Secara official, gue bersedia ikutin lo." Bisma mengulurkan tangan pada Abyasa. Merasa punya latar belakang yang sama, yaitu sama-sama tidak menyukai BEST, Bisma merasa ia punya kepentingan serta tujuan yang sama dengan Abyasa. Yaitu menghancurkan Abyasa. Karena tidak sendiri, Bisma merasa di atas angin.

Abyasa hanya diam. Tangannya tak ia keluarkan dari kantong celana yang menyembunyikan kedua tangannya. Ia sama sekali tidak berniat untuk membalas uluran tangan Bisma.

Tawa di wajah Bisma pun segera meredup. Bersamaan dengan tangannya yang kembali ia tarik. "It's okay, fine. Gue masih ada Greta yang tangannya jauh lebih lembut dan halus dari tangan lo. Nggak papa. Santai."

"Tugas pertama lo,"

"Heh?" Bisma melotot kaget mendengar ucapan Abyasa.

"Lo komporin anak-anak. Bikin kepercayaan mereka sama BEST goyah."

Di hari Senin, Bisma segera melaksanakan tugas yang Abyasa beri padanya. Baginya, tugas seperti itu adalah tugas yang mudah. Saking mudahnya, Bisma jadi mempertanyakan tugas itu. Menurutnya, tugas yang Abyasa beri untuknya adalah apa yang sering Bisma lakukan terhadap BEST.

"Padahal dulu dia bilang nggak gini, tapi kenapa dia tiba-tiba nyuruh gue gini?"

"Sayang..."

Bisma segera menoleh begitu mendengar panggilan yang tertuju padanya. Terlihat seorang cewek dengan wajah sendu tengah berjalan pelan ke arahnya.

Untuk pertama kalinya, Bisma gugup di depan Greta. Sebelum Greta benar-benar sampai di hadapannya, Bisma mengeluarkan nafas dari mulutnya ke telapak tangan, lalu mencium telapak tangannya sendiri untuk memastikan apakah nafasnya masih bau atau tidak. Kalau masih, kebangetan sih! Bisma sudah menggosok gigi sampai tujuh kali, sudah mencuci mulut dengan berbagai larutan.

Oke, wangi. Bisma pun nyengir lebar. Kini ia sudah kembali pede. Sudah tidak ada alasan lagi baginya untuk menjauhi sang kekasih. "Hai, sayang." sapanya dengan riang dan senyum cerah seperti iklan odol.

Greta siap menangis. Senang rasanya melihat Bisma sudah kembali seperti ini. Tanpa ragu, ia mengubah langkahnya menjadi lari. Lalu ia peluk tubuh sang kekasih begitu tiba di hadapannya. Ia tumpahkan semua keresahan hati dan tangisnya jadi satu di dada Bisma.

"Jangan aneh-aneh lagi. Pokoknya jangan! Kemarin kamu bikin aku takut!" rajuk gadis itu dengan suaranya yang parau.

"Iya, sayang. Maafin aku. Kemarin aku ada kerjaan." Tentu saja ini alasan Bisma saja.

Pelan-pelan Greta melepas pelukannya, "Janji ya? Jangan diulangin lagi?"

Tanpa menjawab permintaan itu, Bisma yang sudah kelewat pede, langsung mencium bibir Greta tanpa ragu. Ingin ia buktikan kalau perkataan River kemarin itu salah!

**

"Bajingan! Bisma bajingan! Argh, harusnya tadi gue tonjok mukanya! Gue habisin!" Topan benar-benar marah karena baru saja ia melihat dan mendengar sendiri bagaimana Bisma menghasut orang-orang untuk memudarkan kepercayaan mereka terhadap BEST.

Bisma bilang, "Apa menurut kalian BEST sebodoh itu sampe keracunan kayak kemarin bisa terjadi? Nggak kan? Artinya, BEST emang sengaja ngelakuin itu ke kalian. Buktinya, dari mereka nggak ada yang keracunan."

Tidak tau saja Bisma, kalau Kiel turut menjadi korban keracunan karena kemarin sempat memakan es krim rasa vanilla.

"Jangan terpancing. Dia sengaja gitu buat mancing lo." Sakaris memperingatkan.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang