"Udah ada kabar dari Marin?" Seven bertanya kepada delapan anggota BEST pada pertemuan hari Senin ini. Sudah seharian ia dan yang lain tidak mendapat kabar apa pun dari Marin yang hari ini absen sekolah. Padahal hari ini harusnya Marin ada setoran tugas kepada Seven.
"Dia masih belum respon apa-apa di grup." Sahut Sakaris mengecek notifikasi ponselnya.
"Aku khawatir terjadi sesuatu sama dia." Wajah Sana seperti ucapannya, tampak khawatir.
"Datengin aja ke rumahnya, Kak." Sahut Ribi santai sambil mengutak-atik ponselnya.
"Ayo, sama kamu. Sama yang lain juga." Sana segera mengiyakan. Tapi mengajak yang lain.
"Nggak deh, makasih." Ribi langsung menolak dengan cepat dan tegas.
"Gue sibuk." Topan juga.
"Takut, Kak. Dia serem soalnya." Lanjut Ikky.
"Males. Mending pacaran sama Cassie." Kalau ini Kiel.
Saat mendengar nama Cassie disebut oleh Kiel, Gangga refleks meliriknya tanpa Kiel sadari.
"Oi, mau kayak apa Marin, Marin juga salah satu dari kita. Udah ayo, habis pulang nanti, kita ke sana bareng. Oke?" Sakaris mengedarkan mata kepada adik-adik kelasnya. Namun satu pun tidak ada yang merespon. "Jadi kalian serius?" lanjut Sakaris dengan mimik muka yang berbeda.
"Kenapa nggak tanya dulu sama Pak Elang?" River memberi saran.
"Nah, tuh. River cerdas. Tanyain dulu gih, ke pacarnya kakaknya. Kali aja tau." Kiel segera menyetujui saran River.
Sebagai tumbal BEST, Ikky akhirnya yang mendapat tugas untuk menanyakan kabar Marin pada Elang. Tadinya Ribi yang diperintah oleh Sakaris dan Seven, tapi Ribi berhasil berkelit. Alhasil Ikky inilah yang bertanya.
Ketika Ikky berniat untuk menemui Elang, tanpa sengaja ia melihat Elang sedang berbicara dengan Greta. Untung saja jaraknya cukup dekat, jadi Ikky bisa mencuri dengar obrolan mereka.
"Jadi Pak Elang nuduh saya naroh kamera di mobil Bapak?" ujar Greta dengan bibir cemberut.
"Bukan begitu, Greta. Saya cuma mau tanya saja. Barangkali waktu itu kamu lihat." Elang berusaha tersenyum dan sabar pada siswa didiknya.
"Nggak tau, Pak! Saya nggak tau menau soal itu! Kan udah bilang tadi." Greta berdecak. Kesal dan sebal karena diberi pertanyaan berulang kali oleh Elang perkara kamera di dalam mobil.
Saat ini Elang sedang menyelidiki siapa yang telah memasang kamera di mobilnya, untuk mencari tau siapa yang telah mengirim video panasnya dengan Marin hingga membuat Marin stres sampai harus absen dari sekolah.
"Saya jadi penasaran, emang kamera isinya apa, Pak? Kayaknya penting banget?" Greta pun jadi penasaran. Dan malah bertanya balik pada Elang.
Elang kembali tersenyum, "Dashboard kamera. Beberapa waktu lalu sempet ada orang nakal di sekitar rumah saya. Makanya saya perlu kamera itu."
Greta pun menghembuskan nafas. "Ya udah deh, semoga cepet ketemu ya, Pak. Saya permisi."
Elang mempersilahkan Greta pergi.
Seperginya Greta, Greta langsung ngacir ke kelas Bisma. Yang tadi ia lakukan di hadapan Elang tentu saja acting. Beruntung acting-nya sempurna, hingga Elang tampak percaya padanya. Tapi karena itu juga, Greta jadi penasaran. Sebenarnya isi kamera itu apa sih? Kenapa baik Elang maupun Bisma sama-sama tertarik?
"Ikky? Sedang apa di situ?"
Ikky langsung merutuki diri karena telah membiarkan dirinya tertangkap basah sedang menguping Elang dan Greta tadi. Segera ia keluar dari tempat persembunyian. "Eh, hehe. Anu, Pak. Maaf. Tadi saya nggak sengaja denger obrolan Pak Elang sama Kak Greta."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Ficțiune adolescențiAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...