Mulut Anjani mendadak terkatup rapat saat di hadapannya kini ada 3 orang cewek anggota BEST. Sana, Ribi dan Marin. Sedangkan Ikky memilih duduk di samping Cassie sembari bertanya, "Kok bisa Anjani ada di rumah lo? Buat apa Anjani pengen ketemu BEST? Ada urusan apa dia sama BEST?"
"Ky, mending lo liat langsung aja ya?" ujar Cassie.
"Oke deh." Ikky menurut.
"Langsung ke inti aja. Buat apa lo pengen ketemu kita?" Ribi menghembuskan nafas kasar. Sedikit kehilangan kesabaran karena sudah bermenit-menit berlalu dan Anjani tidak bersuara sama sekali.
Marin yang biasanya tidak sabaran, kali ini terlihat begitu tenang dan sabar. Tentu saja karena ia juga penasaran, keperluan apa yang akan Anjani sampaikan? Apakah ini ada kaitannya dengan kasus Seven? Atau bahkan Abyasa?
"Kak Seven... Bagaimana keadaannya?" pertanyaan itu adalah kalimat pertama yang terlontar dari mulut Anjani setelah diam cukup lama sejak Cassie berhasil meminta tolong Ikky agar mengundang anak-anak BEST yang ada di sekolah untuk ke rumahnya, menemui Anjani yang menginap tadi malam.
"Seven masih koma." Sana menjawab dengan sedih.
"Lo kenal sama Bang Tujuh? Maksud gue, Bang Seven?" Ribi bertanya heran.
"Bi, kayaknya semua anak SMA Tribe juga kenal sama Seven. Semua juga udah tau apa yang udah menimpa Seven." Sana menjawab kembali dengan penjelasan yang masuk akal. Berita tentang Seven memang sudah jadi trending topic belakangan. Memang Anjani saja yang baru tau semalam berkat informasi dari Cassie.
Seketika mata Anjani berkaca-kaca. Isaknya mulai terdengar. Ia pun segera menundukkan kepala, berusaha menyembunyikan wajah dan tangisnya yang pecah begitu mendengar kabar terbaru dari Seven secara langsug dari salah satu sumber yang terpercaya.
Makin heran saja Ribi. Pun Marin, Ikky juga Sana ikut heran.
"Maaf... Maafin saya... Saya benar-benar minta maaf..." gadis itu menangis. Dengan suaranya yang parau, ia meminta maaf di hadapan anggota BEST.
"Ngapain lo minta maaf?" tanya Marin judes.
"Maaf... Maaf... Maafin saya... Sungguh, saya benar-benar minta maaf..." Anjani kembali mengulangi permintaan maafnya.
Marin berdecak. "Iya gue denger lo minta maaf. Masalahnya kenapa tiba-tiba lo minta maaf?!"
"Marin," Sana langsung mengingatkan Marin agar memelankan suaranya.
"Sa-saya... Saya... Gara-gara saya... Kak Seven... Kak..." suara Anjani tercekat di tenggorokan. Ia tak mampu melanjutkannya karena perasaannya begitu sakit seiring dengan penyesalan dan rasa bersalahnya.
Meski tidak selesai, namun isi ucapan Anjani sedikit banyak sudah bisa dipahami oleh Sana, Ribi, Marin maupun Ikky. Keempat anggota BEST ini kaget sejadinya mendengar apa yang baru saja Anjani sampaikan.
Sementara Cassie sudah lebih dulu melewati sesi itu setelah Anjani menceritakan semuanya. Bahkan soal masa lalunya yang pernah berhubungan dengan ketua geng motor.
"Maksud lo apa? Bang Seven kayak gitu gara-gara lo?" Ribi bertanya dengan raut muka yang serius. Ikky sampai menelan ludah melihatnya.
Anjani menangis. Menangis sejadinya. Namun hal itu tidak membuat Ribi tersentuh. Malah Ribi mencengkeram kedua lengan Anjani, memaksa cewek itu untuk mengangkat wajah, "Lo yang bikin Kak Seven hampir mati?"
"Kak Ribi, maksud Anjani nggak gitu, Kak." Cassie segera maju merengkuh badan Anjani ke dalam pelukannya. Ia yang sudah tau semuanya, tidak tega membiarkan Anjani jadi sasaran kemarahan Ribi.
"Barusan dia sendiri yang bilang, gara-gara dia, Bang Seven jadi koma kayak sekarang!" seru Ribi.
Cassie menggelengkan kepala. "Kak Ribi, please, penjelasan Anjani masih belum selese. Kak Ribi harus dengerin dulu sampe selese, Kak."
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Novela JuvenilAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...