Gimana kabar lo?"
"Keliatan baik kan?"
Denver tersenyum. Lalu ia ambil smoothies yang ada di hadapannya dan ia sedot dengan sekali coba hingga habis separuh. "Sorry, bukan maksud gue body shaming. Tapi lo keliatan lebih kurus. Bener?"
"Tapi gue jadi lebih cantik kan?" lagi-lagi Ribi membalas pertanyaan Denver dengan pertanyaan lain.
"Yeah, everybody knows you're pretty, Ribiroe Thantra." Lagi-lagi Denver tersenyum. Kali ini senyumnya lebih lebar.
Ribi diam. Tidak ikut tersenyum. Apalagi tertawa. Ia hanya memperhatikan cowok yang saat ini duduk di seberangnya, di dalam sebuah café tak begitu jauh dari sekolah. Pulang sekolah tadi, Denver mengajaknya nongkrong sebentar. Katanya untuk melepas rindu dengan orang lama.
"Dari tadi gue terus yang buka topik. Lo nggak mau gantian tanya-tanya ke gue, Bi? Tanya kabar kek, tanya pacar gue kek, atau apa kek. Terserah." Denver menyandarkan punggung ke sandaran sofa.
"Tadi pagi pas lo bangun, mata kanan atau kiri dulu yang kebuka?" Ribi langsung melontarkan pertanyaan yang membuat Denver tertawa.
"Ya nggak gitu juga, Bi."
"Lo bilang terserah kan?"
"Oke, oke, sekarang kita serius, oke?"
Kedua bola mata Ribi berputar.
"Jadi lo gabung ke OSIS, eh, apa tuh, istilahnya. Mmm, BEST. Ah, iya. Itu. Lo jadi member BEST?" pada akhirnya, Denver lagi yang membuka obrolan.
Satu alis Ribi terangkat, "Lo udah ngorek informasi gue?"
Satu bibir Denver terangkat. "Gampang. Soalnya semua anggota BEST itu famous. Semua."
Ribi kembali diam dengan kedua mata tertuju pada Denver yang menatapnya penuh arti. Ribi tau betul makna kata 'semua' di akhir kalimat Denver yang penuh penekanan. Di dalam kata 'semua' yang merujuk semua anggota BEST, ada satu anggota yang Denver maksudkan.
"Jadi, kalian nggak pacaran?" tanya Denver lagi dan lagi.
"Ver, langsung aja. Apa tujuan lo pindah ke Tribe?" tukas Ribi to the point.
"Lo kok jadi nggak sabaran gini, Bi?" sepertinya Denver sengaja mengulur waktu.
"Denver!" Tuntut Ribi makin tidak sabar.
"Lo dan River."
Sesuai dugaan Ribi. Kepindahan Denver ke SMA Tribe pasti bukan karena alasan akedemis atau hal-hal lain yang berkaitan dengan sekolah.
"Pertama, gue mau lo jadi pacar gue. Kedua..." sengaja Denver mengambangkan kalimatnya.
"Lo mau apain River?" lanjut Ribi yang meskipun dengan gamblang Denver menyebut ingin menjadikan Ribi sebagai pacarnya, namun Ribi sama sekali tidak terpengaruh.
"Kedua, gue mau hancurin River."
**
Bisma kembali mengamuk di dalam toilet setelah tadi didatangi Topan yang sengaja mengeceknya. Apakah Bisma melakukan hukumannya dengan baik dan benar? Tidak di mata Topan. Makanya Topan marah. Menurut Topan, pekerjaan Bisma sama sekali buruk. Masih ada kotoran yang tersisa, baik di lantai, maupun di area kloset. Nah, Bisma tidak terima. Padahal menurut Bisma, Bisma sudah berusaha semaksimal mungkin membersihkan seluruh toilet di sekolah.
"Ini akibatnya kalo lo bertindak tanpa arahan gue."
Bisma segera mendelik saat mendengar dan melihat Abyasa yang baru memasuki toilet berkata seperti itu. "Diem lo anjing! Lo sendiri bisa apa, hah?! Kerjaan lo cuma diam! Sekalinya lo bertindak juga apa? Nggak ada hasil!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Teen FictionAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...