Scandal - 26

45 7 0
                                    

Satu alis Abyasa terangkat melihat rekaman yang Bisma tunjukkan padanya. Rekaman itu merupakan rekaman-rekaman yang Bisma rekam sejak hari Gerakan Menanam Padi dilakukan hingga acara gala dinner yang berlangsung chaos tadi malam.

"Sayang banget adek lo mengacau." Dengus Bisma.

Abyasa melirik Bisma. "Ngacau gimana?"

"Tuh kan lo bisa liat, si Cassie beloman sempet jawab confession-nya si Kiel. Tapi adek lo tau-tau nge-reog ngebanting gelas sampe pecah. Gue sampe mau dihajar Topan dikira gue sengaja cari gara-gara."

Abyasa diam. Tampak sedang memikirkan ucapan Bisma tentang adiknya, Anjani. Ya, Abyasa tau kok kalau Anjani terlibat dalam acara kolaborasi dua SMA itu. Tapi ia tidak memedulikannya.

"Tapi berhubung tuh cewek adek lo, okelah gue maafin." Lanjut Bisma mengambil ponselnya kembali dari tangan Abyasa.

"Maafin nggak maafin, gue nggak peduli. Yang penting tugas lo, lo kerjain bener."

Bisma kontan terkejut mendengar penuturan Abyasa. Bisa-bisanya seorang kakak berbicara seperti itu tentang adiknya?

"Oke, satu informasi cukup penting udah kita dapet." Sepertinya kali ini Bisma cukup mampu untuk membuat Abyasa merasa senang. Soalnya baru ini Abyasa menerima laporan Bisma yang valid.

"Dua." Ralat Bisma. Selain informasi tentang hubungan Kiel-Cassie yang kemungkinan besar menyeret Gangga, Bisma masih menganggap kalau informasi tentang Marin harusnya masuk dalam hitungan informasi penting nan valid yang berguna bagi Abyasa.

Akan tetapi, Abyasa tampak tidak peduli. "Terus, soal orang yang kata lo bisa kasih lo informasi, siapa?"

🎡🎡

Sekujur tubuh Anjani membeku saat ia berhadapan dengan Denver malam ini di rumahnya. Sangat tidak terduga, rumahnya akan kedatangan seorang Denver. Sialnya, Anjani yang membukakan pintu rumahnya untuk Denver.

"Wow! Apakah ini yang namanya kebetulan?" Denver tersenyum penuh arti melihat keterkejutan Anjani.

"M-mau a-apa... Lo ke sini?" dengan suara terbata, Anjani akhirnya mampu bertanya pada cowok itu.

Denver masih tersenyum. "Mmmm..." sengaja cowok itu bergumam untuk melihat ekspresi keresahan serta ketakutan Anjani yang makin jadi.

"Kita ke sini mau ketemu kakak lo."

Kemunculan Bisma di belakang Denver, membuat kebekuan Anjani perlahan mencair. Anjani tadi sempat berpikir kalau kedatangan Denver di rumahnya adalah untuk dirinya.

"Di rumah kan?" lanjut Bisma.

Anjani refleks mengangguk.

Bisma pun segera mengajak Denver untuk memasuki rumah itu meskipun sang tuan rumah yang mereka temui ini belum atau mungkin tidak mempersilahkan mereka untuk masuk.

Sambil memberikan sebuah senyuman pada Anjani, Denver pun mengikuti Bisma menaiki tangga. Untuk menemui Abyasa yang sudah menunggu mereka di balkon kamarnya.

Soal Bisma yang bersekongkol dengan Abyasa untuk menghancurkan BEST, Anjani tau itu. Tapi Anjani baru banget tau per hari ini, kalau sepertinya mereka menambah seorang anggota yaitu Denver untuk berkoalisi dalam menghadapi BEST. Tanpa sadar, Anjani menggigit bibir bawahnya.

🎡🎡

"Lo murid baru di Tribe?" begitu yang Abyasa tanya ketika untuk pertama kali ia bertemu dengan Denver.

"Dan lo kakaknya Anjani?" bukannya menjawab, Denver malah balik bertanya pada Abyasa.

Sontak kening Abyasa mengerut. Ini adalah pertemuan pertama mereka, tapi bagaimana Denver tau soal adiknya? "Lo tau dia?"

Satu ujung Denver terangkat. "Ya, gue kenal adik lo."

Kening Abyasa makin mengerut, "Urusan lo apa kenal dia?"

Kali ini Denver terkekeh, "Lo nggak tau soal adik lo?"

Abyasa terdiam. Pertanyaan Denver begitu mengena. Terlalu tepat!

Bisma yang sedari tadi diam dan bingung, segera menginterupsi perkenalan mereka. "Oi! Yang mau kita bahas itu adik lo apa siapa sih?"

Abyasa pun segera tersadar. Bukan waktunya untuk membicarakan soal adiknya. Dan memang tidak perlu juga sih. Sejak kapan juga Abyasa peduli pada adiknya itu? Selain Bisma membawakan informan yang tau tentang salah satu anggota BEST atau mungkin beberapa yaitu Denver, Bisma bilang malam ini akan menunjukkan sesuatu yang penting. "Jadi apa?"

Bisma tersenyum puas. Lalu ia keluarkan benda kecil yang ia bawa di dalam ranselnya yang besar. "Bukti kalo perkataan gue dulu bukan bullshit!"

Abyasa, Denver dan Bisma pun bersama-sama menonton rekaman dari kamera yang selama lebih dari sehari terpasang di mobil Elang setelah sesudahnya file tersebut dipindah ke laptop milik Abyasa. Dari rekaman itu, sangat terlihat jelas apa yang dilakukan Elang selama berada di dalam mobil. Mulai dari Elang bersama Felin yang mana Felin adalah tunangan sekaligus kakak dari Marin. Juga Elang dan Marin. Nah, bagian Elang dan Marin inilah yang paling banyak mendapatkan atensi dari Abyasa dan Bisma.

Apa yang Bisma katakan waktu itu terbukti benar! Dari rekaman itu, terlihat jelas bahkan suaranya pun terekam dengan jelas semua pembicaraan dan adegan kurang pantas antara Elang dan Marin. Kala itu Bisma hanya bilang kalau Elang dan Marin berciuman sesaat di dalam mobil. Tapi dalam rekaman yang mereka lihat, keduanya tidak hanya berciuman. Tetapi melakukan hubungan badan di dalam mobil!

"Mereka siapa?" Denver yang tidak tau apa-apa dengan wajah malas bertanya pada Abyasa yang tidak berhenti mengulum senyum. Serta Bisma yang seperti mendapat inspirasi untuk ia lakukan bersama Greta suatu hari nanti.

Bisma langsung berdecak, "Bego! Nih cewek salah satu anggota BEST dan ini cowok, guru kita! Pak Elang! Pak Elang ini udah tunangan sama Felin, kakaknya nih cewek, yang videonya sempet kita liat sebelumnya. Nah, ternyata di belakang Felin, Pak Elang selingkuh sama calon adik iparnya. Sampe sini lo paham?"

"Oooh." Denver hanya ber-oh saja. Tampak tidak tertarik. Bahkan meskipun baru saja ia melihat live action adegan panas, ia tetap tampak tidak tertarik.

"Gimana, sekarang percaya kan lo?" tanya Bisma pada Abyasa.

Tiba-tiba saja, Abyasa tertawa kencang. Sontak Bisma kaget. Sebab baru pertama kali ini ia melihat kakak kelasnya ini tertawa seperti seorang psikopat. Di sela tawanya, Abyasa menepuk-nepuk pundak Bisma dengan cukup keras sampai Bisma sedikit kesakitan.

"Bang, lo nggak gila kan?" Bisma jadi ngeri sendiri melihatnya.

"Gue terlalu puas sama kinerja lo. Karena ini benar-benar di luar ekspektasi gue. Seorang Marin yang gue pikir cewek paling bener di antara BEST, ternyata kayak gini. Kalo ini Ribi, mungkin gue nggak terlalu kaget."

"Maksud lo apa bawa-bawa Ribi?" Denver langsung menyahut dengan menunjukkan wajah tidak sukanya.

Tawa Abyasa pun perlahan sirna. Ia cukup terkejut melihat ekspresi wajah Denver.

"Denver mau join sama kita, tapi syaratnya kita nggak boleh nyentuh Ribi." Bisma langsung membisiki telinga Abyasa dengan secuil info.

"Oh. Jadi tujuan lo gabung cuma buat mastiin Ribi nggak ikutan hancur?" Abyasa bertanya seraya menyeringai pada Denver.

"Kalo kalian berani nyentuh Ribi sedikit aja, gue pastiin kalian berdua hancur." Kata-kata Denver terdengar begitu serius.

"Oke, oke. No problem. Gue pribadi juga sebenernya nggak ada urusan banget sama dia."

Meski Abyasa mengiyakan, tapi Denver ragu, apakah Abyasa benar-benar serius dengan perkataannya atau hanya ingin agar pembahasan ini selesai begitu saja.

"Terus, informasi apa yang lo bisa lo kasih ke gue, Denver?" tanya Abyasa selanjutnya.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang