Persiapan menuju Beach Party semakin dekat. Hal itu membuat BEST jadi makin sibuk. Belum lagi karena acara dilakukan di luar sekolah, jadi mereka harus lebih sering mobile. Ke sekolah, ke venue. Seperti itu hingga hari Kamis ini tiba.
Selama kesibukan itu, kondisi internal BEST bisa dibilang buruk. Meski Seven telah memutuskan untuk fokus pada pekerjaan dan melupakan pertikaian internal yang terjadi seperti permintaan Sana, nyatanya di dalam tubuh BEST sendiri masih ada ketegangan. Seperti Ribi-River dan Marin, atau Topan yang termakan perkataan Marin sehingga mencurigai Ribi dan River. Dan yang baru disadari adalah ketegangan di antara Kiel dan Gangga.
Hal itu pertama kali disadari oleh Ikky ketika melihat Kiel dan Gangga bekerja di bidang yang sama, namun keduanya tak pernah tegur sapa sama sekali. Ah, lebih tepatnya Kiel sih, yang tidak mau berbicara pada Gangga. Gangga sendiri sudah beberapa kali mencoba mengajaknya berbicara, namun Kiel tidak pernah menggubrisnya.
"Kak," Ikky merapat pada River yang sedang sibuk di depan laptop.
"Hm."
"Liat deh, Kak Kiel sama Kak Gangga. Mereka kayak lagi perang dingin." Ikky mengedikkan dagu ke arah Gangga dan Kiel di depannya.
River mengangkat wajah dan ikut memperhatikan kemana arah Ikky juga memperhatikan. Melihat Gangga, ia sih biasa saja. Tapi ketika melihat Kiel, tanpa sadar River mendecak kesal. River jadi teringat bagaimana Kiel dan Ribi saat mabuk waktu itu.
"Yeee, Kak, lo jangan ikut-ikutan!" dengus Ikky melihat ekspresi kesal River.
Daripada kesal lebih lama, River pun kembali fokus pada laptop di depannya. "Daripada lo ngurusin mereka, mending lo kerja. Kerjaan masih banyak kan?"
Ikky berdecak. Ia sendiri juga sudah bekerja seharian. Dan ia cuma sebentar menghampiri River untuk sekedar bertanya tentang Kiel dan Gangga kok. Sebelum pergi dari samping River, tanpa sengaja Ikky me-notice sesuatu yang baru kali ini ia sadari. "Gue baru ngeh, tangan lo kenapa, Kak?"
Tangan River langsung berhenti bergerak. Matanya pun segera beralih ke tangan kanannya. Di mana ada bekas jahitan operasi. "Nggak papa."
**
Akhirnya pekerjaan Gangga selesai. Ia pun segera duduk sambil meluruskan kaki. Sungguh pekerjaan fisik seperti ini sangat menyebalkan baginya. Lebih baik, ia bekerja di atas kursi, atau di atas kasur, berkutat dengan gadget meski mata dan sakit punggung yang menjadi ancamannya. Tapi tak apa, Gangga lebih suka itu.
Belum lagi, ia harus berpasangan dengan Kiel yang sepanjang hari ini... ah, tidak, yang setelah pulang dari vila, sikapnya jadi berbeda. Untung saja, Cassie segera memberi tahunya. Cassie bilang, Kiel marah saat tanpa sengaja Cassie keceplosan mengkhawatirkan Gangga di depan Kiel.
Jika Gangga dalam posisi Kiel, tentu Gangga juga akan merasa sama. Untuk itu, Gangga tidak mempermasalahkan sikap Kiel. Gangga justru memaklumi. Tapi karena hal ini juga, Gangga merasa harus secepatnya memberi tahu Kiel tentang hubungannya dengan Cassie. Namun setiap kali Gangga berusaha mengajak Kiel berbicara, Kiel selalu pergi begitu saja. Hasilnya, ya jadi seperti ini.
Sebuah tangan terulur ke depan wajah Gangga dengan sebotol air mineral. Gangga pun menoleh, rupanya air mineral itu adalah pemberian dari River yang ikut duduk di sebelahnya. "Thanks."
"Kiel udah tau?" tanpa menggubris ucapan terima kasih Gangga, River bertanya setelah sebelumnya ia menenggak air mineralnya lebih dulu hingga habis separuh.
Meski hanya 3 kata, Gangga sudah langsung tau kemana arah pembicaraan River tertuju. "Udah mulai curiga." Katanya sembari ikut menenggak air pemberian River.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Teen FictionAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...