Ribi kembali! Setelah satu minggu lebih tiga hari ia pergi ke Belanda untuk mengikuti perlombaan archery, akhirnya kini ia telah pulang ke tanah air, ke Jakarta, ke SMA Tribe dengan mengantongi juara pertama.
Satu lagi prestasi yang berhasil diraih oleh anggota BEST setelah sebelumnya Marin berhasil menjuarai olimpiade Matematika di tingkat Asia. Membanggakan bukan?
"Juara kebanggaan kita telah kembali, Ribi!" Sakaris langsung menghampiri Ribi untuk mengangkat tangan Ribi tinggi-tinggi sampai-sampai kaki Ribi harus berjinjit karena Sakaris kelewat tinggi.
"Selamat, Ribi!" Sana ikut menghampiri Ribi. Memeluknya.
Ribi pun merasa terselamatkan karena pelukan Sana, tangan yang Sakaris angkat kini telah bebas. Sehingga Ribi sudah bisa berdiri dengan tegap dan sempurna.
"Pasti lo kangen banget sama gue kan?" goda Ribi.
Pelukan itu Sana lepas. Namun tangan Sana tak membiarkan lepas dari tangan Ribi. "Iya, aku kangen. Kangeeeeeen banget tak terkira!"
"Nggak ada yang ngalahin rasa kangen gue ke lo selain gue, Bi." Tanpa aba-aba, Kiel segera meringsek maju dan memeluk Ribi.
Karena terlalu erat, nafas Ribi jadi sedikit sesak. Ribi pun langsung memukuli punggung Kiel dengan heboh, berharap cowok itu dengan segera melepas pelukannya.
"Ups, kayaknya gue terlalu nafsu ya?" Kiel menyeringai begitu ia melepas pelukannya.
"Oh, masih bisa nafsu? Gue pikir udah impoten." Ribi membalas dengan santai sambil melirik bagian tubuh Kiel yang letaknya di bawah perut.
Wajah Marin seketika berubah. Ia begitu jijik dengan bahan pembicaraan Kiel dan Ribi.
Untung Seven segera turut bicara hingga pembahasan Kiel dan Ribi yang membuat beberapa pasang telinga tidak enak itu bisa terhenti. "Bi, selamat ya? Lo berhasil bikin sekolah nama sekolah kita jadi harum." Seven memberi sebuah pelukan ringan.
"Thank you, Bang Tujuh!"
"Kak, titipan gue mana?"
Celetukkan Ikky membuat Ribi langsung melepas pelukan dari Seven. Ribi langsung menghampiri Ikky, merangkul dan memiting leher Ikky dengan gemas. "Ikkyyyyyyy! Kok lo tambah tinggi sih? Gue nggak suka! Buruan pendekin lagi! Nih, titipan lo! Keju yang cuma ada di Belanda. Habisin!"
Kalau Ikky sedang tidak ada maunya, ia pasti sudah akan merasa tersiksa dengan tindakan Ribi terhadapnya. "Woaaaah, cihuy! Akhirnya! Lo emang bisa banget diandelin, Kak!" wajah Ikky girang bukan main menerima paper bag berisi keju titipannya yang hanya dijual di Belanda.
"You must be proud of me!" senyum lebar nan angkuh Ribi tercetak sembari ia mengacak rambut Ikky.
"Tapi lebih sering enggaknya sih."
"Ikky!" dari acakan, Ribi berganti menjadi menjitak kepala Ikky sampai Ikky berteriak kesakitan.
"Lo beneran juara satu, Bi? Lo nggak nge-cheat kan?" pertanyaan ini terlontar dari Gangga yang asyik duduk di sofa dengan nada bicaranya yang datar.
"Kan lo yang gue suruh buat bantuin gue nge-cheat nggak ikutan ke sana?" Ribi membalik ucapan Gangga yang membuat Gangga kehilangan wajah datarnya.
Ribi pun terkekeh. Namun tak lama ketika kemudian ia melihat River yang duduk di sebelah Gangga tengah menatapnya. Keduanya hanya saling menatap. Tanpa kata. Tanpa suara.
Sampai kemudian Topan memukul pelan puncak kepala Ribi. Membuat perhatian gadis itu pecah. Ribi meringis kesal karena kesakitan. Ia juga mengelus-elus puncak kepalanya sambil menoleh pada Topan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Teen FictionAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...