Skandal demi skandal yang terjadi di SMA Tribe makin mencemari nama SMA Tribe itu sendiri. Sebab tidak bisa dibendung, tidak bisa dicegah. Skandal yang terjadi terus melebar kemana-mana. Pihak sekolah kontan pusing bagaimana mengatasinya dan apa yang harus mereka lakukan untuk membersihkan kembali nama SMA Tribe.
"Kita manfaatin situasi ini."
Sakaris, Sana, Topan, Gangga, Kiel, River, Ribi, Marin dan Ikky sontak terkejut mendengar dan melihat kemunculan Seven ke sekolah. Tepatnya di lab bahasa yang saat ini mereka jadikan tempat untuk berkumpul.
"Kak Seven? Lo udah balik?" Ribi langsung bertanya dengan kedua mata melebar.
Seven mendengus, "Emang gue habis dari mana?"
"Ven, Anjani gimana?" tanya Sana khawatir.
"Dia udah baikan." Seven tidak bohong. Setelah apa yang ia ucapkan dan lakukan kemarin, keadaan Anjani jadi lebih baik. Terlebih, akhirnya kedua orangtuanya pulang. Awalnya Anjani takut dirinya bakal dimarahi, ternyata sebaliknya. Kedua orangnya justru sangat khawatir kalau-kalau Abyasa juga melukainya. Kedua orangnya pun tidak membenarkan perbuatan Abyasa dan tidak pula akan membela putranya dalam persidangan nanti jika memang bersalah. Mereka berjanji akan kooperatif dengan pihak hukum dan akan menjaga Anjani dengan baik.
"Syukurlah. Aku khawatir kalo dia masih down." Sana langsung bisa bernafas lega.
"Dia sendiri yang mutusin buat laporin kakaknya. Konyol kalo gara-gara perbuatannya sendiri, dia malah down." Seru Topan yang langsung dilirik oleh semua orang yang ada di tempat itu. "Apa gue ada salah omong?"
"Dasar bego!" ejek Kiel.
"Lo pinter? Hah?!"
"Tolong diam. Ada hal serius yang pengen gue bahas sama kalian." Seven segera mengambil alih suasana dan kondisi.
"Oke, kita udah diam, Kak." Seru Kiel.
"Jadi apa yang mau Kak Seven sampaikan?" tanya Ikky.
**
Negoisasi dengan pihak sekolah! Secara langsung, Seven berbicara kepada kepsek dan ketua yayasan mengenai apa yang bisa ia dan teman-teman mantan anggota BEST untuk mengatasi permasalahan yang tengah terjadi di sekolah. Meski Seven tidak bisa menjamin 100% akan berhasil, tapi Seven yakin setidaknya ia mampu mencapai keberhasilan hingga 80%. Dengan syarat didukung penuh oleh pihak sekolah dan seluruh siswa SMA Tribe.
"Seperti kata saya, Pak. Ini negoisasi, bukan bantuan secara cuma-cuma. Jadi ketika cara ini berhasil, maka saya dan teman-teman saya akan menuntut satu hal."
Kepsek dan ketua yayasan saling tatap, saling lempar kode. Sampai akhirnya sama-sama mengangguk setuju. "Katakan."
"Kembalikan BEST yang dulu."
**
Setelah negoisasi itu deal, Seven pun menyuruh timnya untuk melakukan publikasi lewat sosial media di malam itu juga. Publikasi itu dilakukan serentak di akun instagram masing-masing mantan anggota BEST, dengan gambar dan caption yang sama.
Sontak dalam sekejap, hal itu langsung booming dan segera jadi trending topic di grup sekolah. Mereka benar-benar telah mendapat kejutan! Kejutan yang sebenarnya sudah mereka tunggu-tunggu!
BEST gen-45 kembali dengan project mereka!
Dan ini bukan sembarang project. Project ini mengerahkan seluruh penghuni SMA Tribe tanpa kecuali. Jadi apa project mereka? Adalah Long March Tribe. Yaitu lari pagi di sepanjang jalanan Jakarta. Dalam prakteknya nanti, seluruh individu yang terlibat wajib menyebarkan hal-hal positif bagi para masyarakat yang ditemuinya saat berlari. Entah itu hanya sekedar menebar senyum hangat penuh kebaikan, menyapa, mempersilahkan orang tua melintas lebih dulu, menolong orang yang butuh pertolongan saat berlari berlangsung. Karena ini lari bukan dalam rangka lomba, jadi tidak perlu lari dengan kecepatan gila-gilaan. Santai saja. Asal tidak terlalu lambat juga ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Best Scandal
Teen FictionAda sepuluh siswa pilihan yang menjadi panutan siswa-siswa lain sekaligus menjadi andalan para guru di SMA Tribe. Selain memiliki image baik dan positif karena tidak pernah terlibat masalah, juga kontribusi mereka untuk sekolah, kesepuluh siswa pili...