Scandal - 65

43 4 0
                                    

Sekarang, semua mantan anggota BEST telah sepenuhnya kembali ke sekolah. Sudah tidak ada lagi di antara mereka yang masih harus menerima hukuman. Termasuk hukuman khusus untuk Seven yang harusnya selesai dalam waktu satu minggu, nyatanya dipersingkat hanya dua hari. Artinya, kini nama mereka sudah bersih.

River yang dituduh sebagai pembunuh, tidak terbukti bersalah. Video yang ia dapat dari Azula lewat Quina bahkan sudah beredari di sosial media. Entah ulah siapa. Ia yang kemarin didesak untuk dikeluarkan dari sekolah, mendadak kembali dielu-elukan oleh anak-anak di sekolah.

Selain River, nama Marin yang sempat dihujat habis-habisan karena skandal video seks itu juga perlahan mulai tidak terdengar lagi. Terlebih setelah Elang dikeluarkan dari sekolah setelah pengakuannya yang menyatakan dirinya sebagai pelaku dan Marin adalah korban. Meskipun kenyataannya tidak demikian, namun hal itu mampu membuat pandangan anak-anak jadi berubah terhadap Marin. Yang semula menghujat, kini jadi bersimpati. Marin berjanji pada dirinya sendiri—meski ia sendiri sesungguhnya tidak berhak mendapat simpati itu—ke depannya ia akan memperbaiki sikap dan perilakunya.

Dan untuk Sana yang juga kena hujat karena profesi ibunya juga perlahan mulai pudar dibicarakan. Beberapa mulai sadar, bahwa apa pun profesi sang ibu, tidak ada kolerasinya dengan sang anak. Terlebih Sana kan tidak tinggal dengan ibunya. Sana tinggal sendirian!

Begitu juga Seven yang dicap sebagai orang buruk yang selama ini menutupi skandal anak-anaknya. Seven melakukan itu pasti karena ada alasannya. Dan alasannya bukan lain adalah karena Seven menyayangi mereka yang notabene adalah teman-temannya. Juga karena status Seven sebagai leader BEST yang memang bertugas untuk melindungi anggota-anggotanya.

Lalu untuk kasus Kiel dan Gangga. Ya, karena mereka berdua sama-sama anggota BEST, makanya perilaku mereka sangat di-hightlight. Padahal selain mereka, siswa-siswa lain di SMA Tribe juga pernah ribut perkara cewek.

Dan juga untuk semua kasus yang belakangan menimpa BEST. Soal pesta miras. Ya, kalau mereka bukan anggota BEST, perbuatan mereka pasti akan dimaklumi. Namun karena mereka adalah BEST, tindakan mereka menjadi bahan sorotan yang tidak bisa dimaafkan. Bukannya membenarkan, tetapi yang namanya manusia, apalagi remaja yang darahnya sedang panas-panasnya, pasti pernah berbuat salah. Asal mereka bisa belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi, bukankah harusnya itu sudah lebih dari cukup? Terlebih di luar mereka sebagai BEST, mereka juga adalah siswa normal pada umumnya. Yang datang ke sekolah juga untuk belajar dan bersosialisasi.

Akibat pemikiran ini, jumlah kubu pro BEST gen-45 pun bertambah berkali-kali lipat. Sebaliknya, kubu pro BEST gen-46 menurun drastis. Bahkan mulai terdengar desas-desus bahwa sebagian besar siswa ingin BEST gen-45 kembali menggantikan BEST gen-46 yang sekarang dipimpin oleh Abyasa.

Desas-desus ini pun akhirnya sampai ke telinga Abyasa. Abyasa gerah bukan main. Di saat ia ingin menikmati kemenangannya atas Seven dkk dengan penuh ketenangan, namun sayang sekali ia tidak bisa. Ia pun segera memanggil 3 anak yang diduga menjadi biang tersebarnya desas-desus tersebut.

"Kalian tau apa kesalahan kalian? Kalian udah menyebarkan berita yang nggak mengenakkan untuk BEST. Karena itu, gue selaku pemimpin BEST bakal ngasih kalian hukuman untuk berdiri setengah jongkok di tengah lapangan sampai pulang nanti tanpa boleh istirahat sama sekali!"

Tanpa bisa melawan, ketiga anak itu hanya bisa pasrah menerima hukuman yang akan ia jalani selama kurang lebih 5 jam ke depan.

**

Di tengah lapangan yang terik, hanya menggunakan celana boxer, ketiga anak itu dijadikan bahan tontonan anak-anak satu sekolah. Banyak yang bertanya-tanya kenapa BEST menghukum anak-anak yang baru diduga menyebar desas-desus dengan cara seperti itu? Sejauh ini, BEST gen-45 tidak pernah menghukum siswa dengan cara yang terkesan seperti siksaan fisik dan mental seperti ini.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang