Scandal - 34

48 7 0
                                    

"Jadi kapan kita bergerak? Kelamaan deh!" Bisma menyungut kesal. Tampaknya ia sudah tidak sabar dengan waktu penghancuran BEST. Mengingat sekarang kan Bisma bersama Abyasa dan Denver sudah mengantongi 2 skandal dalam tubuh BEST. Yang mana itu akan sangat fatal imbasnya apabila sampai dipublikasikan.

Abyasa menyeringai. "Dua skandal masih belum cukup buat ngehancurin BEST. Kita masih butuh skandal-skandal yang lain."

"Apalagi sih?" ujar Bisma tidak sabar.

"Gue masih pengen lo lakuin sesuatu."

Bisma melotot. Ia pikir setelah tugas cosplay stalker sudah cukup. Ini Abyasa masih memintanya melakukan sesuatu lagi?

"Gue pengen lo dapetin bukti kalo Kiel, Gangga sama Cassie bener-bener terlibat cinta setiga."

"Anjir! Terus lo nyuruh gue mata-matain mereka bertiga?" serta merta Bisma keberatan.

Abyasa menggeleng. "Lo susun aja skenario yang mempertemukan ketiganya. Kalo lo butuh orang lain, lo pake Anjani. Dia kenal sama Cassie. Bahkan mungkin temenan."

Bisma dan Denver segera saling tatap. "Lo beneran nggak nganggep dia adek lo ya?" tanya Denver sedikit heran sekaligus takjub dalam satu waktu.

"Anggep aja gitu." Kata Abyasa enteng.

Bisma menggelengkan kepalanya sembari berdecak ngeri. Sejahat-jahatnya Bisma, Bisma tidak akan mungkin melibatkan adiknya ke dalam permasalahannya. Sebab mau seperti apa adiknya, ia tetap sayang.

"Lalu bagian lo?" Abyasa menagih Denver.

"Gue udah ngasih tau rahasia besar Sana kan?"

"Lo sendiri yang bilang bakal ngehancurin River. Kapan lo mau bergerak?"

"Iya nih. Sesumbar doang jangan-jangan." Imbuh Bisma memanasi.

Denver tersenyum remeh, "Gue nggak lupa kok. Kalian liat aja."

"Terus tugas lo apaan, Bang? Enak bener lo ye, cuma nyuruh-nyuruh kayak juragan?" sengit Bisma pada Abyasa.

"Gue juga nggak bakal tinggal diam kok." Senyum menyeringai menghiasi wajah Abyasa yang tampak licik.

**

Inilah tugas Abyasa. Bertemu dengan Marin di sebuah café, tepat pukul 8 malam. Ini akan menjadi penanda bagi Marin untuk mengetahui siapa peneror yang terus menerus menerornya berhari-hari sampai membuat Marin stress.

"Kamu yakin nggak mau aku temenin?" Elang merasa khawatir pada Marin yang siap menemui si peneror.

Marin mengangguk. "Aku nggak mau kalo kamu ikut, masalah akan bertambah."

"Rin, justru itu. Kita atasin masalah ini bareng-bareng. Kita bisa, aku yakin kita mampu mengatasi semua ini." Elang menggenggam tangan Marin erat. Berusaha meyakinkan gadis itu.

Marin tetap pada pendiriannya. Ia tetap akan menemui orang itu sendiri. Selagi Elang menunggunya di dalam mobil, di tempat parkir café itu.

"Oke. Tapi kalo kamu ada apa-apa, segera hubungin aku."

Marin pun mengangguk. Dan sebelum keluar dari mobil, ia sempat mengecup bibir Elang sembari mengucap, "Maafin aku waktu itu kasar sama kamu."

"It's okay, Rin. Maafin juga karena aku udah ngebiarin kamu laluin malam itu sendiri."

Marin tersenyum. "I love you."

"I love you more, dear."

**

Dengan langkah pelan dan hati-hati, Marin memasuki café tersebut. Matanya ia edarkan untuk mencari tau di mana posisi si peneror yang mengajaknya bertemu malam ini. Karena tak kunjung ketemu, Marin terpaksa mengirim pesan text untuk bertanya keberadaannya.

Best ScandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang