3. Kecewa

20.2K 1.6K 40
                                    

"Archiel!!!" suara bariton Asgara menggema ditaman belakang mansion.

Sontak hal itu membuat Ciel yang hendak menyelami alam mimpi terlonjak kaget dan menatap intens Asgara.

"Oiii tuan, jika anda ingin membunuh hamba, bisakah gunakan cara yang estetik? Sangat tidak lucu aku mati karena jantungan" protes ciel kepada Asgara.

"Tutup mulut mu anak sialan!" bentak Asgara, yang berhasil membuat Ciel ciut sejenak.

"Jika tuan ingin menutup mulut hamba, tuan harus memiliki hak terlebih dahulu, tapi sayangnya anda sama sekali tidak memiliki hak tersebut!" balas ciel dengan nada rendahnya dan menatap remeh Asgara.

"Aku orang tua mu, aku ayah mu, dasar sialan!" dan ka-"

"Hahaha, Ayah? Hamba pikir tuan lupa jika punya anak kelima! Hamba pikir ada hanya mengingat mempunyai empat anak saja!" potong ciel yang sudah terlanjur geram dengan pengakuan sebagai ayah yang keluar dari mulut orang yang sayangnya benar itu adalah ayahnya.

"Kemana saja anda selama ini? Ke Mars?, spill dong suasana di mars ada ngga orang spesies anda yang suka tidak tau diri. Ayah? Hahaha dan kau bilang kau ayah ku? Umur anda tidak cocok untuk membuat lelucon" tambah ciel yang membuat Asgara semakin mengeraskan rahangnya.

"Anak sialan! Tunggu hukuman mu" geram Asgara dan beranjak pergi dari taman, sebelum suara lirih ciel berhasil menghentikan langkahnya.

"Anak sialan? Gelar seperti apa itu? Gu- gua tidak pernah ingin dilahirkan jika harus menerima perlakuan seperti ini, dan hukuman? Karena apa gua harus di hukum? Ahhh gua ingat, pasti karena gua udah ngelempar hp ke anak sulung nya, hahhh sesayang itu dia sama anak-anak nya, tapi gua? Boro-boro di sayang, ditegur bahkan dia jijik" Ciel duduk sambil memeluk lututnya

"Bunda... Aca lu pasti bahagia bersama bunda disana kan? Sedangkan Ciel tertekan disini, hiksss... Bunda ciel lelah bunda, Aca... Ciel mohon jemput ciel aca" Runtuh sudah pertahan ciel. Ia menangis dengan terus memeluk lututnya dan menenggelamkan kepalanya di celah lipatan tangannya.

Asgara menatap ciel dengan tatapan datarnya, memalingkan wajahnya dan pergi meninggalkan anak itu yang sedang menangis. Bohong bila Asgara tak merasa sesak di dadanya setelah mendengar ucapan lirih putra bungsunya.

Tanpa Asgara sadari anak keempatnya sedang menatapnya dari kejauhan. "Apa yang kau tunggu ayah? Seharusnya kau menyadari kesalahan mu pada ciel!" batin Calvino Vallorand.

Calvino tidak membenci Archiel, hanya saja dia menjaga jarak dengan adeknya karena dia akan teringat mendiang bundanya. Mata Archiel sama persis dengan bundanya, biru langit, polos, dan mengkilat. Sunggu, tatapan Archiel yang sama persis dengan bundanya itu menenangkan. Namun sayang menyakitkan untuk keluarga Vallorand, karena harus mengingat kejadian saat meninggalnya Zaskia Vallorand Nyonya Vallorand, istri dari Asgara Vallorand dan Archael Vallorand, atau aca kembarannya Ciel dan anak bungsu perempuan dari keluarga Vallorand.

Setelah memastikan ayahnya itu benar-benar menjauh dari taman mansion belakang. Calvino pergi kearah Ciel dan hendak mengelus pucuk kepala Ciel, namun sebelum hal itu terjadi, tangannya ditarik paksa oleh seseorang kembali masuk mansion.

Ciel tidak sebodoh itu, dia tau apa yang sedang terjadi, dalam hatinya terasa seperti di iris kecil-kecil. "Sebegitu hinanya lu ciel, bahkan untuk mendapatkan elusan saja lu ngga pantas bagi mereka" batin ciel sambil bangkit berdiri dan berjalan mansion.

"Lepas!" Bentak Calvin dengan nada rendah dan mutlak.

"Sentuh anak itu, dan hukuman menantimu" balas Raza tak kalah dengan nada rendah dan mutlak.

"I dare you" balas Calvin sembari melepas genggaman Raza dan menatap intens Ray dan Reza yang baru saja tiba di ruang keluarga.

"Dare? Kau menantang ku?" balas Reza yang merasa ditantang Calvino karena mengucapkan kata dare sembari menatapnya.

"Ckk" Decak Raza yang jengah dengan kelakuan kembarannya.

"Berhenti berdecak atau ku potong lidah mu" jengah Reza, bosan dengan decakan kembarannya.

Selama perdebatan itu, mereka tidak menyadari ciel sedang berdiri menatap mereka degan tersenyum, yang jika diamati lebih jauh tersirat rasa cemburu dan sedih disaat bersamaan.

Dan tanpa ciel sadari juga kalau kegiatannya dipantau oleh kepala keluarga Vallorand dari cctv. Tanpa sadar air mata nya lolos begitu saja karena melihat senyuman penuh kesedihan milik putra bungsunya.

"Zaskia, aku minta maaf, tapi aku belum bisa menerima dia sebagai putra bungsu ku. Aku egois tapi aku tak kuat menatap matanya" lirih Asgara sambil menutup matanya dengan tangan kanannya dan bersandar di kursi kerjanya.

"Aca, maafkan ayah karena tidak bisa membuat abang kembarmu bahagia, ayah tidak kuat melihat wajahnya yang persis dengan wajah mu" lanjut Asgara dengan lirih. Kembali air matanya lolos untuk kesekian kali nya.

*****
Kembali ke ruang keluarga!
"Potong saja lidahnya, lagian lidahnya tidak ada gunanya jika digunakan hanya untuk berdecak saja" sambung ciel ketika melihat Raza yang baru saja akan membalas perkataan kembarannya Reza.

Tentu saja kata-kata ciel membuatnya dalam zona waspada tingkat 1 semua menatapnya dengan tatapan intimidasi yang dipenuhi aura dominan.

"Ap- apa! Apa gua salah ngomong kayak gitu? Dan lagian ni ye, santai aja nyet liatin orang. Jangan kayak seme lagi liatin ukenya" ucap ciel mencoba untuk tetap tenang.

"Liatin lagi gua kayak gitu, gua cungkil mata lu semua terus gua jual ke pasar gelap tau rasa lu pada!!!" teriak ciel sembari berlari menaiki tangga menuju kamarnya.

Saat akan sampai dilantai dua, seorang pelayan dengan sengaja menyenggol tubuh ciel. Niat awalnya hanya untuk menyenggol saja tidak lebih, tapi apalah daya ciel hilang keseimbangannya dan terguling hingga lantai satu.

Sakit, dingin, dan pusing, ciel rasakan. "Apa gua bakal mati lagi? Anjing lah belum juga foya-foya dikehidupan gua yang kedua ini" batin ciel dengan nada yang sedikit menyedihkan.

Saat kesadarannya belum hilang sempurna, ciel melihat kearah abang-abangnya. "Hahaha.... Bahkan disaat seperti ini saja mereka enggan menolong gua" batin Ciel
"Bunda, daddy Gabriell coming...." dan akhirnya kesadarannya hilang 100%

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang