12. Mall

9.5K 783 13
                                    

Setelah drama keluarga tadi, sekarang Asgara dan anak-anaknya sudah tiba di mall. Mereka menyusuri tiap tempat untuk berbelanja perlengkapan Archiell, bahkan taip kali belanja semua atensi pengunjung terarah kepada mereka. Bagaimana tidak, riwehnya Reza dan Raymond mengalahkan emak-emak rempong. Nih kayak sekarang ini ni.

"Abang, ish mana ada Ciel mau pakai tas modelan gitu. Anak TK kali dia nya!" protes Reza.

"Ehhh adela, ini tuh pas ya ama keimutan Archiell. Kalau kamu yang pakai baru deh keliatan jijiknya" balas Raymond.

"Adela siapa?" heran Reza "yang ini aja ya lord, pas ini keren kalau Archiell pakai. Biar kayak bad boy gitu" lanjut Reza.

"Adela=adek laknat, dan adek tuh cocoknya pakai yang ini" tegas Raymond.

"Ayah, Ciel ambil yang ini boleh?" malas Archiell ladeni abang-abangnya, malu lah jadi pusat perhatian. Makanya dia ambil jalan tengah, dia milih tas bernuansa abu-abu. Sederhana tapi elegan.

"Ya udah kalau kamu suka yang itu. mbak kami beli yang ini.
bungkus semuanya sama barang-barang yang lain" Asgara mengambil tas yang di maksud Archiell dan memberikannya pada pelayan.

"Dan kalian! Hentikan perdebatan bodoh kalian" tegas Asgara kepada Raymond dan Reza.

"Hmm" balas mereka kompak.

Setelah selesai melakukan pembayaran, Asgara pergi kesebuah studio foto.

" kenapa make pakaian yang nuansanya hitam ayah?" tanya Archiell.

"Biar kece, trus bisa ala-ala mafia kayak kakek dan Daddy" balas Reza excited.

"Ohhh" Archiell hanya ber ohh ria saja sambil mengangguk seolah paham.

Setelah selesai mengambil beberapa foto, akhirnya mereka memutuskan singgah di salah satu restaurant.

Baru saja mereka hendak memesan makanan, tiba-tiba suara tembakan menggema dalam restaurant. Semua menegang, Asgara tidak membawa satupun bodyguard saat ini. Dia ingin menghabiskan waktunya dengan putra-putranya.

Asgara bangkit berdiri dan menjadi tameng anak-anaknya. Mereka tidak tau dari mana arah penembakan, tapi yang pasti, Asgara ingin melindungi keluarga nya.

"Lindungi tuan dan para tuan muda" tegas Xavier.

Belasan bodyguard berbadan tegap, dan memakai pakaian serba hitam serempak mengerubuni Asgara dan anak-anaknya.

Walaupun heran namun Asgara lega, dia menghampiri Calvino dan Archiell, memeluknya dan tersenyum hangat.

"Jangan takut, ada ayah disini"

Jleb...

Asgara kaget, dia membalikan badannya. Ditatapnya badan tegap sang putra sulung, pandangannya mengabur. Air matanya lolos, tangan bergetarnya menyentuh pundak sang anak dan membalikan badan si sulung menghadap dirinya.

Brukkk...

Raymond jatuh dan berlutut dihadapan Asgara. Calvino, Archiell melototkan matanya melihat pisau yang tertancap diperut sang abang.

Asgara membeku, ditariknya pisau dari perut sang anak. Darah segar mengalir deras. Hening.... Tidak ada lagi suara heboh dari pengunjung restaurant yang panik. Pandangan dan pendengaran Asgara terkunci hanya untuk sang sulung, dia fokus menatap luka sang putra, dan mendengar deru napasnya.

Ditarik ujung kemejanya hingga menampilkan perut sixpacknya.
Dililitnya kemeja itu pada perut Raymond.

"Bertahanlah, ay-ayah akau membawamu kerumah sakit" Asgara mengangkat tubuh anaknya dan berlari keluar restaurant, tapi sebelum itu.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang