7. Manja

4.7K 379 65
                                    

Setelah selesai menyuapi Gabriell dan menyuruh anak itu minum obat, mereka semua termasuk Gallen memutuskan untuk tidak kembali ke kelas mereka masing-masing. Alasannya sih mau menemani Gabriell, padahal emang mau bolos aja mereka, apalagi Reza sama Calvino.

"Abang, Gabi boleh ya pulang sama abang, ya ya ya ya ya" rengek Gabriell sambil mengayun-ayunkan kedua tangan sang abang kekiri dan kekanan.

"Iya-iya sayang, tapi jangan imut-imut kayak anak kecil gini dong, abang ngga kuat liatnya" balas Raza sambil mencubit hidung adiknya dengan tangan yang berhasil dia lepas dari genggaman sang adik.

"Ngga papa, kan sama abang sendiri hehe" balas Gabriell

"Udah-udah sekarang kekelas sana, ambil tasnya terus keparkiran ya, abang tunggu disana" Raza memutar tubuh sang adik menghadap pintu UKS dan mendorong nya lembut keluar UKS.

"Ish abang belum waktunya pulang juga udah main usir-usir aja, lagian ni ya bang, nanti motor Gabi gimana?" tanya Gabriell sambil melipat kedua tangannya didepan dada.

"Udah nanti abang suruh Xavier yang ambil" potong Reza.

"Huwaaa, abang Gabi yang satu ini emang debest" puji Gabriell yang melompat dari lengan Raza ke lengan Reza yang berdiri tak jauh dari tempatnya berdiri, dan bergelayut manja dilengan sang abang.

"Nah kalau ada maunya aja pasti manja, coba kalau ngga! Beh liat kita-kita ni kayak lagi liat sampah masyarakat" sinis Reza, tapi tak ayal dia malah mengelus surai lembut sang adik, dan terkadang mengacaknya pelan.

"Abang ni ya! Gabi manja salah, Gabi jahil juga salah, abang maunya apa? Info atuh biar Gabi ngga serba salah mulu, lelah hati dan batin Gabi" ucap Gabirell dramatis sambil meremas dada kirinya.

"Hmm lebaaaiiiiii...." jengah Anggara sambil mendorong wajah Gabriell pelan.

"Ulululu ada yang cemburu ni, iri bilang boss! Irikan karna ngga bisa manja-manja sama abang Reza dan yang lain. Makanya bang, ngga usah gengsi, turunin dikit biar ngga makan ati" ejek Gabriell, dan tertawa puas melihat respon Gabriell yang mendadak salah tingkah.

"Abang udah, ngga baik kayak gitu!" tegur Archiell. Dia juga lucu melihat Anggara salah tingkah sendiri, tapi disisi lain dia juga kasihan sama abangnya itu.

"Adek apaan sih? seru gini juga, tuh liat lucu kan bang Angga malu-malu gitu" balas Gabriell sambil tertawa melihat wajah Anggara yang tambah memerah.

"Abang, udah" tegur Archiell dengan nada rendah, sebenarnya dia cuma tegur biasa aja tapi yang lain malah salah presepsi dengan nada tegurannya. Semua diam, nada rendah Archiell berhasil membuat mereka semua bungkam.

"Adek marah ya? Maaf" lirih Gabriell sambil menundukan wajahnya tak berani menatap wajah sang adik.

Archiell menatap heran Gabriell, dia bingung dengan sikap abangnya sekarang. Dan seketika ide jahil di kepalanya muncul, dia menampilkan smirk tipisnya.

"Ngga" jawab datar Archiell sambil menahan senyumnya.

Gabriell mengangkat wajahnya sedikit, dan mengintip ke arah Archiell sebentar dan menunduk lagi saat netranya bertemu dengan netra sang adik.

Bahu Gabriell bergetar, air matanya jatuh, suara tangisan terdengar samar-samar di telinga mereka.

"Adek?" tegur Calvino khawatir.

Mendengar teguran sang abang, Gabriell langsung berlari memeluk Calvino dan menyembunyikan wajahnya di dada bidang sang abang.

"Abang, Gabi hanya becanda tadi, Gabi ngga tau kalau tadi Gabi berlebihan" Gabriell berusaha berbicara dengan nada yang sesegukan.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang