6. Adek

4.2K 376 105
                                    

"Adek hei bangun, ada apa? Jangan seperti ini, jangan buat abang khawatir" Reza menggucang tubuh sang adik dengan lembut.

"Abang, jangan ninggalin Gabi" tangis Gabriell dalam tidurnya.

"Sayang heiii bangun, jangan gini terus. Buka mata kamu dan lihat abang, tidak ada yang ninggalin kamu. Kami semua disini, kamu hanya mimpi buruk sayang" ucap Reza sambil terus berusaha membangunkan sang adik.

"ABANG RAZA!"

"Eh anak ayam selingkuhan anak anjing" latah Reza saat Gabriell bangun dan berteriak dengan tidak santainya.

"Adek! Bisa ngga kode dulu kalau mau bangun! Kagetkan abang jadinya!" geram Reza.

"Udahlah bang" jengah Calvino

"Abang" panggil Archiell lembut.

Gabriell yang masih mencerna situasinya menatap heran kedua abang dan satu adiknya.

"Bang Raza mana?" lirih Gabriell

"Bang Raza ke kantin kalah bang Angga lagi ke apotek buat beli makan sama obat abang. Asam lambung abang naik, abang siap-siap aja dapat ceramah dari kakek, daddy, papa, dan ayah. Oh iya plus abang Jayden, bang Hersa, bang Barak sama bang Raymond" jelas Archiell panjang lebar.

"Tadi Ciel udah cepuin abang ke mereka" lanjut Archiell.

Gabriell yang mendengar ucapan panjang x lebar x tinggi bagi luas sang adik pun hanya menatap sinis sang adik dan memutar bola matanya julid. Sedang Archiell malah mengangkat bahunya acuh dan mendudukan dirinya di sofa dekat ranjang UKS.

Suara pintu UKS terbuka dari luar mencuri atensi mereka semua, sosok Raza masuk dengan membawa plastik hitam.

Melihat sang abang ketiga yang baru saja muncul, Gabriell bangkit berdiri secara serentak dan melompat kearah sang abang. Dengan sigap Raza melepas plastik yang dia bawa dan menangkap tubuh sang adik. Syukur saja Raza masih bisa menjaga keseimbangannya sehingga tidak terjatuh.

Shhhh....

"Adek!" kompak mereka semua.

Ya gimana ngga kaget, Gabriell saja sampai mendesis kesakitan seperti itu. Anak yang satu ini memang benar-benar tidak bisa diam, infus yang terpasang ditangan kirinya terlepas dengan kasar saat dirinya melompat kearah Raza.

"Adek, sekali lagi kamu kayak gitu kamu akan tahu rasanya hukuman yang bisa abang kasih tanpa belas kasihan" bentak Reza tegas, mutlak dan penuh penekanan.

"Adek liat! Semua bubur dan minuman yang sudah bang Raza beli tumpah dan berserakan dilantai sekarang!" bentak Calvino.

"Abang!" bentak Archiell kepada kedua abangnya yang baru saja membentak Gabriell

Sedangkan Raza, dia sudah mengeraskan rahangnya. Dia marah dan khawatir kepada Gabriell, tapi dia lebih marah pada abang kembarnya dan adik ketiganya yang berani membentak Gabriell. Sudah dibilang bukan, Raza tidak suka ada yang membentak sang adik.

Sedangkan Gabriell, dia sudah menangis dalam gendongan Raza, dan Raza yang menyadari hal tersebut mengerutkan keningnya.

"Adek?" panggil Raza lembut.

"Hmm?" balas Gabriell.

"Kenapa nangis?" tanya Raza pelan.

Pertanyaan Raza sukses mengalihkan pandangan Reza, Calvino dan Archiell pada Gabriel.

"Abang, sesakit itu ya?" tanya Archiell.

"Ngga" jawab Gabriell.

Dia terus menyembunyikan wajahnya di ceruk leher sang abang.

Archiel & Gabriello [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang