"Gabriell, dokter sudah bilang berulang kali bukan, kamu harus rutin untuk melakukan cuci darah (hemodialisis)" geram Barak pada sepupunya yang beberapa minggu terakhir ini tidak melakukan cuci darah.
Gabriell mengalami Penyakit Ginjal kronis stadium 5, akibat perbuatan Raga dan Siska dulu. Gabriell telah didiagnosis gagal ginjal saat dia berumur 6 tahun, di mana hal itu disebabkan karena kebiasaan hidup Gabriell yang buruk. Anak itu selalu dipaksa kerja berat, dia akan dihukum jika pekerjaaannya tidak dilakukan dengan bejus dan berakhir tidak diberikan makan dan minum. Alhasil kebutuhan cairan tubuh anak itu tidak terpenuhi dengan baik.
Ditambah lagi dia sudah berulang kali mengalami dehidrasi, dan untuk mengatasinya terkadang dia akan meminum air mentah dari keran air dengan posisi berdiri. (Ck ck ck, buat para readers jangan kebiasaan minum air sambil berdiri oke😌 ngga bagus untuk ginjal nya😉 nanti ngga bisa dijual kalau butuh cuan😇)
Walaupun tau anak itu didiagnosis gagal ginjal, baik Raga maupun Siska tidak pernah serius memberikannya perawatan atau penanganan, maksimalnya cuma diberi obat pereda nyeri saat Gabriell mengeluh sakit.
"Abang... Abang tau sendiri semua aktivitas Gabi dipantau sama semuanya, jadi Gabi ngga bisa seenaknya keluar. Apalagi kalau Gabi ke rumah sakit, bisa curiga mereka abang" jelas Gabriell membela diri.
"Cuma saat sama abang saja kalau Gabi keluar ngga di pantau, dan beberapa minggu ini abang selalu sibuk mengurus surat kepindahan abang dari Jerman ke Indonesia, jadilah Gabi ngga sempat cuci darah" lirih Gabriell.
Barak diam, dia sadar selama ini dia sibuk dengan urusannya. Tapi dia tidak bermaksud mengabaikan adiknya, dia ingin yang terbaik untuk adiknya.
"Gabi sayang, hei liat abang! Jangan menunduk seperti itu, sekarang siap kita keruangan untuk melakukan cuci darah. Dan abang janji, kedepannya abang selalu ada buat kamu, oke" jelas Barak sambil memeluk sang adik.
"Abang Gabi mohon, Gabi pengen hidup lama abang. Jadi tolong selalu ada buat Gabi" mohon Gabriell lirih.
"Gabi, Abang janji, tapi bagaimana jika suatu saat nanti abang tiada? Kamu harus jujur dengan keluargamu, jangan menyiksa dirimu seperti ini sayang. Jika seperti ini terus, abang takut jika suatu saat abang gagal menepati janji abang" lirih Barak.
"Abang kenapa ngomong kayak gitu? Gabi ngga suka! Dan untuk jujur, Gabi takut abang, Gabi ngga mau menyusahkan mereka lagi. Abang juga waktu itu taunya karena abang yang rawat Gabi pas lagi kritis, jika tidak-"
"Jangan berpikir untuk merahasiakan sesuatu dari abang Gabriello Vallorand!" tekan Barak, dan mengeluarkan aura yang tidak bersahabat.
"Pasien atas nama Gabriello Vallorand" panggil seorang perawat.
"Abang, Gabriell kedalam dulu" pamit Gabirell dengan tersenyum manis.
Cup...
Gabriell mencuri satu kecupan pada pipi sang abang. Sedangkan Barak membalas dengan senyuman lembutnya.
"Abang mohon, bertahanlah sampai abang menemukan ginjal yang cocok untuk mu. Abang mohon" lirih Barak.
Tak terasa sudah kurang lebih 5 jam berlalu, dan kini Gabriell serta Barak sudah pulang ke mansionnya.
"Dari mana? Kenapa keluar tanpa membawa bodyguard?" tekan Gavendra.
"Ck, dia bersama ku dad, jadi tidak butuh bodyguard segala" balas Barak.
"Boy, setidaknya untuk berjaga-jaga" nasehat Valle.
"Kek, Barak dan Gabi hanya pergi ke Timezone, soalnya Gabi ingin ke sana" balas Barak.
Sedangkan Gabriell, dia lelah, dia ingin sekali membaringkan tubuhnya ke kasur. Asgara yang akan mengangkat suara mengurungkan niatnya, dia berdiri mendekat kearah sang anak dan menggendong Gabriell ala koala.
KAMU SEDANG MEMBACA
Archiel & Gabriello [END]
Mystery / ThrillerBrukk... Tubuh yang terlihat cukup tinggi, kurus, dan putih jatuh dengan keras dan tidak estetiknya dari lantai 3 mall yang sedang ramai-ramainya pengunjung. "Anjing lah sakit bangsat, mampus dah rasa-rasanya tulang kepala gua remuk tak tersisa" bat...